Kredibilitas dan Dependabilitas Reliabilitas Penelitian

3 Perempuan yang membujang atau tidak menikah 4 Perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga 5 Perempuan bersuami, tetapi tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena suaminya bepergian lebih dari satu tahun. Seknas PEKKA mempunyai visi untuk pemberdayaan perempuan kepala keluarga dalam rangka ikut berkontribusi membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender, dan bermartabat. Untuk mewujudkan visi tersebut, Seknas PEKKA mengemban misi untuk: 1 Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Perempuan Kepala Keluarga 2 Membuka akses perempuan kepala keluarga terhadap berbagai sumberdaya 3 Membangun kesadaran kritis Perempuan Kepala Keluarga baik terhadap kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya. 4 Meningkatkan partisipasi perempuan kepala keluarga dalam berbagai proses kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya 5 Meningkatkan kontrol perempuan terhadap proses pengambilan keputusan mulai di tingkat rumah tangga hingga negara. Untuk mencapai cita-cita ini Seknas PEKKA mengembangkan strategi empat pilar pemberdayaan, yaitu: 1 Membangun visi; pada dasarnya membangun kesadaran kritis PEKKA terhadap hak sebagai manusia, perempuan dan warga negara, menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki kehidupan, dan pada akhirnya memfasilitasi mereka untuk membangun visi dan misi kehidupan. Visi dan Misi menjadi landasan utama PEKKA untuk bergerak selanjutnya. 2 Peningkatan kemampuan; meningkatkan kapasitas PEKKA untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan melalui pendampingan intensif, berbagai pelatihan dan lokakarya terkait dengan membangun kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial. Melatih dan mengembangkan pemimpin dan fasilitator masyarakat dari kalangan PEKKA. 3 Pengembangan organisasi dan jaringan; melalui penumbuhan, pengembangan dan penguatan kelompok berbasis di masyarakat yang diberi nama Kelompok Perempuan Kepala Keluarga Kelompok PEKKA di seluruh wilayah program. Kelompok-kelompok ini kemudian difasilitasi untuk mengembangkan organisasinya menjadi Serikat PEKKA yang mandiri dan berjaringan mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional, serta berjaringan dengan lembaga lain yang dapat mendukung kerja-kerja mereka. 4 Advokasi untuk perubahan; Fokus pada akses terhadap informasi, sumberdaya kehidupan dan pengambilan keputusan serta akses terhadap keadilan hukum. Perubahan tata nilai negatif terhadap perempuan dan perempuan kepala keluarga melalui kampanye dan pendidikan pada masyarakat luas. Strategi Seknas PEKKA di operasionalkan ke dalam program-program yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan, kondisi dan sumberdaya yang tersedia. a. Pemberdayaan Ekonomi 1. Pengembangan sumberdaya keuangan bersama PEKKA melalui kegiatan simpan pinjam dengan sistem koperasi. 2. Peningkatan sumber pendapatan keluarga PEKKA melalui pengembangan usaha individu dan usaha bersama. b. Pendidikan Sepanjang Hayat 1. Pemberantasan buta huruf dan angka bagi keluarga PEKKA melalui kelas keaksaraan fungsional dan akses program Penyetaraan Pendidikan. 2. Akses pendidikan yang murah dan berkualitas termasuk akses beasiswa bagi anak-anak PEKKA yang putus sekolah 9 tahun. 3. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Mengorganisir Kelas Belajar anak-anak PEKKA. c. Pemberdayaan Hukum 1. Kegiatan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi PEKKA 2. Melatih kader PEKKA menjadi Kader Hukum agar mampu mendampingi akses proses hukum yang adil bagi PEKKA dan keluarganya dalam penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga. 3. Advokasi reformasi hukum dan proses hukum yang adil gender. d. Pemberdayaan Politik 6 Penyadaran kritis akan hak politik PEKKA. 7 Mengorganisir PEKKA untuk terlibat dan mengawasi proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan dan terlibat dalam proses politik di berbagai tingkatan. e. Hak Kesehatan Sepanjang Masa 1. Gerakan hidup sehat dan berkualitas melalui kegiatan penyadaran kritis akan hak dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. 2. Mengembangkan kader-kader kesehatan dari kalangan PEKKA agar dapat mengorganisir akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas. 3. Advokasi kebijakan terkait hak pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan berkualitas bagi masyarakat miskin. f. Media Komunitas 1. Sistem pendukung kegiatan pengorganisasian PEKKA dan memperjuangkan hak akses teknologi informasi bagi masyarakat miskin. 2. Melatih dan mengembangkan kader-kader pengelola dan pengembang media rakyat termasuk radio komunitas, video komunitas, fotografi, dan penulisan. 3. Mengembangkan penggunaan media komunitas untuk kegiatan pendidikan bagi rakyat, kampanye perubahan sosial, dan advokasi kebijakan. Rintisan tahap awal program ini dilaksanakan sebagai pilot proyek di Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 2000. Kemudian diperluas ke Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan keberadaan jumlah perempuan kepala keluarga dan karakteristik wilayah, misal: angka migrasi laki-laki tinggi, konflik sumberdaya alam, dan konflik sosial budaya lokal. Saat ini, PEKKA dianggap telah mampu memberikan alternatif pendekatan pengorganisasian basis yang efektif sehingga telah dapat dikembangkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Selama pelaksanaan program jumlah penerima manfaat PEKKA terus mengalami peningkatan dengan pertambahannya bervariasi di setiap wilayah dampingan yang ada. Penambahan kelompok terkait dengan semakin bertambah luasnya wilayah dampingan. Di beberapa wilayah terjadi perubahan jumlah anggota. Ada penambahan anggota baru, tetapi ada juga kelompok yang anggota berkurang akibat meninggal, pindah ke lokasi lain, menikah dan keluar dari program. Wilayah kerja PEKKA dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah anggota PEKKA nasional per Maret 2012 No Propinsi Kabupaten Kota Kecamatan Desa Kelurahan Nama kelompok Jumlah anggota 1 Aceh 9 31 140 154 3579 2 Jawa Barat 4 10 42 87 1385 3 Jawa Tengah 3 6 23 46 766 4 Kalimantan Barat 3 7 23 48 583 5 Nusa Tenggara Barat 2 7 32 67 1444 6 Nusa Tenggara Timur 1 8 51 95 1453 7 Sulawesi Tenggara 1 13 44 53 714 8 Maluku Utara 1 6 31 35 477 9 Sumatera Selatan 1 5 17 20 403 10 Sumatra Utara 1 4 14 40 556 11 Jawa Timur 2 7 10 34 477 12 Sulawesi Utara 1 3 10 14 189 13 Sulawesi Selatan 1 3 4 12 187 14 Bali 3 3 3 3 88 15 DI Yogyakarta 1 3 6 14 284 16 Banten 1 3 8 12 168 17 Kalimantan Selatan 1 3 11 12 148 18 Sumatra Barat 1 1 7 17 260 19 Jakarta 1 3 2 3 26 Total 38 126 478 766 13187 Sumber: Seknas PEKKA, Juni 2012

5.2.2 Pelaksanaan PEKKA di Aceh

Program PEKKA di Aceh dimulai awal tahun 2002, merupakan salah satu wilayah pilot proyek program ini. Pada awalnya, perkembangan PEKKA di Aceh tidak sesuai dengan rencana dan menghadapi banyak rintangan. Berdasarkan hasil evaluasi PEKKA tahun 2001-2004, target pembentukan 10 kelompok di setiap kecamatan tidak berhasil dan hanya Kecamatan Mutiara Timur yang berhasil mencapainya. Hal ini bukan berarti jumlah PEKKA yang potensial untuk menjadi