Analisis Profitabilitas Analisis Biaya 1. Biaya

83 Berdasarkan uraian sebelumnya, maka diperoleh total volume produksi usaha tempe per harinya adalah 883 lembar atau 322.295 lembar per tahun yang terjual habis. Adapun total tempe yang dihasilkan dalam satuan kilogram dapat terlihat secara jelas pada Tabel 25. Tabel 25. Perhitungan Bobot Tempe dalam Kilogram No Jenis Ukuran Jumlah potong Bobot kgpotong Bobot total kghari 10 1,15 11,50 620 1,15 713,00 1 20 cm x 35 cm 33 1,15 37,95 60 0,7 42,00 2 20 cm x 30 cm 40 0,7 28,00 3 14 cm x 25 cm 60 0,35 21,00 4 13 cm x 20 cm 60 0,25 15,00 Total output 883 - 868,45 Pada Tabel 25 terlihat dalam total tempe yang dihasilkan jika dikonversi dalam kilogram adalah sebesar 868,45 kilogram per hari atau per tahunnya sebesar 260.535 kilogram. Adapun total pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan per harinya pada usaha tempe sebesar Rp 4.588.000 atau Rp 1.376.400.000 per tahun.

6.1.3. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas adalah suatu analisis yang mengukur seberapa besar kemampuan suatu usaha untuk memperoleh laba atau untung, yang dipengaruhi oleh biaya, harga jual dan volume penjualan. Untuk dapat menganalisis profitabilitas suatu usaha, maka terlebih dahulu harus menghitung titik impas usaha uang terkait. Titik impas atau break even pada suatu usaha adalah keadaan atau kondisi usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. 84 Titik impas mampu memberikan informasi mengenai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan bersangkutan. Penjualan pada tingkat tertentu akan menentukan besar kecil pendapatan yang diperoleh oleh suatu usaha. Berdasarkan hal tersebut maka uraian berikutnya akan membahas pendapatan yang diperoleh dari penjualan, dilanjutkan dengan perhitungan titik impas dan analisis profitabilitas dari masing-masing usaha yang menjadi objek penelitian.

6.1.3.1. Usaha Tahu

Usaha tahu memperoleh pendapatan total sebesar Rp 1.253.310.000 per tahun, berasal dari dua jenis penjualan yaitu penjualan tahu sebagai produk akhir dan penjualan ampas kedelai sebagai produk sisa atau limbah. Pihak pengelola menjual kembali produk sisa dengan harga Rp 5000 per 10 kilogram kedelai dari 300 kilogram kedelai yang diolah setiap hari. Berdasarkan itu maka pendapatan yang diperoleh usaha bersangkutan melalui penjualan ampas per harinya sebesar Rp 150.000 atau Rp 45.000.000 per tahun, sedangkan pendapatan yang beliau peroleh dari hasil penjualan tahu sebesar Rp 4.027.700 per hari atau Rp 1.208.310.000 per tahun. Setelah semua biaya dan pendapatan per tahun diketahui barulah perhitungan titik impas dapat dimulai dengan menghitung komponen- komponennya terlebih dahulu. Komponen-komponen dalam titik impas antara lain adalah Total Fixed Cost TFC atau total biaya tetap, Price P yang merupakan harga jual, dan Average Variable Cost AVC atau rata-rata biaya variabel. Adapun total biaya tetap per pada usaha tahu sebesar Rp 19.703.381 per tahun. Harga jual yang ditetapkan pada usaha tahu beragam, sehingga komponen harga jual pada perhitungan titik impas menggunakan harga jual rata-rata. Harga jual rata-rata adalah total penjualan per hari dibagi dengan total produk yang terjual dalam satu hari. Perhitungan harga jual rata-rata ini dengan jelas dapat terlihat pada uraian berikut : 85 = = Rp 4.972 per kg Komponen terakhir dalam perhitungan titik impas adalah rata-rata biaya variabel, yang diperoleh melalui pembagian antara total biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan. Total biaya variabel pada usaha tahu sebesar Rp 744.300.000 per tahun, maka diperoleh rata-rata biaya variabel sebagai berikut : = = Rp 3.063 per kg Perhitungan titik impas pada penelitian ini dibedakan menjadi dua didasarkan atas satuannya, yaitu unit dan rupiah. Adapun perhitungan titik impas pada usaha tahu per tahunnya dapat terlihat melalui uraian berikut ini : = = Rp 51.308.791 Dalam keadaan impas atau break even laba usaha adalah nol atau tidak ada, yang menunjukkan tingkat minimum produksi dan pendapatan yang harus diperoleh agar usaha tidak merugi. Berdasarkan uraian perhitungan di atas terlihat 86 bahwa pihak pengelola pada usaha tahu minimal harus memproduksi dan menjual habis tahu yang dihasilkan sebanyak 10.319 kilogram per tahun atau sekitar 34 kilogram tahu per hari agar tidak merugi. Sedangkan pendapatan minimal yang harus diperoleh berdasarkan perhitungan titik impas adalah sebesar Rp 51.308.791 per tahun atau Rp 171.029 per hari. Adapun perbandingan antara hasil perhitungan titik impas dengan kondisi aktual usaha dapat dengan jelas terlihat pada Tabel 26. Tabel 26. Perbandingan Titik Impas dengan Kondisi Aktual Usaha Tahu Titik Impas Keadaan Aktual Keterangan Per Tahun Per Hari Per Tahun Per Hari Dalam Unit kg 10.319 34 243.000 810 Dalam Rupiah Rp 51.308.791 171.029 1.208.310.000 4.027.000 Bedasarkan Tabel 26 terlihat bahwa usaha tahu kondisinya berada di atas keadaan titik impas. Ini terlihat dari kemampuan usaha dalam memproduksi dan menjual habis sebanyak 243.000 kg tahu yang dihasilkan per tahun, serta memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.208.310.000 per tahun. Kelebihan pendapatan penjualan di atas biaya variabel pada usaha tahu, menunjukkan usaha tersebut mampu menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Seberapa besar kemampuan usaha tersebut menutup biaya tetap dan menghasilkan laba ini dapat terlihat melalui perhitungan Marginal Income Ratio MIR. MIR merupakan pembagian antara selisih dari hasil penjualan dan Total Variable Cost TVC atau total biaya variable, dengan hasil penjualan itu sendiri. Hasil penjualan pada perhitungan MIR adalah total pendapatan usaha dari hasil penjualan produk utama atau tahu dalam satu tahun sebesar Rp 1.208.310.000, sedangkan TVC untuk perhitungan MIR sebesar Rp 744.300.000 per tahun. Adapun perhitungan MIR untuk usaha tahu ini dapat terlihat pada uraian berikut : 87 = x 100 = 38 Uraian di atas menunjukkan bahwa setiap tahun usaha tahu mampu memberikan 38 persen dari hasil penjualannya, untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan laba. Hasil penjualan pada tingkat break even ini jika dihubungkan dengan penjualan aktual, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga usaha tidak merugi atau disebut juga Margin of Safety MOS. MOS merupakan ukuran tingkat keamanan bagi usaha dalam melakukan penurunan penjualan, dimana perhitungan MOS untuk usaha tahu ini dapat terlihat pada uraian berikut : = 96 Hasil perhitungan berdasarkan uraian di atas menunjukkan, bahwa tingkat penjualan bagi usaha tahu tidak boleh turun lebih dari 96 persen dari hasil penjualan aktual agar usaha yang bersangkutan tidak merugi. Persentase dari MOS dapat dihubungkan langsung dengan tingkat keuntungan usaha atau MIR, guna menunjukkan tingkat profitabilitas usaha. Profitabilitas merupakan ukuran seberapa besar kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba, dimana perhitungan profitabilitas untuk usaha tahu adalah sebagai berikut : = 37 Uraian di atas menunjukkan usaha tahu memiliki tingkat profitabilitas sebesar 37 persen. Ini berarti bahwa apabila usaha tersebut mampu menjual seluruh hasil produksi, maka laba atau profit yang diperoleh dari hasil penjualan adalah 37 persen.

6.1.3.2. Usaha Tempe

88 Usaha tempe memperoleh pendapatan yang berasal dari penjualan tempe, dimana tempe yang dijual terdiri dari beberapa ukuran. Hasil penjualan untuk tempe dengan ukuran 20 cm x 35 cm sebesar Rp 3.998.000 per hari, sedang untuk tempe dengan ukuran 20 cm x 30 cm menghasilkan pendapatan sebesar Rp 440.000 per hari. Tempe dengan ukuran 14 cm x 25 cm dan 13 cm x 20 cm masing-masing menghasilkan pendapatan sebesar Rp 90.000 dan Rp 60.000 per hari, sehingga total pendapatan keseluruhan usaha tempe per hari sebesar Rp 4.588.000 atau per tahunnya sebesar Rp 1.376.400.000. Setelah semua biaya dan pendapatan per tahun diketahui kemudian dilakukan perhitungan terhadap komponen-komponen titik impas, seperti TFC atau total biaya tetap, P atau harga jual, dan AVC atau rata-rata biaya variabel. Adapun total biaya tetap usaha tempe per tahun sebesar Rp 155.762.500. Sama halnya seperti usaha tahu, harga jual yang ditetapkan pada usaha tempe juga beragam yang membuat komponen harga jual untuk perhitungan titik impas menggunakan harga jual rata-rata. Perhitungan harga jual rata-rata untuk usaha tempe dapat terlihat pada uraian berikut : = Rp 5.283 per kg Komponen lainnya yang perlu dihitung dalam perhitungan titik impas adalah rata-rata biaya variable dari usaha tempe. Rata-rata biaya variabel usaha tempe diperoleh melalui pembagian antara total biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan. Total biaya variabel pada usaha tempe adalah Rp 862.725.000 per tahun, maka rata-rata biaya variabelnya adalah sebagai berikut: 89 = = Rp 3.311 per kg Seperti halnya usaha tahu, perhitungan titik impas untuk usaha tempe juga dibedakan menjadi dua berdasarkan satuannya, yaitu unit dan rupiah. Adapun perhitungan titik impas pada usaha tempe per tahun dapat terlihat melalui uraian berikut ini : = = Rp 417.367.995 Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa batas minimal usaha tempe untuk memproduksi dan menjual habis tempenya, yaitu sebanyak 79.002 kilogram tempe per tahun atau 263 kilogram tempe per hari agar tidak merugi. Pendapatan minimal yang harus diperoleh berdasarkan perhitungan titik impas sebesar Rp 417.367.995 per tahun atau Rp 1.391.227 per hari. Jika dibandingkan dengan kondisi aktualnya, maka usaha tempe ini berada di atas keadaan titik impas, yang secara jelas dapat terlihat pada Tabel 27 berikut. Tabel 27. Perbandingan Titik Impas dengan Kondisi Aktual Usaha Tempe Titik Impas Keadaan Aktual Keterangan Per Tahun Per Hari Per Tahun Per Hari Dalam Unit kg 79.002 263 260.535 868,45 90 Dalam Rupiah Rp 417.367.995 1.391.227 1.376.400.000 4.588.000 Pada Tabel 27 terlihat bahwa usaha tempe mampu menjual habis 79.002 kilogram tempe yang dihasilkannya per tahun dan memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.376.400.000 per tahun. Kelebihan pendapatan penjualan di atas biaya variabel pada usaha tersebut, menunjukkan usaha yang bersangkutan mampu menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Seberapa besar kemampuan usaha beliau untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba dapat terlihat melalui perhitungan MIR, dimana perhitungan MIR untuk usaha tempe dapat terlihat pada uraian berikut : = x 100 = 37 Hasil perhitungan MIR menunjukkan bahwa usaha tempe mampu memberikan 37 persen dari hasil penjualannya untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan laba. Hasil penjualan pada tingkat break even yang dihubungkan dengan penjualan aktual, akan diperoleh informasi tentang MOS. Adapun perhitungan MOS untuk usaha tempe dapat terlihat pada uraian berikut : = 70 Uraian di atas menunjukkan usaha tempe memiliki tingkat keamanan cukup tinggi yaitu 70 persen, yang juga menunjukkan batas penurunan tingkat penjualan agar usaha tidak merugi. Persentase dari MOS yang dihubungkan langsung dengan tingkat keuntungan usaha atau MIR dapat menunjukkan tingkat profitabilitas usaha bersangkutan. Profitabilitas adalah ukuran kemampuan suatu 91 usaha untuk menghasilkan laba, dimana perhitungan profitabilitas untuk usaha tempe adalah sebagai berikut : = 26 Hasil perhitungan di atas menunjukkan usaha tempe memiliki tingkat profitabilitas sebesar 26 persen, yang menunjukkan besarnya laba atau profit yang diperoleh dari hasil penjualan atau pendapatan bila usaha beliau mampu menjual habis seluruh hasil produksi. 6.2. Analisis Nilai Tambah 6.2.1. Usaha Tahu