Analisis Profitabilitas Analisis Profitabilitas serta Nilai Tambah Usaha Tahu dan Tempe (Studi Kasus di Kecamatan Tegal Gundil dan Cilendek Timur Kota Bogor)

96 VII PERBANDINGAN HASIL ANALISIS PROFITABILITAS SERTA NILAI TAMBAH USAHA TAHU DAN TEMPE

7.1 Analisis Profitabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan profitabilitas yang dilakukan terhadap usaha tahu dan tempe, terlihat bahwa kemampuan kedua usaha dalam menghasilkan laba atau profit berbeda. Adapun perbedaan kemampuan kedua usaha dalam menghasilkan laba dapat terlihat dengan jelas pada Tabel 30 berikut. Tabel 30. Perbandingan Hasil Analisis Profitabilitas Keterangan Usaha Tahu Usaha Tempe MIR 38 37 MOS 96 70 Profitabilitas 37 26 Tabel 30 memperlihatkan hasil perhitungan MIR pada usaha tahu yaitu sebesar 38 persen. Ini menunjukkan bahwa usaha tahu mampu memberikan 38 persen dari hasil penjualannya per tahun adalah sebesar Rp 464.010.000 atau per harinya sebesar Rp 1.546.700, untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan laba. Selain itu tingkat keamanan atau MOS dari usaha tahu pun terbilang tinggi, yaitu 96 persen. Hasil perhitungan MOS mengartikan bahwa jika usaha tahu mengalami penurunan produksi dan penjualan, selama penurunan tersebut tidak lebih dari 96 persen maka kondisi usaha tahu masih tetap aman. Nilai MIR yang cukup baik dan MOS yang tinggi pada usaha tahu, membuat usaha tahu memiliki kemampuan menghasilkan laba atau profitabilitas yang cukup baik yaitu 37 persen dari hasil penjualannya sebesar Rp 444.306.619 per tahun atau Rp 1.481.022 per hari. Jika 97 dibandingkan dengan usaha tempe, perhitungan MIR pada usaha tersebut menghasilkan angka sebesar 37 persen. Hasil perhitungan MIR menunjukkan usaha tempe mampu memberikan 37 persen dari hasil penjualannya sebesar Rp 513.675.000 per tahun atau per harinya sebesar Rp 1.712.250, untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan laba. Tingkat keamanan atau MOS dari usaha tempe pun terlihat lebih rendah dari usaha tahu yaitu sebesar 70 persen. Ini berarti usaha tempe lebih rentan mengalami kerugian dibanding usaha tahu, namun selama penurunan tersebut tidak lebih dari 70 persen maka kondisi usaha masih tetap aman. Nilai MIR dan MOS usaha tempe yang lebih rendah dari usaha tahu, membuat usaha tempe memiliki kemampuan menghasilkan laba atau profitabilitas yang lebih rendah yaitu sebesar 26 persen. Tingkat profitabilitas tersebut menunjukkan usaha tempe mampu menghasilkan profit, sebesar 26 persen dari hasil penjualannya sebesar Rp 357.912.500 per tahun atau Rp 1.193.042 per hari. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka jelas terlihat, bahwa usaha tahu memiliki kemampuan lebih dalam hal menghasilkan laba atau profit dibanding usaha tempe. Perbedaan profitabilitas antara usaha tahu dan tempe dapat terjadi karena adanya perbedaan total biaya pada kedua usaha, dimana total biaya dari masing- masing usaha dapat mempengaruhi besarnya keuntungan yang akan diperoleh. Terlihat dari rincian total biaya pada usaha masing-masing usaha tahu memiliki total biaya yang lebih rendah dibanding usaha tempe, dimana usaha tempe memiliki biaya tetap yang cukup besar. Hal ini menandakan bahwa struktur biaya usaha tempe belum efisien, berbeda dengan struktur biaya usaha tahu yang jauh lebih kecil.

7.2 Analisis Nilai Tambah