Pengaruh Keterbukaan Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di ASEAN+6

anggaran pemerintah masih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi apabila bernilai kurang dari -5 persen atau -3 persen. 4.4.2. Pengaruh Keterbukaan Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di ASEAN+6 Berdasarkan hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara berkembang di ASEAN+6, variabel keterbukaan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Variabel ini memiliki nilai probabilitas sebesar 0,073. Nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata 10 persen yang mengandung arti bahwa variabel berpengaruh signifikan. Selain itu, variabel keterbukaan ekonomi memiliki hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien variabel keterbukaan ekonomi sebesar 0,0891482. Nilai koefisien memiliki arti bahwa setiap kenaikan keterbukaan ekonomi sebesar 10 persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara berkembang di ASEAN+6 sebesar 0,891482 persen, cateris paribus. Keterbukaan ekonomi dapat diartikan sebagai volume perdagangan internasional. Estimasi yang dihasilkan pada penelitian ini sejalan dengan konsep teori. Volume perdagangan yang meningkat berarti terdapat penambahan dalam jumlah eksport dan import. Ketika perdaganagan internasional menjadi bahasan, maka dalam hal ini juga akan terjadi perpindahan modal. Perdagangan internasional juga memungkinkan adanya perpindahan tempat proses produksi. Perdagangan internasional dapat memperluas pangsa pasar untuk negara eksportir maupun importir. Peningkatan dalam jumlah ekport mengindikasikan adanya permintaan luar negeri terhadap barang domestik yang meningkat. Peningkatan ini berdampak pada peningkatan jumlah output perekonomian yang diproduksi, peningkatan investasi dan peningkatan penggunaan input faktor produksi. Penambahan dalam output perekonomian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu, ekspor juga menghasilkan devisa yang dihitung sebagai pendapatan negara. Demikian pula dari sisi import, menurut teori keunggulan komparatif, negara yang memiliki keunggulan dalam memproduksi suatu barang akan meningkatan produksinya sebagai barang ekspor. Sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang yang tidak efisien dihasilkan di negaranya. Dengan melakukan impor, suatu negara akan mendapatkan barang yang lebih murah dari pada memproduksi sendiri. Barang impor yang datang ke pasar domestik dengan harga yang murah akan menyebabkan pendapatan masyarakat relatif meningkat pendapatan nominal yang tetap dengan tingkat harga yang turun akan meningkatkan daya beli masyarakat. Peningkatan pendapatan relatif perseorangan akan meningkatkan pendapatan nasional, dan selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, negara berkembang memiliki ketergantungan terhadap perdagangan internasional. Proporsi pendapatan nasional di negara berkembang sebagian besar diperoleh dari perdagangan internasional.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan akhir dari rumusan masalah pertama yang telah terjawab adalah pertumbuhan ekonomi ASEAN+6 memiliki karakteristik yang berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Perbedaan karakteristik ini meliputi perbedaan hubungan pertumbuhan ekonomi dengan pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, FDI, tingkat harapan hidup, tingkat partisipasi sekolah, defisit anggaran pemerintah, dan keterbukaan ekonomi. Pada dasarnya negara maju dan negara berkembang di ASEAN+6 memiliki perbedaan dalam hal sektor riil dan moneter. Hal ini membuat integrasi ekonomi ASEAN+6 atas kesepakatan CEPEA secara konseptual dan ekonomi telah belum bisa dilaksanakan. Berdasarkan rumusan masalah kedua yang dibahas, dihasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6 yang signifikan ,antara lain: Pengeluaran konsumsi. Setiap kenaikan pengeluaran konsumsi ASEAN+6 sebesar 10 persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara maju ASEAN+6 sebesar 4,914046 persen, cateris paribus. Pengeluaran pemerintah Pengeluaran pemerintah naik sebesar naik sebesar 10 persen, akan berakibat pada penurunan pertumbuhan ekonomi negara maju di ASEAN+6 sebesar - 5,274582 persen, cateris paribus. Peningkatan dalam pengeluaran pemerintah