Penelitian tentang Penawaran Output dan Permintaan Input

2.3.2. Penelitian tentang Penawaran Output dan Permintaan Input

Studi penawaran dan permintaan komoditi pangan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti di Indonesia maupun di luar Indonesia baik dengan menganalisis penawaran dan permintaan secara terpisah maupun secara agregat. Diantara peneliti-peneliti tersebut adalah Sitepu 2002 yang menganalisis penawaran dan permintaan beras dengan menggunakan data time series tahun 1971-2000. Dengan menggunakan persamaan simultan diperoleh hasil bahwa permintaan beras untuk konsumsi dipengaruhi oleh perubahan harga di tingkat konsumen dengan respon yang inelastis artinya perubahan harga beras hanya berdampak kecil terhadap perubahan permintaan beras. Selain itu permintaan beras untuk konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk walau dalam jangka pendek bersifat inelastis dan dalam jangka panjang bersifat elastis. Mulyana 1998 dengan penelitian penawaran dan permintaan beras di Indonesia menyatakan bahwa perubahan permintaan beras dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk dan pendapatan. Dari sisi penawaran terlihat bahwa produktivitas padi sawah dipengaruhi oleh harga gabah dan harga pupuk dengan respon perubahan yang inelastis, sedangkan perubahan luas areal lebih responsif daripada perubahan produktivitas. Hartoyo 1993 menggunakan pendekatan multi input dan multi output untuk mengetahui pengaruh infrastruktur terhadap penawaran tanaman pangan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa rumahtangga petani menghasilkan lebih dari satu jenis produk pertanian dengan menggunakan sejumlah input tertentu sehingga diduga bahwa terdapat keterkaitan teknologi produksi antar tanaman. Untuk mengetahui pangsa penerimaan dan pangsa biaya dengan menggunakan fungsi keuntungan translog. Salah satu hasil analisis menyatakan bahwa terjadi bias perubahan teknologi yang netral artinya peningkatan teknologi produksi tanaman pangan menyebabkan peningkatan input dengan proporsi yang sama. Implikasi kebijakan menyarankan untuk meningkatkan penawaran dan pendapatan rumahtangga petani dilakukan dengan menaikkan harga komoditas pertanian dan merealokasikan dana pemerintah dari investasi yang sudah tidak memadai seperti pembangunan jaringan irigasi baru ke investasi yang dapat memberikan nilai tambah seperti pembangunan jalan dan pengembangan riset. Penelitian penawaran output dan permintaan input telah dilakukan oleh Chaudary et al. 1998 dengan dua pendekatan yaitu dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan pendekatan fungsi keuntungan translog. Metode analisis fungsi produksi dengan OLS atau 2SLS, sedangkan analisis fungsi keuntungan dengan metode Zellner’s Efficient Estimation. Nilai elastisitas harga dari fungsi produksi lebih besar dari fungsi keuntungan. Secara umum hasil analisis menunjukkan bahwa : 1 elastisitas input terhadap harga output lebih besar dari satu, 2 elastistas harga silang memberikan tanda negatif yang menunjukkan hubungan antar input adalah komplemen, dan 3 elastisitas output terhadap faktor tetap yaitu kapital, ternak, lahan dan pendidikan adalah positif yang mengimplikasikan peningkatan faktor tetap akan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan marginal produktivitas tenaga kerja, pupuk dan input lainnya. Implikasi kebijakan yang diberikan adalah pemerintah memberikan insentif harga bagi petani yang berproduksi tinggi, kenaikan harga output yang konsisten dengan harga input dan pemerintah mengeliminir ketidaksempurnaan formasi upah di perdesaan. Nur 1999 melakukan analisis penawaran output dan permintaan input tanaman pangan lahan kering di provinsi Lampung dengan membedakan antara tanaman padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Analisis dengan menggunakan pangsa output dan pangsa input yang diturunkan dari fungsi keuntungan translog untuk menganalisis setiap komoditas tanaman single output secara terpisah. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1 keputusan berproduksi antara tanaman bersifat saling tergantung jointness dengan indikasi menggunakan input secara bersama, 2 penawaran output dan permintaan input dipengaruhi oleh harganya sendiri dan oleh harga input atau output yang lain, dan 3 kenaikan harga output dan input secara bersama akan meningkatkan penawaran padi ladang, jagung dan ubi kayu, serta meningkatkan permintaan pupuk tetapi menurunkan penawaran jagung. Implikasi kebijakan yang diberikan adalah kebijakan harga masih diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian. Siregar 2007 menganalisis penawaran output dan permintaan input tanaman pangan di Indonesia dengan pendekatan multi input dan multi output. Menggunakan bentuk fungsi yang fleksibel yaitu fungsi keuntungan translog model diestimasi dengan metode Seemingly Unrelated Regression SUR dengan restriksi homogen dan simetri. Dugaan elastisitas harga silang dan harga output menunjukkan berbedanya efek silang harga input dan harga output terhadap permintaan input dan penawaran output. Implikasi penting yang diperoleh dari hasil penelitian adalah kebijakan harga input dan output tidak efektif diterapkan, namun jika secara politis harus diterapkan maka pilihan pada harga input karena mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap permintaan input daripada penawaran output.

2.3.2. Penelitian tentang Konsumsi Pangan Rumahtangga