Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kedelai sebagai Bahan Baku

22 menjadi objek studi tersebut menyatakan, bahwa mereka menetapkan harga jual tahu dan tempe berdasarkan keinginan konsumen tanpa mengetahui kondisi usaha mereka sebenarnya untung, rugi, atau impas. Padahal harga jual yang ditetapkan seharusnya dapat menutupi semua ongkos produksi, bahkan lebih dari itu yaitu untuk mendapatkan laba Swastha dan Sukotjo, 1998. Terkait dengan kenaikan harga kedelai yang terjadi pada dua tahun lalu, data produksi dan penjualan pada kedua usaha yang menjadi objek penelitian secara pasti tidak dapat ditampilkan karena tidak adanya pencatatan yang detail. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara kedua pengrajin tersebut yang merupakan anggota PRIMKOPTI menyatakan, usaha mereka sedikit terganggu dengan adanya kenaikan harga kedelai secara tiba-tiba pada beberapa waktu lalu. Berdasarkan uraian tersebut maka terlihat beberapa pokok permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini, antara lain : 1. Langkah-langkah penyesuaian apa yang dilakukan pengrajin untuk mempertahankan usaha? 2. Berapa besar keuntungan yang diperoleh oleh pengrajin tahu dan tempe, dengan mengambil studi kasus pada pengrajin tahu di Kelurahan Tegal Gundil dan pengrajin tempe di Kelurahan Cilendek Timur? 3. Berapa nilai tambah kacang kedelai untuk tahu dan tempe?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis keragaan usaha tahu dan tempe. 2. Menjelaskan langkah-langkah penyesuaian yang dilakukan usaha tahun dan tempe. 3. Menganalisis profitabilitas usaha tahu dan tempe. 4. Menganalisis nilai tambah usaha tahu dan tempe. 23

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi : 1. Peneliti sebagai wadah pengaplikasian materi-materi yang didapat selama masa perkuliahan. 2. Pihak pengrajin tahu dan tempe sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya. 3. Khalayak umum juga pemerintah guna menambah informasi mengenai kondisi industri tahu dan tempe saat ini. 4. Civitas akademika, untuk menambah pengetahuan ataupun dijadikan sebagai bahan perbandingan serta acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 24 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kedelai sebagai Bahan Baku

Kedelai telah dibudidayakan di Cina sejak 1000 tahun sebelum Masehi dan Negara tersebut merupakan asal tanaman kedelai. Suku Jawa merupakan penduduk yang paling awal mengadopsi tanaman kedelai kedalam usaha taninya, karena adanya hubungan perdagangan antara pedagang Cina dengan masyarakat di Jawa. Dalam tahun 1918 tercatat, luas areal panen kedelai di Indonesia mencapai 158.900 Ha. Pada awal pengembangannya di Indonesia pusat pertumbuhan kedelai pertama kali didapati di Jawa Tengah yang kemudian menyebar ke Jawa Timur dan bagian Jawa lainnya. Dari Jawa kemudian kedelai menyebar ke pulau-pulau lainnya di Indonesia. Dalam mencapai tingkat produksi yang optimal, pengembangan kedelai harus disesuaikan dengan kriteria kesesuaian biofisik lingkungan, sistem usahatani, dan kondisi sosial ekonomi petani. Terdapat kriteria kesesuaian lahan dalam mengembangkan kedelai, antara lain lahannya tergolong lahan yang sangat sesuai dengan suhu 23 o C sampai dengan 28 o C, curah hujan sekitar 2500 mm per tahun, pH 6,0 sampai dengan 6,9, hara NPK cukup, dan salinitas 2,5 mmhcs per cm. Selain faktor fisik tersebut, tingkat produksi yang optimal juga ditentukan oleh hubungan timbal balik antara tanaman kedelai dengan organisme pengganggu tumbuhan hama yang perkembangannya ditentukan oleh faktor fisik lingkungan dan manajemen petani. Selain faktor teknis, faktor sosial ekonomi seperti tujuan petani, kelembagaan, pemasaran, dan harga juga turut menentukan tingkat produktivitas yang tercapai. Kebutuhan akan kedelai dan produk-produk olahannya semakin meningkat dan belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, yang mengakibatkan impor kedelai pun meningkat. Produk olahan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, dan minyak kedelai tidak hanya diminati oleh penduduk menengah kebawah Jawa, akan tetapi sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat luar Jawa. Dengan 25 demikian maka kedelai tidak hanya penting sebagai sumber protein, tapi juga penting sebagai bahan baku industri 7 . 2.2. Latar belakang Usaha Tahu dan Tempe 2.2.1. Sejarah Tahu