Perhitungan Estimasi Nilai Ekonomi Air

66 Tabel 18. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Metode SRI dan Usaha tani Padi Konvensional di Desa Jambenenggang, Kec. Kebon Pedes Januari – April 2011 RpHa No Uraian Padi SRI Rp Padi Konvensional Rp 1 Pendapatan usaha tani 16.503.396 11.005.435 2 Biaya usaha tani : Tot.Biaya tunai 11.112.866 99,98 8.632.293 99.98 Tot.Biaya diperhitungkan 260.740 0,02 147.408 0,02 Total Biaya 11.373.606 100,00 8.779.701 100,00 3 Pendapatan atas B.Tunai 5.390.530 2.373.142 4 Pendapatan atas B.Total 5.129.790 2.225.734 5 RC Ratio B.Tunai 1,48 1,27 6 RC Ratio B.Total 1,45 1,25 Sumber :Data Primer Diolah

7.4 Perhitungan Estimasi Nilai Ekonomi Air

Air merupakan input produksi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Untuk tanaman padi sendiri membutuhkan air yang cukup banyak dalam proses pertumbuhannya. Lahan pertanian di desa Jambenenggang pada umumnya merupakan sawah tadah hujan, yang berarti bahwa petani hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya. Namun di beberapa tempat, ada beberapa petani yang menggunakan air sungai yang dibendung untuk mengairi lahan pertaniannya. Ketersediaan sumberdaya air yang semakin terbatas, mengharuskan petani untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada agar lahan pertanian tetap mendapat air. Efisensi air dalam pertanian merupakan penggunaan sumber daya air 67 seminimum mungkin sebagai faktor input produksi, namun tidak mempengaruhi output yang dihasilkan. Air baku ini merupakan air yang berasal dari air tanah termasuk mata air yang telah diambil dari sumbernya dan telah siap untuk dimanfaatkan. Harga air baku merupakan nilai rupiah dari biaya eksploitasi atau investasi untuk mendapatkan air baku tersebut. Harga Air Baku HAB adalah harga rata-rata air tanah per satuan volume di suatu daerah yang besarnya sama dengan nilai investasi untuk mendapatkan air tanah tersebut dibagi dengan volume produksinya. Sukanto R. 1989, Harga air baku adalah sejumlah biaya dan upaya yang dikeluarkan sekarang untuk mendapatkan atau mengeluarkan air tanah sampai ke permukaan tanah yang meliputi biaya konstruksi, biaya tetap biaya operasional selama umur ekonomis. Abidin Z 2008. Untuk melihat tingkat efisiensi air secara ekonomi, dapat diketahui dengan menggunakan nilai ekonomi dari air tersebut. Nilai ekonomi air dapat dibandingkan antara air yang digunakan padi sawah SRI dengan air yang digunakan padi konvensional. Nilai ekonomi air dapat dihitung dengan beberapa pendekatan teori ekonomi. Salah satu teori ekonomi yang dapat digunakan yaitu pendekatan teori ekonomi produksi, yaitu dengan menghitung nilai produk marginal dari setiap tambahan input yang diberikan yang berpengaruh terhadap output yang dihasilkan. , atau Berdasarkan dari data ini diperoleh nilai X yang merupakan nilai selisih input produksi yaitu 4000 m 3 dengan asumsi luas lahan yang sama namun 68 metode pertanian yang berbeda. Dari sisi produksi, dapat diketahui bahwa rata- rata produksi padi sawah dengan menggunakan metode SRI lebih besar dibandingkan dengan rata-rata produksi GKP padi konvensional. Produksi rata- rata GKP yang dihasilkan padi SRI sebesar ∆y 5.897,07 Kg, sedangkan rata-rata produksi GKP padi konvensional sebesar 4.402,17 Kg. dari hasil perhitungan diperoleh Y yang merupakan selisih output produksi SRI dengan konvensional dengan asumsi luas lahan sama. Dari hasil perhitungan pada tabel dapat diketahui bahwa nilai MP sebesar 0,372 yang merupakan nilai marginal dari air sebagai input produksi. Untuk menghitung nilai ekonomi air dapat diasumsikan dengan biaya marginal yang dihitung. Biaya marginal adalah perkalian antara nilai P Y yang merupakan harga dari GKP yang dihasilkan dengan nilai marginal MP dari air tersebut. Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat diketahui bahwa biaya marginal sebesar Rp 1.041,6. Nilai ini dapat diasumsikan sebagai nilai ekonomi air per m 3 yang dialirkan oleh petani ke sawah mereka, baik petani padi SRI maupun petani padi konvensional. Berdasarkan data yang sudah dihitung dapat dikaji bahwa ternyata air memiliki nilai yang cukup besar, khususnya buat pertanian. Keberadaan air sangat dibutuhkan untuk berproduksi sehingga nilai ekonomi air diharapkan dapat menjadi tolak ukur untuk tetap menjaga ketersediaan sumberdaya air. 69 Tabel 19. Tabel Nilai Ekonomi dari Penggunaan Air Padi Sawah desa Jambenenggang Kabupaten Sukabumi Uraian SRI Konvensional Δ Jumlah 1. Produksi Kg 5.894,07 4.402,17 ΔY 1.491,90 2. Penggunaan air m 3 7.500,00 11.500,00 ΔX 4.000,00 3. Rasio: ΔY ΔX 0,37 4. Nilai Ekonomi air : P Y . 1.041,60 Selain dengan menggunakan pendekatan ekonomi produksi, nilai ekonomi air dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan investasi proyek pompanisasi yang ditulis oleh Mia Mardiyatuljanah. Tabel 20 . Komponen Biaya Investasi Pompanisasi, Tahun 2008 No. Uraian Jumlah Rp Persentase 1. Pekerjaan persiapan 1.335.629 0,20 2. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal 63.343.091 8,00 3. Pengadaan pipa 493.912.485 62,40 4. Pemasangan pipa 63.568.876 8,00 5. Pekerjaan rumah panel 33.732.772 4,30 6. Pekerjaan Rumah Pompa 9.416.548 1,20 7. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator 99.103.376 12,50 8. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung 26.499.708 3,40 Biaya Total 790.912.485 100,00 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, 2008 70 Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya operasi terdiri dari pembayaran listrik, pelumas dan upah operator. Biaya listrik, pelumas dan upah operator per tahun berturut-turut adalah Rp 4.356.000,00 , Rp 4.873.125,00 , Rp 12.000.000,00. Total biaya operasi adalah Rp 21.229.125,00 Tabel Lampiran 5. Sedangkan biaya Pemeliharaan merupakan biaya rutin yang besarnya Rp 373.600tahun. Tabel 21. Biaya Pemeliharaan No Uraian Jumlah Rp 1. Biaya Listrik 4.356.000 2. Biaya Pelumas 4.873.125 3. Upah Operator 12.000.000 4. Biaya Pemeliharaan 373.600 Biaya Total 812.515.210 Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai investasi suatu proyek pompanisasi diasumsikan sama dengan nilai Rp 812.515.210,- dan untuk mengestimasi nilai ekonomi air, nilai investasi dan biaya operasional akan dikonversi menjadi nilai invesatasi dan biaya operasional setiap tahunnya, sehingga di peroleh bahwa nilai investasi serta biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 167.7976.222,- per tahun. Berdasarkan nilai invesatsi proyek setiap tahunnnya dapat diestimasi nilai ekonomi air yang menggunakan rumus dibawah ini : ∑Biaya Investasi pembuatan sumur + ∑BiayaTetap+Biaya Operasional Volume Air yang dihasilkan 71 Rp 158.182.497,- + Rp 21.229.125,- + Rp 373.600 15.552 m 3 = Rp 11.560,26 per m 3 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diestimasi bahwa nilai ekonomi air untuk setiap penggunaan air rata-rata petani sebesar Rp 11.560,26 per m 3 . Dari hasil di atas, dapat dsimpulkan bahwa air yang selama ini dipandang tidak bernilai sama sekali ternyata memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi terutama bagi sektor pertanian yang merupakan salah satu input produksi yang sangat penting. Penggunaan sistem padi SRI yang menghemat air pada tabel di atas menunjukan bahwa padi SRI mampu menghemat nilai ekonomi air yang cukup tinggi dan dapat menguntungkan secara ekonomi.

7.5 Hasil Uji Statistik Metode SRI dengan Konvensional

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

12 168 47

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2