Volume Penjualan dan Harga Jual 1. Usaha Tahu
78
22 terlihat bahwa usaha tempe memiliki biaya tetap yang cukup tinggi, sehingga total biaya usaha pun menjadi tinggi.
Ini terjadi karena usaha tempe menghabiskan biaya yang cukup besar dalam melakukan perawatan terhadap peralatan produksinya, dimana usaha tempe
masih menggunakan peralatan produksi yang tidak permanen. Berbeda dengan usaha tahu yang menggunakan peralatan lebih permanen dalam bentuk semen,
sehingga perawatan yang dilakukan terhadap peralatan produksinya tidak mengeluarkan biaya besar. Pada segi pemasaran terlihat usaha tahu tidak
melakukan pengantaran produk sehingga tidak ada biaya pemasaran yang dikeluarkan, karena konsumen atau pelanggan dari usaha tersebut yang datang
sendiri ke tempat. Selain itu dari segi kemasan, usaha tahu terlihat lebih sederhana dibanding
usaha tempe yang menggunakan plastik dan daun pisang. Berdasarkan itu maka jelas terlihat bahwa usaha tahu memiliki struktur biaya yang lebih hemat,
sehingga total biaya usahanya lebih kecil dibanding usaha tempe.
6.1.2. Volume Penjualan dan Harga Jual 6.1.2.1. Usaha Tahu
Usaha tahu menjual tahu dalam bentuk cetakan yang dapat dipotong- potong kecil berdasarkan keinginan konsumen, dimana satu cetakan tahu dapat
menghasilkan 60 sampai dengan 100 potong. Adapun konsumen yang membeli tahu pada usaha ini merupakan konsumen lama atau pelanggan yang terdiri dari
tukang sayur dan gorengan, rumah sakit, restoran, serta konsumen individu yang datang sendiri. Konsumen usaha tahu dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah konsumen yang membeli tahu untuk diolah
terlebih dahulu kemudian dijual kembali, seperti tukang sayuran dan pedagang keliling seperti batagor, siomay, dan gorengan, serta pelanggan restoran dan
rumah sakit. Konsumen akhir yang menjadi pelanggan usaha ini merupakan konsumen individu atau per orang-an, yang datang sendiri ke tempat usaha dan
membeli tahu untuk dikonsumsi sendiri. Usaha tahu ini dalam satu hari mampu menghasilkan sebanyak 150 cetak tahu, yang dibagi menjadi 32 cetak tahu kuning
79
dan 118 cetak tahu putih. Adapun total penjualan usaha tahu Bapak Mumu dalam satu tahun dapat terlihat jelas pada Tabel 23.
Tabel 23. Penjualan Usaha Tahu
Tahu Putih per Hari Tahu Kuning per Hari
No Konsumen Jumlah cetak
Harga Rpcetak
Jumlah Rp
Jumlah cetak
Harga Rpcetak
Jumlah Rp
Total per Hari Rp
Total per Tahun
Rp ribuan 1. Tukang
Sayuran 25
25.000 625.000 25
25.000 625.000 1.250.000 375.000
2. Pedagang keliling
60 25.000 1.500.000
25.000 0 1.500.000
450.000 3. Restoran
25 30.000 750.000
2 30.000 60.000 810.000
243.000 4. RS
3 30.000
90.000 30.000
90.000 27.000
Individu : Uk 12 x 12 = 144
potongcetak 3 28.800
86.400 2 57.600
115.200 201.600
60.480 5.
Uk 9 x 9 = 81 potongcetak
2 27.300 54.600
3 40.500 121.500
176.100 52.830
6. Ampas Kedelai 150.000
45.000 Total
118 - 3.106.000
32 -
921.700 4.177.700 1.253.310
Berdasarkan Tabel 23 terlihat adanya perbedaan volume penjualan antara tahu putih dan kuning, serta volume penjualan untuk tiap jenis konsumen. Ini
terjadi karena volume pembelian yang dilakukan oleh masing-masing konsumen beragam tergantung kebutuhannya. Penjualan yang pertama dilakukan terhadap
tukang sayur yang merupakan gabungan beberapa tukang, dimana setiap harinya membeli tahu sebanyak 50 cetak yang terdiri dari 25 cetak tahu putih dan 25 cetak
tahu kuning. Penjualan yang kedua adalah penjualan terhadap pedagang keliling yang
juga merupakan gabungan beberapa pedagang, dimana tahu yang dibeli hanya tahu putih sebanyak 60 cetak per hari. Penjualan yang ketiga adalah penjualan
terhadap restoran dengan total penjualan sebanyak 27 cetak, yang terdiri dari 25 cetak tahu putih dan dua cetak tahu kuning. Penjualan keempat adalah penjualan
yang dilakukan kepada rumah sakit terdekat yaitu Palang Merah Indonesia PMI dan Bogor Medical Centre BMC, dimana jenis tahu yang dibeli oleh pihak
80
rumah sakit adalah tahu putih dengan total pembelian sebanyak tiga cetak per hari.
Berbeda dengan konsumen lainnya penjualan untuk individu atau per orang-an tidak dalam hitungan per cetak namun per potong, dimana untuk
penjualan ini pihak pengelola khusus menyediakan masing-masing lima cetak untuk tiap jenis tahu. Adapun ukuran potong tahu pada usaha ini terdiri dua jenis
ukuran, yaitu ukuran 12 cm x 12 cm; untuk tahu putih sebanyak tiga cetak dan tahu kuning sebanyak dua cetak, dan ukuran 9 cm x 9 cm; untuk tahu putih
sebanyak dua cetak dan tahu kuning sebanyak tiga cetak. Secara keseluruhan setiap hari usaha tahu menghasilkan 150 cetak tahu atau 45.000 cetak tahu per
tahun yang terjual habis, dimana per cetaknya memiliki bobot sebesar 5,4 kilogram sehingga per harinya sebesar 810 kilogram atau 243.000 kilogram per
tahun . Tak hanya volume penjualan, perbedaan lainnya yang ditemukan adalah
adanya penetapan harga jual yang berbeda untuk beberapa jenis konsumen. Pihak pengelola menetapkan harga jual secara per cetak untuk konsumen antara dan
harga jual per potong untuk konsumen akhir. Harga jual yang ditetapkan bagi tukang sayur dan pedagang keliling sebesar Rp 25.000 per cetak untuk semua
jenis tahu, sedangkan harga jual yang ditetapkan untuk pihak restoran dan rumah sakit sebesar Rp 30.000 per cetak untuk semua jenis tahu.
Berbeda dengan konsumen antara harga jual yang ditetapkan untuk konsumen individu per cetaknya untuk tahu putih, ukuran 12 cm x 12 cm adalah
Rp 28.800 dan untuk ukuran 9 cm x 9 cm adalah Rp 27.300. Harga jual tahu kuning per cetak yang ditetapkan untuk ukuran 12 cm x 12 cm sebesar Rp 57.600,
sedang untuk ukuran 9 cm x 9 cm adalah Rp 40.500. Perbedaan harga jual per cetak pada konsumen akhir terjadi karena pembeliannya yang dilakukan secara
potongan, membuat harga jual per cetaknya ditentukan oleh banyaknya potong tahu yang dihasilkan dalam satu cetak.
Banyaknya potong tahu yang dihasilkan ukuran 12 cm x 12 cm adalah 144 potong tahu, adapun harga jual per potongnya sebesar Rp 200 untuk tahu putih
dan Rp 400 untuk tahu kuning. Banyaknya potong tahu yang dihasilkan ukuran 9 cm x 9 cm adalah 81 potong tahu, sedang harga jual per potong untuk tahu putih
81
sebesar Rp 300 dan untuk tahu kuning sebesar Rp 500. Selain menjual tahu sebagai produk utamanya usaha tahu juga menjual limbah atau produk sisa proses
produksi berupa ampas kedelai, dengan harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 5.000 untuk tiap ampas yang dihasilkan dari sepuluh kilogram kedelai yang
diolah. Setiap hari usaha ini mengolah kedelai sebanyak 300 kilogram, maka total
pendapatan yang diperoleh dari penjualan ampas kedelai sebesar Rp 150.000 per hari atau Rp 45.000.000 per tahun. Total pendapatan yang diperoleh dari
penjualan produk utama atau tahu per harinya adalah sebesar Rp 4.027.700 atau per tahunnya sebesar Rp 1.208.310.000. Adapun total pendapatan keseluruhan
yang berasal dari penjualan tahu dan ampas tahu sebesar Rp 4.177.700 per hari atau Rp 1.253.310.000 per tahun.