37
analisa impas adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba atau
nol. Dalam menentukan titik impas atau Break Even Point BEP terdapat dua cara, yaitu :
1. Pendekatan Teknik Persamaan
Secara matematis, titik impas produktivitasnya dihitung sebagai berikut :
Keadaan impas adalah jika keuntungan π sama dengan 0 nol, maka :
Keterangan : Q
= Jumlah produk P
= Harga jual produk TVC = Biaya total variabel
TFC = Biaya total tetap AVC = Biaya rata-rata variabel
2. Pendekatan Grafis
38
Pendekatan ini menentukan titik impas dengan melihat pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik,
dimana titik pertemuan antara keduanya merupakan titik impas. Pendekatan grafis secara jelas dapat terlihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Titik Impas, Laba, dan Volume Penjualan
Sumber : Mulyadi 2001
Keterangan : TR
= Penerimaan
total TC
= Biaya
total
Pendapatan, Biaya
Volume Penjualan TFC
TVC TC
TR
P
Q O
A
B
39
TVC = Biaya variabel total
TFC = Biaya tetap total
Daerah A = Daerah laba atau untung
Daerah B = Daerah rugi
P =
Pendapatan, biaya
Q =
Volume penjualan
Berdasarkan Gambar 2 terlihat titik impas terjadi pada titik perpotongan TR dan TC, saat volume penjualan sebesar Q menghasilkan
pendapatan sebesar P. Jika penjualan lebih kecil dari Q sebelah kiri maka usaha terkait akan mengalami kerugian, karena pendapatan yang menurun
membuat biaya total tidak tertutupi dan akan untung jika yang terjadi sebaliknya. Titik impas ini dapat berubah dengan adanya perubahan harga
input, output, dan teknologi. Menurut Prawironegoro dan Ari 2008, semua produk seyogyanya
harus dihitung titik impasnya, guna mengetahui apakah usaha yang bersangkutan memperoleh laba atau menderita kerugian. Setelah
mengetahui titik impas, maka kemudian dapat diketahui kemampuan suatu usaha dalam memperoleh laba yang disebut juga profitabilitas.
Profitabilitas dapat ditentukan oleh besarnya nilai Margin of Safety MOS dan Maginal Income Ratio MIR.
Menurut Munawir 1995, MOS menunjukkan tingkat penurunan produksi atau penjualan yang dapat ditoleransi. MIR yaitu bagian hasil
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba. Semakin besar nilai MOS dan nilai MIR suatu usaha, maka semakin besar nilai
kemampuan usaha tersebut dalam memperoleh laba dan sebaliknya jika semakin kecil.
3.1.4. Analisis Nilai Tambah