Teori Sumberdaya Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

18 diperbaharui renewble resources. Sumberdaya alam jenis ini terdiri dari dua kelompok utama yaitu: memiliki titik kritis carrying capacity seperti sumberdaya ikan, hutan, dan sumberdaya alam yang tidak memiliki titik kritis seperti angin, pasang surut dan lain-lain Fauzi 2004. Menurut Hussen 2000 in Adrianto 2005, ada 4 isu utama yang terkait dengan notasi ekonomi terhadap sumberdaya yakni; Pertama, sangat jarangnya sumberdaya kapital, tenaga kerja dan sumberdaya alam yang digunakan dalam konsumsi langsung tanpa modifikasi. Dalam konteks ini, sumberdaya sering dipakai sebagai faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga sumberdaya dipandang sebagai a means to an end, rather than ends in themselves . Kedua, bahwa dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa notasi ekonomi terhadap sumberdaya adalah murni anthroposentris, yaitu bahwa nilai sumberdaya didefinisikan berdasarkan human needs dan tidak ada yang lain. Ketiga, bahwa sumberdaya dalam perspektif ekonomi adalah langka scarce, yaitu bahwa terdapat keterbatasan kuantitas maupun kualitas sumberdaya. Keempat, menekankan bahwa sumberdaya dapat digunakan secara kombinasi. Solow 1986 in Fauzi 2004 menyebut hal ini sebagai fungible, yaitu sumberdaya yang satu dapat digantikan oleh sumberdaya yang lain. Sebagai contoh sumberdaya kapital misal; mesin dapat digantikan dengan sumberdaya tenaga kerja. Kondisi tersebut tampak pada dua pandangan besar terhadap sumberdaya alam yakni; pandangan konservatif atau sering pula disebut pandangan pesimistis atau yang lazim kita kenal dengan perspektif Malthusian, dan pandangan eksploitatif atau yang lazim dikenal dengan perspektif Ricardian. Perspektif Malthusian berpandangan bahwa resiko akan terkurasnya sumberdaya alam menjadi perhatian utama. Dengan demikian dalam pandangan ini sumberdaya alam harus dimanfaatkan secara hati-hati karena adanya faktor ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi pada sumberdaya alam untuk masa yang akan datang. Pandangan ini berangkat dari pemikiran Malthus yang dikemukakan pada tahun 1879 melalui publikasi ”Principle of Population”, dimana sumberdaya alam yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan penduduk yang 19 cenderung tumbuh secara eksponensial. Produksi dari sumberdaya alam akan mengalami apa yang disebut diminishing return dimana output perkapita akan mengalami kecenderungan yang menurun sepanjang waktu. Lebih jauh, perspektif Malthusian melihat bahwa ketika proses diminishing return ini terjadi, standar hidup juga akan menurun sampai ketingkat subsisten yang pada gilirannya akan mempengaruhi reproduksi manusia, sedangkan perspektif Ricardian melihat sumberdaya alam sebagai mesin pertumbuhan engine of growth yang mentransformasikan sumberdaya ke dalam “man-made capital” yang pada gilirannya akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dimasa mendatang. Keterbatasan suplai dari sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat disubstitusikan dengan cara intensifikasi eksploitasi sumberdaya secara intensif atau dengan cara ekstensifikasi memanfaatkan sumberdaya yang belum dieksploitasi. Apabila sumberdaya mengalami kelangkaan, hal tersebut akan tercermin dalam dua indikator ekonomi, yakni meningkatnya harga output dan biaya ekstraksi per satuan output. Peningkatan harga output akibat terjadinya peningkatan biaya per satuan output, akan berakibat pada menurunnya permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam. Disisi lain, peningkatan harga output menimbulkan insentif kepada produsen sumberdaya alam untuk berupaya melakukan peningkatan suplai.

2.2 Sumberdaya Perikanan Madidihang Thunnus albacares

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Madidihang Thunnus albacares

Menurut Saanin 1984, klasifikasi ikan tuna Madidihang atau yellowfin tuna sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Thunnus Class : Teleostei Sub Class : Actinopterygii Ordo : Perciformes Sub Ordo : Scombroidae 20 Genus : Thunnus Species : Thunnus albacares Tubuh berukuran besar, berbentuk fusiform torpedo, sedikit kompres dari sisi ke sisi. Jari-jari insang 26-34 pada lengkungan pertama. Memiliki dua sirip dorsalpunggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah oleh celah yang kecil dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan finlet 8-10 finlet dibelakang sirip punggung dan sirip anal 7-10 finlets. Memiliki sirip pelvik yang kecil. Pada spesimen yang berukuran besar memiliki sirip dorsal kedua dan sirip anal yang sangat panjang, mencapai lebih dari 20 panjang cagak; sirip pektoralnya cukup panjang, biasanya lebih dari panjang sirip dorsal kedua biasanya 22-31 dari panjang fork. Sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Sirip ekornya berbentuk sangat ramping dan terdiri dari 3 keel. Tubuhnya tertutup oleh sisik yang sangat kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya. Sisik berukuran besar kadang berkembang namun jarang nampak. Tanda sisik yang berukuran besar membentuk semacam lingkaran disekeliling tubuh pada bagian belakang kepala, dan kemudian berkurang di bagian belakang sirip dorsal kedua. Madidihang berwarna biru tua gelap pada sisi belakang dan diatas tubuhnya dengan perut kuning atau perak. Sirip dorsal, sirip anal dan jari-jari sirip tambahan berwarna kuning menyala. Memiliki permukaan ventral hati yang cukup halus. Madidihang matanya kecil dan memiliki gigi berbentuk kerucut. Kantung renang terdapat pada jenis tuna ini.