Estimasi Parameter Fungsi Permintaan Rumahtangga Petani Padi Lahan Sawah Irigasi

yaitu permintaan padi, sayur, pangan yang dibeli, non pangan, waktu luang pria dan waktu luang wanita. Untuk menghindari masalah contemporaneous correlation maka model sistem persamaan diestimasi dengan metode SUR dan restriksi homogen dan simetri. Pengujian restriksi dilakukan antar model permintaan tanpa restriksi dengan model permintaan dengan restriksi. Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada taraf 95 persen antara model tanpa restriksi dengan model yang direstriksi hasil uji F disajikan pada Lampiran 9. Oleh karena itu dalam pembahasan selanjutnya digunakan model persamaan permintaan dengan mengimpose simetri dan homogeniti. Adapun prosedur analisis dengan menggunakan metode SUR disajikan pada Lampiran 10 dan hasil estimasi dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12.

7.1. Estimasi Parameter Fungsi Permintaan

7.1.1. Estimasi Parameter Fungsi Permintaan Rumahtangga Petani Padi Lahan Sawah Irigasi

Hasil estimasi parameter fungsi permintaan rumahtangga petani disajikan pada Tabel 34. Nilai koefisien determinasi R 2 sistem yang diperoleh sebesar 0.5704 diartikan bahwa sebagian besar petani di lahan sawah irigasi 57.04 persen proporsi permintaan pangan, non pangan dan waktu luang rumahtangga dipengaruhi oleh tingkat harga dan upah atau dengan kata lain bahwa harga dan upah masih menjadi faktor penting bagi rumahtangga dalam mengalokasikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan dan keputusan petani memilih waktu luang. Hal ini dicerminkan dari 60 koefisien regresi yang diamati 46 diantaranya 76.67 persen memiliki tanda yang nyata pada tingkat 90 hingga 99 persen. Hasil ini menyiratkan bahwa selain harga dan upah masih ada faktor lain yang mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan dan non pangan serta waktu luang rumahtangga petani seperti preferensi, kebiasaan dan budaya setempat. Dari sistem persamaan permintaan barang pasar pangan yang dibeli dan non pangan ternyata pangsa pengeluarannya tidak dipengaruhi oleh harga padi dan harga sayur. Hal ini menggambarkan bahwa besar kecilnya permintaan barang pasar bagi rumahtangga di lahan irigasi relatif stabil karena rumahtangga tetap harus mengalokasikan pendapatan untuk membeli keperluan tersebut. Proporsi konsumsi non pangan menduduki peringkat pertama dari seluruh pengeluaran rumahtangga yaitu 25.62 persen dari pendapatan total rumahtangga mengingat konsumsi non pangan adalah semua pengeluaran di luar pangan seperti biaya anak sekolah, perawatan kesehatan, biaya listrik dan bahan bakar lainnya. Dari beberapa keperluan rumahtangga maka biaya bahan listrik dan bahan bakar memiliki proporsi terbesar 27.75 persen diikuti oleh biaya pendidikan 23.95 persen. Oleh karena itu masih diperlukan kebijakan harga pada tarif dasar listrik, harga minyak dan biaya pendidikan anak sekolah. Waktu luang anggota keluarga pria dan wanita sangat ditentukan oleh variasi harga dan upah kecuali harga sayur karena kontribusi pendapatan dari sayur relatif kecil. Variabel pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan tanda negatif terhadap waktu luang artinya untuk meningkatkan pendapatan maka anggota rumahtangga akan mengurangi waktu luang dan menambah waktu untuk bekerja. Namun pada tingkat pendapatan tertentu dengan Tabel 34. Estimasi Parameter Fungsi Permintaan Rumahtangga Petani Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Tenggara, Tahun 2009 Pangsa Permintaan Variabel Independen Padi Sayur Pangan Dibeli Non Pangan Luang TK Pria Luang TK Wanita 1. Intersep -0.7037 -0.0758 0.4083 -0.0566 0.7490 0.6788 2. Harga padi 0.0030 -0.0012 0.0031 -0.0005 0.0163 -0.0207 3. Harga sayur -0.0012 0.0018 0.0005 -0.0009 -0.0005 0.0004 4. Harga pangan dibeli 0.0031 0.0005 0.0729 0.0601 -0.1066 -0.0300 5. Harga non pangan -0.0005 -0.0009 0.0601 0.0834 -0.0718 -0.0704 6. Upah TK pria 0.0163 -0.0005 -0.1066 -0.0713 0.5257 -0.3631 7. Upah TK wanita -0.0207 0.0003 -0.0300 -0.0704 -0.3631 0.4838 8. Pendapatan 0.1209 0.0119 -0.0633 -0.0218 -0.0235 -0.0243 9. Jumlah anggota keluarga 0.1959 0.0253 -0.0474 0.0885 -0.1542 -0.0717 10. Pendidikan KK 0.5377 0.0630 -0.2444 -0.0400 0.1058 0.0644 Keterangan : berpengaruh nyata pada taraf 90 persen Keterangan : berpengaruh nyata pada taraf 95 persen Keterangan : berpengaruh nyata pada taraf 99 persen adanya peningkatan upah maka tenaga kerja akan lebih memilih meningkatkan waktu luang. Terhadap produk yang tidak dihasilkan rumahtangga kepala keluarga bertanggungjawab dengan mengurangi waktu luang jika terjadi kenaikan harga barang pasar dan akan lebih meningkatkan waktu bekerja untuk memperoleh pendapatan atau upah. Harga padi tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pangsa pengeluaran padi karena bagi rumahtangga petani khususnya di lahan sawah irigasi dengan asumsi keadaan normal atau jika tidak terjadi perubahan cuaca secara ekstrim padi selalu tersedia dalam rumah karena rumahtangga dapat memproduksi padi dua hingga tiga kali dalam satu tahun. Namun bila harga sayur mengalami peningkatan maka pangsa padi akan turun karena pangsa pengeluaran untuk sayur akan meningkat ditunjukkan oleh variabel harga sayur nyata dan negatif terhadap pangsa padi dan positif terhadap pangsanya sendiri. Jika melihat variabel pendapatan yang mempunyai nilai dugaan positif terhadap padi dan sayur namun mempunyai pengaruh negatif terhadap barang pasar dan waktu luang maka hasil ini menyiratkan bahwa dengan pendapatan yang meningkat maka rumahtangga akan meningkatkan pangsa pengeluaran pangan untuk padi dan sayur, mengurangi pangsa pengeluaran barang pasar dan waktu luang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa padi dan sayur merupakan barang normal bagi rumahtangga petani. Dengan pendapatan yang meningkat maka konsumsi barang akan meningkat atau dengan pendapatan yang lebih tinggi rumahtangga lebih leluasa mengalokasikan kembali pendapatan untuk kebutuhan pangan rumahtangga. Berbeda dengan hasil yang diperoleh Sawit 1993 yang mendapatkan hasil estimasi pendapatan terhadap permintaan padi bertanda positif dan mendekati nol 0.0032, sedangkan terhadap permintaan palawija bertanda negatif -0.0001 yang dapat diartikan apapun tanda koefisien regresi yang diperoleh perubahan pendapatan cenderung tidak mengubah permintaan pangan produksi rumahtangga. Berbeda pula dengan penelitian Susila 2005 yang mendapatkan variabel pendapatan negatif terhadap pangsa pengeluaran beras, yaitu -0.0219. Dalam penelitian ini hanya permintaan sayur yang mendekati nol, yaitu 0.0019, sedangkan terhadap pangsa pengeluaran padi sebesar 0.1209. Jika dilihat dari tanda negatif pada perubahan pendapatan terhadap pangsa pengeluaran barang pasar pangan yang dibeli dan non pangan maka dapat diartikan bahwa rumahtangga petani masih akan mengurangi pangsa untuk barang pasar jika terjadi kenaikan harga barang pasar dan mengkonsumsi jenis pangan yang diproduksi rumahtangga atau dengan kata lain diversifikasi pangan belum membudaya di wilayah penelitian mengingat adanya keterbatasan di wilayah penelitian terhadap produk di luar pertanian sehingga akses untuk memperoleh produk non pertanian masih terbatas. Pengaruh variabel demografi yaitu jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan kepala keluarga hampir seluruhnya signifikan terhadap permintaan rumahtangga. Kedua parameter tersebut signifikan dengan tanda positif terhadap permintaan padi dan sayur, berpengaruh negatif terhadap permintaan pangan yang dibeli dan permintaan konsumsi non pangan. Hasil ini dapat diartikan jika jumlah anggota keluarga meningkat maka permintaan padi dan sayur juga akan meningkat karena padi dan sayur masih merupakan jenis pangan pokok yang dikonsumsi sehari-hari sedangkan terhadap permintaan pangan yang dibeli dan non pangan pangsa pengeluarannya semakin kecil disebabkan bahwa dengan semakin banyaknya jumlah anggota keluarga maka rumahtangga akan lebih mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan pangan pokok sehingga pangsa untuk konsumsi pangan yang dibeli dan konsumsi non pangan semakin rendah. Hasil penelitian serupa juga dilaporkan oleh Abdulai et al. 1999 bahwa variabel jumlah anggota keluarga nyata dan positif untuk persamaan pangsa pengeluaran pangan yang murah dan bertanda negatif untuk jenis pangan yang mahal. Rachman 2001 juga mendapatkan variabel jumlah anggota keluarga sebagian besar nyata mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan dengan tanda positif, sedangkan Kemalawaty 1999 mendapatkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap pangsa pengeluaran pangan yang diminta rumahtangga, yaitu pangsa ikan, daging ternak dan telur. Tingkat pendidikan kepala keluarga mempunyai pengaruh nyata terhadap semua permintaan rumahtangga dengan tanda berbeda antar permintaan. Berbeda dengan hasil penelitian Rachman 2001 yang melaporkan bahwa dengan tingginya tingkat pendidikan kepala keluarga terdapat kecenderungan menurunnya pangsa pengeluaran untuk pangan pokok disebabkan oleh adanya pergeseran ke arah pangan yang lebih bermutu. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan semakin tingginya tingkat pendidikan kepala keluarga pangsa pengeluaran produk rumahtangga padi dan sayur semakin tinggi dan menurunnya pangsa untuk pangan yang dibeli dan pangsa non pangan. Hal ini dapat dimengerti bahwa rata-rata pendidikan kepala keluarga di daerah penelitian masih setara dengan pendidikan dasar sehingga belum membentuk pola pikir ke arah pemenuhan gizi keluarga yang dapat diperoleh dengan mendiversifikasi bahan pangan. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Abdulai et al. 1999 bahwa pendidikan kepala keluarga mempengaruhi konsumsi pangan di daerah perkotaan di India. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di daerah pedesaan yang didominasi oleh petani, tingkat pendidikan kepala keluarga belum bisa mempengaruhi pola konsumsi pangan rumahtangga yang mengarah kepada kecukupan gizi anggota keluarga. Disamping itu infrastruktur pedesaan yang belum terbenahi dengan baik seperti jalan desa, jasa listrik dan pasar desa pada hari-hari tertentu dapat menghambat akses rumahtangga terhadap informasi jenis pangan yang tidak diproduksi oleh rumahtangga petani.

7.1.2. Estimasi Parameter Fungsi Permintaan Rumahtangga Petani Padi Lahan Sawah Tadah Hujan