sehingga volume perdagangan internasional lebih kecil dari pada negara maju. Negara maju tidak terlalu memiliki ketergantungan dengan perdagangan
internasional, tetapi negara maju lebih memperdagangkan produk olahan dan jasa sehingga volume perdagangan internasionalnya lebih besar dari pada negara
berkembang. Negara maju dengan pendapatan yang tinggi, membuat volume perdagangan internasional yang besar hanya memberikan sumbangan kecil
terhadap pendapatan nasional.
4.2. Hasil Estimasi
Granger Causality Test
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi hubungan sebab akibat antara dua variabel. Variabel eksogen yang digunakan dalam penelitian ini masing-
masing dihubungkan dengan variabel pertumbuhan ekonomi untuk mengetahui hubungan sebab akibatnya.
Cara kerja pada Granger Causality Test data panel, menggunakan prinsip regresi model pooled. Granger Causality Test memiliki panjang lag optimal p.
Apabila dengan menggunkan lag tertinggi sudah tidak memunculkan hasil, maka lag sudah maksimum. Pada Tabel 4.1. ditampilkan hasil dari Granger Causality
Test . Tanda centang √ mengindikasikan bahwa variabel memiliki hubungan
sebab akibat, dengan menggunakan taraf nyata sebesar 10 persen. Sedangkan tanda - menyatakan bahwa antar variabel tidak memiliki hubungan sebab akibat.
Pada baris pertama, berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. untuk kawasan ASEAN+6, didapatkan hasil bahwa hanya terdapat hubungan satu
arah, memengaruhi
. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada kawasan ASEAN+3. Sementara itu, di kawasan ASEAN tidak terdapat hubungan
kausalitas antara dan
. Baris pertama kawasan ASEAN+6, lag 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pengeluaran
konsumsi. Hal ini dikarenakan pengeluaran konsumsi membentuk permintaan agregat dan pada akhirnya memengaruhi pendapatan nasional. Pertumbuhan
ekonomi sendiri merupakan pertumbuhan dari pendapatan agregat.
Tabel 4.1. Hasil Estimasi Granger Causality Test
Hipotesis Nol
ASEAN+6 ASEAN+3
ASEAN 2 lag 4 lag 6 lag 2 lag 4 lag 6 lag 2 lag 4 lag 6 lag
√ -
- √
- √
- -
- √
- √
- -
- -
na. √
- -
√ -
√ -
- -
√ -
√ -
- -
- na.
- -
√ √
- -
√ -
- √
- -
√ -
- √
na. √
√ √
- -
- √
- √
- -
- √
√ -
- na.
√ -
- -
- -
√ -
- -
- -
√ √
- -
na. √
- √
√ -
- √
- -
- -
- -
√ -
√ na.
- -
- -
√ -
- -
√ √
- -
- -
- -
na.
Keterangan: time series 2001-2008; y= pertumbuhan ekonomi; CE= Pengeluaran Konsumsi; GE= Pengeluaran Pemerintah; FDI= Foreign Direct Investment;
LE= Tingkat Harapan Hidup; ES= Tingkat Partisipasi Sekolah; BD= Defisit Anggaran Pemerintah; OE= Keterbukaan Ekonomi;
↛ = tidak memengaruhi
Pada baris kedua berdasarkan hasil Granger Causality Test, di kawasan ASEAN+6 terdapat hubungan satu arah, dimana
memengaruhi . Hal
tersebut juga terjadi pada kawasan ASEAN+3. Sedangkan pada kawasan ASEAN, tidak terjadi hubungan kausalitas antara pengeluaran pemerintah dengan
pertumbuhan ekonomi. Kawasan ASEAN+6 pada lag 2, menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran
pemerintah merupakan salah satu komponen pengeluaran nasional yang terhitung
dalam tingkat pendapatan. Perubahan pada tingkat pendapatan akan memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi
Pada baris ketiga, secara keseluruhan pada ketiga kawasan ASEAN+6, ASEAN+3, dan ASEAN, terdapat hubungan dua arah antara pertumbuhan
ekonomi dengan FDI. Berdasarkan hasil dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memengaruhi FDI dan FDI juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
FDI memengaruhi pertumbuhan ekonomi. FDI merupakan jenis investasi yang berkelanjutan dan berdampak positif terhadap pendapatan nasional yang pada
akhirnya memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Pada baris keempat di kawasan ASEAN+6, didapatkan hasil adanya
hubungan yang searah, yang menyatakan bahwa tingkat harapan hidup memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada
kawasan ASEAN+3. Sementara itu, di kawasan ASEAN menunjukkan hasil yang berbeda, yakni pertumbuhan ekonomi dan tingkat harapan hidup saling
memengaruhi satu sama lain. Tingkat harapan hidup memiliki hubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Tingginya tingkat harapan hidup dapat memengaruhi
pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme sumberdaya manusia. Tingkat keproduktifan sumberdaya manusia di suatu negara berperan penting dalam
menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Pada baris kelima di kawasan ASEAN+6 hanya terdapat hubungan yang
searah, tingkat partisipasi sekolah sekunder memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tidak sebaliknya. Hasil yang sama ditunjukkan pada kawasan ASEAN+3,
tingkat pertisipasi sekolah hanya memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi pada kawasan ASEAN, terdapat hubungan dua arah antara
dan ES.
Pada dasarnya, tingkat partisipasi sekolah sekunder mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sama halnya dengan tingkat kesehatan, tingkat pendidikan
berkontribusi menentukan kualitas sumberdaya manusia dan menentukan pertumbuhan ekonomi.
Pada baris keenam berdasarkan Tabel 4.1, defisit anggaran pemerintah memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN+6, dan tidak
sebaliknya. Hubungan yang searah dimana BD memengaruhi juga
ditunjukkan di kawasan ASEAN+3. Sedangkan di kawasan ASEAN, hubungan searah terjadi dimana
memengaruhi BD. Pada baris ketujuh, terdapat hubungan searah dimana keterbukaan
ekonomi memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN+6. Hubungan dua arah antara kerterbukaan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi ditemukan
di kawasan ASEAN+3. Sementara itu di kawasan ASEAN, tidak terdapat hubungan searah maupun dua arah antara pertumbuhan ekonomi dengan
kerterbukaan ekonomi. Keterbukaan ekonomi merupakan cerminan dari struktur perdagangan internasional pada suatu negara. Volume dari perdagangan
internasional diakui mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme neraca perdagangan.
4.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Negara