Defisit anggaran pemerintah merupakan dampak dari kebijakan fiskal. Negara yang melakukan ekspansi kebijakan fiskal, akan memiliki stuktur defisit
anggaran pemerintah yang negatif. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di negara berkembang masih membutuhkan campur tangan pemerintah untuk
mengatasi kegagalan pasar. Kebijakan fiskal yang dilakukan negara berkembang efektif untuk menggerakkan perekonomian, sehingga ekspansi fiskal yang
dilakukan oleh negara berkembang akan membuat srtuktur rasio defisit anggaran yang negatif. Berdeda dengan negara maju, sistem pasar bebas membuat
kebijakan fiskal tidak efektif untuk perekonomian dan membuat struktur rasio defisit anggaran yang positif.
4.1.8. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Keterbukaan Ekonomi
Pada bagian terakhir perbedaan karakteristik antara negara maju dan negara berkembang di ASEAN+6, akan digambarkan hubungan pertumbuhan
ekonomi dengan keterbukaan ekonomi atau volume perdagangan bebas. Terdapat perbedaan korelasi pertumbuhan ekonomi dengan keterbukaan ekonomi di negara
maju dan di negara berkembang. Di negara maju, korelasi antara pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan ekonomi memiliki nilai yang negatif dan hampir tidak
berkorelasi. Namun di negara berkembang, korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan keterbukaan ekonomi memiliki nilai positif yang tinggi mencapai angka
83,9 persen. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh perbedaan sistem yang ada di negara maju dan di negara berkembang itu sendiri, serta membuat adanya
perbedaan karakteristik yang mendasar antara keduanya .
Negara berkembang memiliki ketergantungan dengan perdagangan internasional jauh lebih besar dari pada negara maju. Pendapatan nasional negara
berkembang lebih tergantung dari hubungan perdagangan internasional dari pada negara maju. Negara berkembang pada umumnya lebih menyumbangkan
komoditi utamanya untuk eksport. Sebagaimana di negara Jepang yang berorientasi dalam perdagangan internasional, memiliki sumbangan perdagangan
internasional terhadap GDP hanya 10 persen, lebih besar dari pada negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi berdasarkan Gambar 4.8, keterbukaan
ekonomi negara maju rata-rata lebih besar dari pada negara berkembang.
PRC= People Republic of China; IND= India; INO= Indonesia; MAL= Malaysia; PHI= Philippines
; THA= Thailand; JPG= Japan; KOR= Republic of Korea; SIN= Singapore
; AUS= Australia; NZ= New Zealand Sumber: World Development Indicator dan IFS dari International Monetary Fund
diolah.
Gambar 4.8. Korelasi antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Keterbukaan Ekonomi ASEAN+6
Negara berkembang cenderung memperdagangkan produk primer yang memiliki nilai tambah lebih kecil dari pada produk manufaktur ataupun jasa,
JPG KOR
SIN AUS
NZ PRC
INO MAL
PHI THA
IND
r = -0.050 r = 0.839
2 4
6 8
10 12
10.5 11
11.5 12
12.5
P e
r tu
m b
u h
an Ek
o n
o m
i
Keterbukaan Ekonomi
Korelasi antara Pertumbuhan Ekonomi dan Keterbukaan Ekonomi
Negara Maju Negara Berkembang
sehingga volume perdagangan internasional lebih kecil dari pada negara maju. Negara maju tidak terlalu memiliki ketergantungan dengan perdagangan
internasional, tetapi negara maju lebih memperdagangkan produk olahan dan jasa sehingga volume perdagangan internasionalnya lebih besar dari pada negara
berkembang. Negara maju dengan pendapatan yang tinggi, membuat volume perdagangan internasional yang besar hanya memberikan sumbangan kecil
terhadap pendapatan nasional.
4.2. Hasil Estimasi