atau dengan semakin tinggi pendapatan dari luar pertanian menyebabkan petani menyewa tenaga kerja untuk bekerja di sawah sehingga keuntungan dari usahatani
menjadi berkurang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahman 2003 yang mengestimasi inefisiensi keuntungan usahatani padi bahwa semakin tinggi
pendapatan dari luar usahatani akan mengurangi keuntungan petani padi di Bangladesh.
Jumlah anggota keluarga merupakan variabel yang menjelaskan inefisiensi usahatani bagi petani di lahan sawah irigasi. Hal ini diduga perubahan
jumlah anggota keluarga di lahan sawah irigasi akan mengubah proporsi hasil usahatani yang dijual dan yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi keuntungan
yang diperoleh. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Nwachukwu dan Onyenweaku 2005 serta Rahman 2003.
6.2. Analisis Penawaran Output dan Permintaan Input
Sesuai dengan tujuan penelitian kedua maka analisis produksi rumahtangga petani dibedakan antara lahan sawah irigasi dengan lahan sawah
tadah hujan. Keikutsertaan petani dalam kegiatan Prima Tani tidak dianalisis tersendiri karena input produksi yang digunakan baik pada usahatani padi maupun
usahatani sayur secara statistik tidak berbeda nyata. Estimasi fungsi pangsa output dan pangsa input diturunkan dari fungsi
keuntungan terhadap harga output dan harga input. Estimasi fungsi pangsa ouput dan input dilakukan dengan menggunakan model pada persamaan 4.3 hingga
4.7. Prosedur estimasi system persamaan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6, sedangkan hasil estimasi disajikan pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.
Persamaan pangsa output yang dianalisis pada penelitian ini mencakup pangsa padi dan pangsa sayur, sedangkan pangsa input mencakup pangsa pupuk,
pangsa tenaga kerja pria dan pangsa tenaga kerja wanita. Pada teori ekonomi system persamaan pangsa harus memiliki properties simetri dan homogen, oleh
kerna itu untuk mengetahui property tersebut maka system persamaan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji F. Hasil uji F diperoleh nilai F-
hitung = 0.10 lahan sawah irigasi dan F-hitung = 0.58 lahan sawah tadah hujan. F-hitung tersebut tidak berbeda nyata pada taraf 95 persen F-tabel =
3.86. Oleh karena itu dalam pembahasan selanjutnya digunakan model pangsa output dan pangsa input dengan mengimpose restriksi simetri dan homogeniti.
Hasil estimasi parameter fungsi pangsa output dan pangsa input dengan restriksi simetri dan homogeniti disajikan pada Tabel 32.
Hasil estimasi parameter fungsi pangsa output dan pangsa input dengan pembatasan homogenitas dan simetri diperoleh nilai koefisien determinasi R
2
system untuk lahan sawah irigasi sebesar 0.1873 dan R
2
pada lahan sawah tadah hujan sebesar 0.1500, artinya bahwa hanya 15 sampai 18 persen keragaman di
dalam persamaan pangsa output dan pangsa input disebabkan oleh keragaman variabel independen sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain di luar model
seperti cuaca, sikap manajemen petani, dan variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Rendahnya R
2
pada penelitian ini diduga disebabkan oleh keterbatasan variabel karena data tidak tersedia dan data yang diperoleh
mempunyai keragaman yang relatif kecil. Gujarati dan Zain 1997 menjelaskan bahwa nilai R
2
yang kecil dapat ditingkatkan dengan menambah variabel penjelas pada suatu model.
Table 32. Estimasi Parameter Fungsi Pangsa Output dan Pangsa Input Usahatani Padi dan Usahatani Sayur di Sulawesi Tenggara, Tahun 2009
Variabel Pangsa Output
Pangsa Input Independen
Padi Sayur
1
Pupuk TK Pria
TK Wanita A. Lahan sawah irigasi :
1. Konstanta -2.2892
3.1447 -0.0363
0.1929 -0.0121
2. Harga padi 0.3741
-0.6289 0.0510
0.0944 0.1094
3. Harga sayur -0.6289
0.5441 0.0152
0.0491 0.0205
4. Harga pupuk 0.0510
0.0152 -0.0527
0.0056 -0.0190
5. Upah TK pria 0.0944
0.0491 0.0056
-0.1244 -0.0246
6. Upah TK wanita 0.1094
0.0205 -0.0190
-0.0246 -0.0863
7. Luas lahan 0.0984
0.0436 -0.0242
-0.0794 -0.0385
8. Biaya lain -0.0321
0.0068 0.0036
0.0096 0.0120
R
2
sistem 0.1873
DW 1.9069
1.8368 1.6791
1.6092 B. Lahan sawah tadah hujan :
1. Konstanta 4.6100
1.9130 -1.2930
-0.8275 -3.4024
2. Harga padi 0.4307
-0.4853 0.2930
-0.4579 0.2196
3. Harga sayur -0.4853
0.4554 -0.0741
0.3127 -0.2087
4. Harga pupuk 0.2930
-0.0741 -0.3126
0.1143 -0.0206
5. Upah TK pria -0.4579
0.3127 0.1143
-0.1062 0.1372
6. Upah TK wanita 0.2196
-0.2087 -0.0206
0.1372 -0.1274
7. Luas lahan 0.1151
0.2471 -0.0629
-0.3590 0.0597
8. Biaya lain -0.5520
0.0748 0.0921
0.2501 0.1349
R
2
sistem 0.1500
DW 1.7929
1.7435 1.7474
1.8135 Keterangan :
1
dari kondisi simetri dan homogeniti Keterangan :
berbeda nyata pada taraf 90 persen Keterangan :
berbeda nyata pada taraf 95 persen Keterangan :
berbeda nyata pada taraf 99 persen
Nilai Durbin-Watson DW yang diperoleh pada lahan sawah irigasi berkisar antara 1.6092 sampai 1.9069, sedangkan pada lahan sawah tadah hujan
nilai DW berkisar antara 1.7435 hingga 1.8135. Dari nilai DW yang diperoleh mengindikasikan bahwa parameter yang diperoleh berada pada daerah diterima.
Dengan menggunakan metode SUR dapat diungkapkan bahwa dari 35 parameter yang diduga dari pangsa output dan pangsa input variabel pada lahan
sawah irigasi terdapat 18 parameter atau 51.43 persen yang berbeda nyata dengan nol pada taraf 90 persen atau lebih. Secara rinci dari 15 parameter tersebut ada
lima parameter yang berbeda nyata dengan nol pada taraf 99 persen, tiga
parameter berbeda nyata dengan nol pada taraf 95 persen dan tujuh parameter berbeda nyata dengan nol pada taraf 90 persen.
Dari variabel yang dimasukkan ke dalam model, variabel yang banyak mempengaruhi pangsa output dan pangsa input adalah harga padi dan upah tenaga
kerja wanita. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel yang dominan mempengaruhi pangsa output dan pangsa input pada usahatani di lahan sawah
irigasi adalah harga padi dan upah tenaga kerja wanita. Harga padi berpengaruh nyata dengan tanda positif terhadap penawaran padi dan permintaan input
produksi. Hasil ini mengindikasikan bahwa harga padi masih merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kemampuan petani
terhadap input produksi. Selanjutnya dari 35 parameter yang diduga pada lahan sawah tadah hujan
terdapat 11 parameter atau 31.43 persen yang berbeda nyata dengan nol pada taraf 90 persen atau lebih. Dari 11 parameter tersebut, lima diantaranya berbeda nyata
dengan nol pada taraf 99 persen, satu parameter yang berbeda dengan nol pada taraf 95 persen dan lima parameter berbeda nyata dengan nol pada taraf 90 persen.
Dari variabel-variabel yang ada di dalam model, variabel yang dominan mempunyai pengaruh pangsa output dan pangsa input adalah biaya lainnya.
Komponen biaya lain pada usahatani lahan tadah hujan diantaranya adalah biaya pestisida dan sewa pompa air yang mencapai 51.78 persen dari biaya total
usahatani. Mengamati variabel yang dominan mempengaruhi pangsa output dan
pangsa input pada lahan sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan adalah berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pangsa output dan pangsa input berbeda walau pada usahatani yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik wilayah seperti
tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan air selama musim tanam. Perubahan harga padi terhadap pangsa outputnya bertanda positif dan tidak
berbeda nyata dengan nol pada lahan sawah tadah hujan. Ini berarti keputusan petani dalam berusahatani padi tidak dipengaruhi oleh harga padi karena
usahatani padi merupakan usahatani dan matapencaharian utama bagi petani sehingga keputusan produksi tidak dipengaruhi oleh harga padi. Dengan tidak
signifikannya harga padi mengartikan bahwa kenaikan atau penurunan harga padi tidak mempengaruhi keputusan petani untuk menawarkan komoditas padi atau
harga padi bagi petani dapat diabaikan di dalam mengambil keputusan produksi. Selanjutnya koefisien harga input terhadap pangsanya sendiri bertanda
negatif dan nyata pada taraf 99 persen kecuali untuk upah tenaga kerja pria pada lahan sawah tadah hujan. Hal ini diartikan bahwa peningkatan harga pupuk dan
upah tenaga kerja menyebabkan pangsa permintaan pupuk dan tenaga kerja akan menurun, sebaliknya jika harga pupuk dan upah tenaga kerja menurun maka
permintaan kedua input tersebut akan meningkat. Perubahan harga input relatif kecil mempengaruhi permintaannya, yaitu berkisar antara 0.05 – 0.19 persen.
Dengan meningkatnya harga input petani cenderung akan menurunkan jumlah penggunaan input sehingga pangsanya akan menurun. Oleh karena itu perubahan
pangsa output dan pangsa input dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu perubahan harga dan perubahan jumlah.
6.3. Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input