Desain Penelitian Participatory Communication In Empowerment Program of Women Headed Household (A Case Study of Desa Dayah Tanoh, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, Aceh Province)
Tabel 3 Matriks jenis data, sumber dan metode pengumpulan data No.
Jenis Data Sumber
Metode 1.
Situasi dan kondisi keluarga perempuan kepala keluarga
- Observasi
2. Kondisi usaha produktif perempuan
kepala keluarga Perempuan kepala
keluarga Observasi,
wawancara 3.
Kegiatan pemberdayaan perempuan kepala keluarga
PL , Perempuan kepala keluarga
Wawancara mendalam
4. Profil dan identitas perempuan
kepala keluarga PL , perempuan kepala
keluarga Wawancara
mendalam dan wawancara
kelompok 5.
Peranan-peranan PLdalam program pemberdayaan
PL , perempuan kepala keluarga
Wawancara mendalam
6. Karakteristik individu dan kondisi
lingkungan sosial perempuan kepala keluarga
Perempuan kepala keluarga
Wawancara mendalam
7. Dukungan kelembagaan norma dan
bahasa Perempuan kepala
keluarga Wawancara
mendalam 8.
Perilaku komunikasi partisipatif perempuan kepala keluarga dalam
program pemberdayaan Perempuan kepala
keluarga Wawancara
mendalam 9.
Penilaian terhadap keberhasilan program pemberdayaan
keberdayaan Perempuan kepala
keluarga Wawancara
mendalam dan wawancara
kelompok 10. Kedudukan perempuan kepala
keluarga dalam komunitas Aparat desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama
Wawancara mendalam
11. Potensi Desa Dayah Tanoh, laporan program pemberdayaan perempuan
kepala keluarga PEKKA Kantor desa, kantor
kecamatan serta center PEKKA
Studi dokumentasi
Pertama, pengamatan berperan serta terhadap perempuan kepala keluarga
untuk memahami kehidupan sehari-hari dan makna dari tindakan mereka. Terdapat dua alasan metodologis menggunakan teknik pengumpulan data berperan serta
Moleong 2008 yaitu: 1 pengamatan memungkinkan melihat, merasakan dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya sebagaimana
tineliti melihat, merasakan dan memaknainya, dan 2 pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama dengan tineliti. Salah satu rumah anggota
Ibu NT sebagai bendahara dipilih sebagai tempat istirahat dan melakukan diskusi dalam penelitian. Pilihan didasarkan pada informasi yang luas dan dipercaya serta
dapat menghubungkan dengan orang-orang yang diperlukan dalam rangkaian
penelitian. Informan yang juga berprofesi sebagai guru dapat mengetahui dan menguasai informasi di Desa Dayah Tanoh dan relasi yang luas di luar desa, sehingga
tidak saja informasi tentang warga di desanya saja tetapi informasi di luar desa juga bisa diperoleh.
Waktu satu bulan lebih di daerah penelitian merupakan rentang waktu yang cukup singkat untuk mampu mengungkap secara mendalam pendapat para perempuan
kepala keluarga. Peneliti sangat terbantu oleh informan kunci yaitu Ibu NT, beliau sebagai ketua pengajian, bendahara kelompok PEKKA dan guru di salah satu sekolah
dasar agama di Kecamatan Mutiara Timur. Beliau menguasai informasi di Desa Dayah Tanoh secara umum. Melalui beliau dipertemukan dan diperkenalkan kepada
tokoh masayarakat dan tokoh agama yang memiliki kapasitas dan dapat memberikan referensi untuk melengkapi data penelitian.
Kedua, metode wawancara mendalam digunakan dalam penelitian. Wawancara mendalam adalah komunikasi antara peneliti dengan subyek kasus atau
informan untuk memperoleh informasi melalui tatap muka berulang kali di lokasi penelitian. Wawancara ini bersifat fleksibel dengan susunan panduan wawancara
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lokasi penelitian. Wawancara mendalam ditujukan kepada perempuan kepala keluarga, kepala desa,
tokoh agama dan masyarakat, serta PL . Informasi yang ingin diperoleh adalah peran pendamping, perangkat desa, tokoh masyarakat serta partisipasi melalui komunikasi
partisipatif perempuan kepala keluarga dalam program PEKKA.
Sebelum wawancara dengan seluruh informan, pendekatan ke informan dilakukan dengan mendatangi rumah informan, memperkenalkan diri dan melakukan
perbincangan ringan seputar keluarga. Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Aceh dan menggunakan panduan wawancara yang
dilakuakan dengan santai dan tidak bersifat introgasi. Teknik wawancara dilakukan secara tidak terstruktur di mana wawancara bersifat lepas dan informal dengan
informan, namun terlebih dahulu disusun pokok-pokok pertanyaan. Hal itu dilakukan agar informan tidak bosan dan suasana tidak menjadi kaku. Alat bantu rekam audio
dan kamera digital digunakan setelah mendapat izin dari informan. Alat rekam digunakan untuk merekam wawancara yang kemudian dimasukkan ke dalam catatan
lapangan. Wawancara dilakukan sesuai dengan kesepakatan dengan informan meliputi waktu dan tempat wawancara. Tempat wawancara dilakukan di rumah
informan sesuai dengan kesepakatan. Wawancara dilakukan pada pagi, siang dan sore hari tergantung pada waktu luang yang dimiliki informan.
Wawancara pada siang hari tidak menjadi masalah karena jarak rumah informan satu dengan informan lainnya sangat berdekatan. Kegiatan wawancara
dengan semua informan dilakukan di rumah mereka masing-masing. Dalam satu hari wawancara dengan informan maksimal dilakukan sebanyak tiga kali dengan informan
yang berbeda.
Ketiga, wawancara kelompok adalah suatu kegiatan diskusi kelompok dengan anggota kelompok yang ditujukan untuk menggali informasi tentang kegiatan
program pemberdayaan PEKKA tersebut di lokasi penelitian. Diskusi kelompok tersebut meliputi kegiatan tukar pendapat atau curah pendapat untuk mendapatkan
informasi lebih mendalam dari para peserta secara subyektif baik berdasarkan
pengalaman, pemahaman, maupun pengetahuan peserta mengenai topik-topik yang berhubungan dengan karakteristik individu perempuan kepala keluarga, peran
pendamping dan penerapan komunikasi partisipatif dalam PEKKA serta keberdayaan mereka setelah adanya program pemberdayaan ini.
Teknik pengamatan dilakukan untuk melengkapi data dan informasi yang tidak dapat diperoleh dari teknik wawancara. Diskusi kelompok dilakukan pada akhir
pengumpulan data yaitu pada tanggal 8 Mei 2012 pukul 14.30 sampai dengan selesai di Center PEKKA. Diskusi kelompok tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi data
dan informasi penelitian yang telah diperoleh dari wawancara dengan subyek penelitian dan informan. Diskusi kelompok dihadiri oleh anggota kelompok
perempuan kepala keluarga. Sebagai pendukung penyimpanan data dari ketiga metode yang dipakai maka dibuat catatan harian, rekaman wawancara dan foto-foto.
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen antara lain: dokumen-dokumen yang terdapat di balai Desa Dayah Tanoh, kantor
Kecamatan Mutiara Timur, dan Center PEKKA Kabupaten Pidie.