natura system bawon yaitu 7 : 1 artinya dari tujuh unit hasil milik petani dikeluarkan satu unit sebagai upah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan panen
dan rontok gabah. Tabel 19. Rata-rata Curahan Waktu Tenaga Kerja Usahatani Padi di Sulawesi
Tenggara, Tahun 2009
JOK Jenis Tenaga Kerja
Lahan Sawah Irigasi Lahan Sawah Tadah Hujan
Peserta Bukan Peserta
Peserta Bukan Peserta
1. Tenaga kerja dalam keluarga : a. TK pria
71.85 93.14
89.59 89.18
b. TK wanita 14.02
20.75 27.42
22.62 2. Tenaga kerja luar keluarga :
a. TK pria 108.79
119.65 155.60
189.15 b. TK wanita
117.01 127.84
132.72 161.02
3. Jumlah : a. TK pria
180.64 212.83
245.19 278.33
b. TK wanita 131.03
148.59 160.14
183.64
Keterangan : JOK = jam orang kerja
5.3.2. Produktivitas Padi
Usahatani padi peserta Prima Tani memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi padi petani bukan peserta Prima Tani.
Rata-rata produktivisitas Gabah Kering Panen GKP petani peserta Prima Tani lahan sawah irigasi adalah 4.43 tonha dan lahan sawah tadah hujan 4.06 tonha,
sedangkan produktivitas petani bukan peserta Prima Tani lahan sawah irigasi rata- rata sebesar 4.39 tonha dan lahan sawah tadah hujan 3.92 tonha. Hasil ini
meningkat jika dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya mencapai 2.50 tonha karena serangan hama tikus. Fenomena ini dapat menggambarkan bahwa dengan
pendampingan dan inovasi teknologi spesifik lokasi, produksi padi dapat ditingkatkan kembali.
Hasil wawancara dengan petani responden yang terlibat dalam program Prima Tani menyatakan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi petani baik
ketika berusahatani padi maupun non padi sering mendapatkan pemecahan atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi petani. Manfaat program Prima Tani bagi
petani adalah : 1 program Prima Tani membantu memecahkan dan mencarikan alternatif permasalahan yang dihadapi petani baik dari proses produksi, pemasaran
hingga permodalan, 2 mengusahakan sarana produksi pada waktu yang diperlukan, 3 petani mendapatkan bantuan kredit dengan suku bunga rendah dari
Gapoktan, dan 4 mengaktifkan kembali KUD dengan bekerjasama dengan petani untuk menampung hasil panen.
Berdasarkan informasi kualitatif di lapang sesungguhnya tingkat serangan hama tikus merupakan permasalahan yang umum dihadapi oleh petani padi sawah
selain hama penggerek batang dan keong mas, namun tingkat serangan hama tikus merupakan faktor utama penyebab rendahnya produktivitas tanaman padi. Selain
itu masalah kelangkaan pupuk dan sulitnya mendapatkan benih berlabel atau bermutu juga menjadi permasalahan di tingkat petani untuk mengadopsi
teknologi. Pada lahan sawah irigasi selain permasalahan tersebut masalah tidak optimalnya produksi juga disebabkan oleh saluran pembuangan dan jadwal air
yang sering terlambat. Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan tersebut petani mengharapkan adanya perbaikan infrastruktur, dukungan sumber air pada
lahan sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan, adanya kemudahan mendapatkan sarana produksi serta jaminan harga gabah dan harga beras efektif
sampai di tingkat petani.
5.3.3. Analisis Usahatani Padi