Pengaruh Pengeluaran Konsumsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju di ASEAN+6

Tabel 4.2. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju di ASEAN+6 Koefisien Variabel Pooled LS Fixed Effect AB-GMM y I, t-1 0,65856450 0,2117811 0,2172331 ln CE 0,4660179 0,471840 0,485109 ln GE -0,5017051 -0,510416 -0,519280 FDI 0,0022677 0,002412 0,002412 LIFE 0,00391510 0,0082345 0,0084782 ENROLL 0,0006456 0,0004244 0,0004052 BD -0,00249490 -0,0021983 -0,0022655 ln OPEN 0,02902530 0,0067284 0,0045533 Uji Sargan - - 19.618 [0.4179] Arellano-Bond m 1 - - -2.4049 [0.0162] Arellano-Bond m 2 - - 18905 [0.8501] Keterangan: Signifikan pada taraf nyata 10 persen Sumber: Lampiran 2 Pada hasil estimasi model, dapat terlihat bahwa dari 8 variabel, hanya 3 variabel yang signifikan menjadi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6. Lima variabel yang tidak signifikan menjadi faktor- faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara maju, karena dari hasil estimasi memiliki probabilitas yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Variabel yang tidak signifikan tersebut adalah lag pertumbuhan ekonomi tingkat harapan hidup, tingkat partisipasi sekolah sekunder, rasio defisit anggaran pemerintah dan keterbukaan ekonomi. Namun, variabel-variabel yang tidak signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi memiliki kesesuaian dengan teori yang mendasarinya. 4.3.1. Pengaruh Pengeluaran Konsumsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju di ASEAN+6 Hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6 membawa kesimpulan bahwa pengeluaran konsumsi lnCE berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kesimpulan ini terlihat dari nilai probabilitas variabel lnCE sebesar 0,07, lebih kecil dari taraf nyata 10 persen prob α, signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Nilai dari koefisien sebesar 0,485, memiliki arti adanya hubungan yang positif. Intepretasi dari koefisien lnCE adalah setiap kenaikan pengeluaran konsumsi negara maju di ASEAN+6 sebesar 10 persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6 sebesar 4,85 persen. Cateris paribus , berarti bahwa penambahan pada pengeluaran konsumsi hanya akan mengakibatkan kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi. Hasil estimasi yang didapatan sesuai dengan teori, dimana pengeluaran konsumsi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Ackley 1961, hal yang pasti dan penting adalah pengeluaran konsumsi riil merupakan fungsi konstan dari pendapatan riil. Perubahan dalam konsumsi selain dari perubahan pendapatan diposable, juga dari faktor lain yang diduga tidak terlalu berpengaruh. Apabila terjadi peningkatan dalam konsumsi, maka permintaan akan barang dan jasa akan naik pula. Kenaikan permintaan dari konsumen akan direspon positif oleh perusahaan dengan menambah tingkat produksi. Sejalan dengan penambahan produksi, akan mengaktifkan input-input produksi diantaranya adalah tenaga kerja dan perusahaan penghasil input. Beragam kenaikan yang terjadi dalam perekonomian akan membuat perekonomian tumbuh dan selanjutnya akan meningkatkan output. Tingkat output yang naik, berarti terjadi pula peningkatan dalam pendapatan nasional yang secara umum diukur dalam tingkat GDP. Dengan demikian, tarikan daya beli masyarakat yang semakin tinggi untuk konsumsi akan semakin memperbesar tingkat GDP Ackley, 1961. Selanjutnya, kenaikan dari GDP dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengaruh pengeluaran konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi juga dapat dijelaskan melalui pendekatan model IS-LM. Pengeluaran konsumsi merupakan konponen dari pengeluaran yang direncanakan dan didasarkan pada tingkat pendapatan. Ketika pendapatan naik, hasrat untuk konsumsi pun juga akan mengalami kenaikan. Kenaikan dalam konsumsi akan menaikan tingkat pengeluran yang direncanakan perpotongan Keynesian Keynesian cross. Selanjutnya, dalam kurva IS-LM, kenaikan pengeluaran yang direncanakan akan menggeser kurva IS ke kanan atas. Dampaknya terhadap keseimbangan pasar adalah naiknya kurva permintaan agregat yang akan menaikkan tingkat pendapatan nasional output. Naiknya tingkat pendapatan direspon pula oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi Mankiw 2002. 4.3.2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju di ASEAN+6