52
Urea sebesar 26,23 kgHa dengan biaya rata-rata yg dikeluarkan Rp 2500kg, penggunaan Pupuk KCL sebesar 6,83 KgHa dengan Biaya Rata2 yang
dikeluarkan Rp 1800kg, penggunaan pupuk NPK sebesar 3,5 kgHa dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan Rp 3000kg. Rata-rata penggunaan pupuk TSP sebesar
16,43 kgHa dengan biaya rata-rata Rp 2500kg. Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Pupuk Kimia petani Konvensional di desa
Jambenenggang, kec Kebon Pedes, Kab Sukabumi 2011
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat dianalisis bahwa Biaya total dari pupuk Urea yang dikeluarkan petani konvensional di desa Jambenenggang
sebesar Rp 65.575Ha, nilai biaya pupuk KCl sebesar Rp 12.294Ha, nilai biaya pupuk NPK Rp 10.500Ha dan pupuk TSP Rp 41.075Ha. Biaya pupuk
merupakan bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani.
6.1.3 Pestisida
Dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit pada usaha tani SRI tidak menggunakan pestisida kimia. Hal ini dikarenakan dapat berpengaruh
terhadap kualitas beras yang dihasilkan, untuk itu pengendalian hama dan penyakit para petani SRI melakukannya dengan cara pengendalian fisik dan
penyemprotan dengan menggunakan handsprayer. Pengendalian fisik dilakukan
Pupuk Urea Pupuk KCL
Pupuk NPK Pupuk TSP
Jumlah
Jumlah Kg 185,78
55,46 34,38
94,25 369,87
Harga RpKg
2.500 1.800 3.000
2.500 9.800 Biaya Rp
464.460 99.836
103.152 235.647
903.095
53
dengan cara mencabut gulma yang berada dilahan dan pematang sawah, sedangkan penyemprotan hama dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati
yang biasanya dibuat sendiri. Seringkali petani melakukan tindakan pengendalian bersamaan dengan saat penyemprotan MOL dilakukan pupuk daun, karena
dalam komposisi MOL terkadang dicampurkan bahan-bahan organik seperti gadung, daun nimba, dan lain-lain yang dapat mengendalikan hama. Hal ini
dilakukan agar kondisi lahan bersih dari gulma yang biasanya dijadikan oleh hama dan penyakit sebagai tempat bersemayam.
Petani padi konvensional dalam melakukan pengendalian hama dan penyakitnya menggunakan pestisida kima. Pestisida yang digunakan oleh petani
konvensional terdiri dari dua jenis yakni berdasarkan cara aplikasinya yaitu pestisida padat dan pestisida cair. Pada pestisida padat yang digunakan antara
lain, yaitu pestisida dengan merek dagang Furadam. Sedangkan pestisida cair yang digunakan petani padi konvensional seluruhnya dalam bentuk formula cair
dengan seperti Pirtako,Obat eceng, Allika spontan, Pilia,Skor. Petani biasanya melakukan penyemprotan pestisida bila terdapat serangan hama atau penyakit
pada tanaman, namun pada beberapa petani tetap melakukan penyemprotan meskipun tidak terdapat serangan hama sebagai tindakan pencegahan. Hal serupa
juga dilakukan dengan cara menaburkan furadam. Rata-rata penggunaan furadam yang dilakukan petani adalah sebesar 1.82 kgha. Berdasarkan data yang
diperoleh, penggunaan pestisida cair yang digunakan petani yaitu Allika 11,67 , Skor 5.83, Pillia 40.87 , Pirtakol 40.87 , Obat eceng 0.58 ,Spontan 0.14
. Pada Tabel bawah ini dapat dilihat beberapa jenis obat-obatan yang digunakan petani Konvensional.
54
Tabel 12. Jenis Obat-Obatan Pada Usaha tani Padi Konvensional di Desa Jambenenngang, Kec. Kebon Pedes, Kab. Sukabumi untuk Musim
Tanam MT Periode Januari-Maret 2011 Per Hektar
Sumber : Data primer diolah
6.1.4 Tenaga Kerja