27
perut
9
. Tempe itu sendiri dibuat dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bahan baku berupa kacang kedelai.
Proses peragian pada tempe disebabkan oleh semacam kapang atau jamur, yang memberikan semacam lapuk berwarna putih yang semakin lama akan
menjadi hitam. Kapang pada tempe dalam bahasa ilmiah disebut juga Rhizopus oryzae
, yang pada keadaan normal hanya terdiri dari Rhizopus oligosporus. Adanya proses peragian ini membuat kedelai pada tempe memiliki rasa yang lebih
enak serta lebih mudah dicerna, daripada kedelai yang dimakan tanpa proses fermentasi terlebih dahulu.
Selain itu dengan adanya proses fermentasi, membuat bau langu pada kedelai hilang sehingga cita rasa dan bau aromanya pun lebih sedap. Proses
fermentasi pada tempe ini membuat protein dalam kedelai terurai menjadi komponen-komponen asam amino, yang membuat penyerapan zat-zat makanan
dalam tubuh lebih lancar. Adapun Tempe yang baik adalah tempe yang bentuknya keras dan kering, serta didalamnya tidak mengandung kotoran dan campuran
bahan-bahan lain. Tempe itu sendiri memiliki daya tahan paling lama dua hari, karena lebih dari itu jamur tempe pun akan mati. Selanjutnya akan tumbuh jamur
atau bakteri-bakteri lain yang dapat merombak protein, sehingga tempe pun menjadi busuk
10
.
2.2.3. Karakteristik Tenaga Kerja
Tahu dan tempe merupakan salah satu bagian dari industri kecil yang dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, karena umumnya industri kecil
tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi. Oleh karena itu cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana. Disatu sisi sifat industri kecil yang
sederhana ini memberikan dampak positif bagi tenaga kerja tidak terdidik untuk masuk ke sektor industri.
Dalam proses produksi dan teknologi yang digunakan industri kecil bersifat padat karya, karena potensi bahan baku yang dimiliki dari suatu wilayah
dan kemampuan teknologinya masih turun-menurun. Penggunaan teknologi dan proses produksi yang sederhana juga ditunjukkan pada industri tahu dan tempe,
9
WIKIPEDIA. Sejarah Tempe. http:id.wikipedia.com. Minggu, 1 Juli 2008.
10
Sarwono, B. 1994. Membuat Tempe dan Oncom.
28
dimana dalam proses pengolahan kedelai menjadi tahu atau tempe bisa diselesaikan oleh 1-2 orang. Adapun tenaga kerja yang digunakan umumnya
berasal dari dalam keluarga, sedangkan yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga hanyalah beberapa pengrajin saja.
2.2.4. Saluran Pemasaran
Pemasaran untuk menyalurkan tahu dan tempe dari produsen ke konsumen pada industri kecil masih merupakan masalah, karena kurangnya informasi pasar
terkait dengan pola permintaan konsumen. Selain itu kemampuan dalam strategi pemasaran pada industri rumah tangga ini masih kurang, karena umumnya
pengusaha tahu dan tempe industri kecil kurang atau tidak mengetahui produk yang sedang gencar di pasaran. Bahkan terkadang pengusaha tidak mampu
menghasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan tuntutan pasar, selera konsumen, dan kurang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dalam
waktu cepat sehingga permintaan pasar tidak dapat dipenuhi. Terdapat dua cara umum penyaluran hasil produksi tahu dan tempe dari
produsen ke konsumen yaitu dengan menjual langsung kepasar, dimana pengrajin tempe langsung menjual produknya dengan konsumen; dan melalui pedagang
perantara. Sebagian besar pengrajin tahu dan tempe memasarkan hasil produksinya dengan langsung menjual ke pasar, yang secara tidak langsung akan
membutuhkan biaya pemasaran untuk sampai di lokasi pemasaran. Oleh karena itu nilai suatu produk dapat ditetapkan dengan menghitung jumlah total dari biaya
produksi dan biaya pemasaran untuk satu satuan produk yang diproduksinya
11
.
2.3. Penelitian Terdahulu 2.3.1. Penelitian Mengenai Profitabilitas