38
H
1
: B
i
≠ 0 Keterangan :
H : Model signifikan
H
1
: Model tidak signifikan
4.4.5 Estimasi Perhitungan Harga Air A. Pendekatan Produksi Marginal
Dalam ekonomi, produk marjinal atau produk fisik marjinal adalah output tambahan yang dihasilkan oleh satu unit lebih dari input yang digunakan. Dengan
asumsi bahwa tidak ada lain untuk mengubah input produksi, produk marjinal dari input yang diberikan X dapat dinyatakan sebagai :
ΔY = Output produksi Y
1
-Y
2
ΔX = X
1
[SRI - Konvensional] Dimana
ΔX adalah perubahan input produksi air untuk mengairi sawah petani dan
ΔY adalah produksi gabah padi yang dihasilkan petani. Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi air yang digunakan dalam
pertanian SRI.
B. Pendekatan Biaya Investasi
Air baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah terlebih dahulu menjadi air bersih atau air minum jadi air baku dalam
pengertian penelitian ini adalah air yang didapat dengan cara melakukan pengalian tanah sumur gali atau dengan cara pemboran air tanah baik dengan
pemboran dangkal atau dengan pemboran dalam untuk mendapatkan air baku tersebut, sedangkan air bersih adalah air yang dapat digunakan oleh masyarakat
39
untuk memenuhi keperluan sehari-hari yang memenuhi persyaratan baku mutu air bersih yang ditetapkan.
Harga air baku adalah sejumlah biaya dan upaya yang dikeluarkan sekarang untuk mendapatkan atau mengeluarkan air tanah sampai ke permukaan
tanah yang meliputi biaya konstruksi, biaya tetap biaya operasional selama umur ekonomi Abidin, 2008 Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan proyek pompanisasi, dimana harga air dapat dihitung dengan perhitungan nilai investasi suatu proyek pompanisasi, baik dari biaya tetap dan
biaya operasional dibagi dengan jumlah volume air yang dapat dihasilkan proyek tersebut. Perhitungan harga air baku dapat dihitung dengan persamaan dibawah
ini: Rumus Perhitungan Harga Air :
4.4.6 Analisis Kesempatan Kerja
Pengaruh penggunaan irigasi terhadap penyerapan tenaga kerja tidak terjadi secara langsung melainkan melalui peningkatan intensitas tanam. Dengan
perubahan frekuensi penanaman, jumlah tenaga kerja yang digunakan ikut berubah juga. Menurut Dewi 2007 diacu dalam Tyas 2005, tenaga kerja
digolongkan menjadi dua yaitu menurut asal sumberdaya dan menurut jenisnya. Menurut sumber dayanya, tenaga kerja dalam usaha tani dibedakan menjadi
tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga petani dan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya, ada tiga jenis tenaga
∑ Biaya Investasi Pompanisasi + ∑ Biaya Tetap + Biaya Operasional Volume Air yang Dihasilkan
40
kerja yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik traktor. Untuk menganalisis kesempatan kerja, dalam penelitian ini
dibandingkan antara penggunaan tenaga kerja usaha tani dengan metode SRI dan usaha tani non SRI. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
∆
KK
= Perubahan Kesempatan Kerja HOK TK
SRI
= Tenaga kerja dengan SRI HOK TK
non SRI
= Tenaga Kerja Non SRI HOK
∆
KK
= TK
SRI
– TK non
SRI
41
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Profil Desa
Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi
yang terletak sekitar 160 km dari arah Jakarta meliputi areal seluas 420.000 hektar yang terbentang mulai dari ketinggian 0-2.958 m, di atas permukaan laut.
Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten Sukabumi memiliki luas ± 419.970 ha ini terletak
antara 106º49 sampai 107º Bujur Timur BT 60º57 - 70º25 Lintang selatan LS. Keadaan topografi daerah sukabumi meliputi permukaan bergelombang,
pegunungan di bagian utara, pebukitan di bagian tengah, bagian selatan bergelombang melandai ke arah pantai dengan ketinggian antara 0-2.969 meter di
atas permukaan laut. Garis pantai dibagian selatan 117 km. Batas-batas wilayahnya: Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Samudra Indonesia, Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudra Indonesia, Sebelah Timur, berbatasan dengan
Kabupaten Cianjur. Dari aspek kemampuan tanah kedalam efektif dan tekstur, daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar berstruktur tanah sedang tanah
lempung. Kedalaman tanahnya dapat dikelompokan menjadi 2 Dua golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam lebih dari 90 cm. Kedalaman tanah
sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan Selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian u
Kabupaten Sukabumi beriklim tropis dengan curah hujan sebesar3.719 mm dari 183 hari hujan pada tahun 2005. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan