Sumber-Sumber Inefisiensi Keuntungan Estimasi Parameter Fungsi Keuntungan Stokastik Frontir

dapat ditingkatkan dengan perbaikan teknologi produksi dan penyediaan air irigasi sehingga masih diperlukan perbaikan jaringan irigasi atau pengadaan sarana air atau embung air khususnya pada lahan sawah tadah hujan. Beberapa hasil penelitian dengan menganalisis efisiensi keuntungan dilakukan oleh Wang et al. 1996 memperoleh rata-rata efisiensi keuntungan 0.62 dengan kisaran 0.60 – 0.93 untuk rumahtangga petani di pedesaan Cina, Rahman 2003 mendapatkan tingkat efisiensi keuntungan petani padi di Bangladesh rata- rata 0.77 dengan variasi 0.59 – 0.83 dan Kolawole 2006 mendapatkan tingkat efisiensi keuntungan usahatani padi di Nigeria sebesar 0.60 yang bervariasi antara 0.20 – 0.93.

6.1.2. Sumber-Sumber Inefisiensi Keuntungan

Nilai yang diperoleh pada Tabel 29 sebesar 0.3964 hingga 0.999 artinya terdapat 39.64 hingga 99.99 persen variasi keuntungan di tingkat petani disebabkan oleh adanya perbedaan inefisiensi. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap inefisiensi keuntungan usahatani adalah umur kepala keluarga, pengalaman usahatani, pendidikan kepala keluarga dan jumlah anggota keluarga. Hasil estimasi tersebut disajikan pada Tabel 31. Tabel 31. Sumber-Sumber Inefisiensi Keuntungan Usahatani Padi dan Usahatani Sayur di Sulawesi Tenggara, Tahun 2009 Sumber LS Irigasi LS Tadah Hujan Inefisiensi Peserta Bukan Peserta Peserta Bukan Peserta 1. Konstanta -1.1192 0.3642 -1.5693 2.9617 2. Umur kepala keluarga 0.0042 0.0078 0.0115 -0.0364 3. Pengalaman usahatani 0.0422 -0.0510 0.0043 -0.1111 4. Pendidikan KK -0.1226 -0.0904 0.0069 -0.2297 5. Proporsi pendapatan dari luar pertanian -0.0079 0.0077 0.0145 0.0239 6. Jumlah anggota keluarga 0.1984 0.1297 0.1318 0.1161 Keterangan : berbeda nyata pada taraf 90 persen Keterangan : berbeda nyata pada taraf 95 persen Keterangan : berbeda nyata pada taraf 99 persen Dari beberapa faktor yang diduga menyebabkan inefisiensi keuntungan ternyata umur petani tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap inefisiensi. Hal ini diduga bahwa petani berumur lebih dari 40 tahun sehingga petani masih produktif melakukan kegiatan usahatani. Pengalaman usahatani merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya efisiensi pada petani peserta Prima Tani lahan sawah irigasi. Hal ini diduga petani lahan sawah irigasi berumur lebih tua dari petani bukan peserta sehingga mempunyai pengalaman yang lebih lama, namun dengan umur yang lebih tua petani semakin kurang memperhatikan introduksi teknologi karena usahatani padi sudah dilakukan sehari-hari dan dalam waktu yang sudah cukup lama lebih dari 16 tahun. Di sisi lain, teknologi produksi padi pada lahan sawah irigasi sudah sering diintroduksi melalui berbagai program kegiatan pemerintah sehingga petani sudah terbiasa dengan perubahan teknologi produksi. Pengalaman usahatani yang mengefisienkan keuntungan diperoleh dari penelitian Ogunniyi 2008 dan Kolawole 2006 dimana pengalaman usahatani berpengaruh nyata dengan tanda negatif terhadap keuntungan usahatani cocoyam dan usahatani padi skala kecil di Nigeria. Berbeda dengan pengalaman usahatani, petani yang memiliki pendidikan yang tinggi akan mau mencoba hal baru sehingga dapat mengurangi inefisiensi. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Abdulai dan Huffman 1998 pada petani padi di Ghana. Proporsi pendapatan dari luar pertanian secara statistik nyata mempengaruhi efisiensi di lahan irigasi dengan tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan dari luar pertanian petani semakin tidak efisien di dalam berusahatani karena alokasi waktu untuk berusahatani menjadi berkurang atau dengan semakin tinggi pendapatan dari luar pertanian menyebabkan petani menyewa tenaga kerja untuk bekerja di sawah sehingga keuntungan dari usahatani menjadi berkurang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahman 2003 yang mengestimasi inefisiensi keuntungan usahatani padi bahwa semakin tinggi pendapatan dari luar usahatani akan mengurangi keuntungan petani padi di Bangladesh. Jumlah anggota keluarga merupakan variabel yang menjelaskan inefisiensi usahatani bagi petani di lahan sawah irigasi. Hal ini diduga perubahan jumlah anggota keluarga di lahan sawah irigasi akan mengubah proporsi hasil usahatani yang dijual dan yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi keuntungan yang diperoleh. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Nwachukwu dan Onyenweaku 2005 serta Rahman 2003.

6.2. Analisis Penawaran Output dan Permintaan Input