Kegiatan- Kegiatan PEKKA Aceh 1

tinggal 10 orang. Kegiatan PAUD dilakukan untuk menyediakan sarana pendidikan bagi anak usia dini yang terjangkau bagi masyarakat sekitar. Jumlah peserta PAUD Jeumpa sekarang 17 orang dengan usia dua tahun sampai lima tahun. Tenaga pengajarnya adalah anggota PEKKA. Modal awal penyelenggaraan PAUD berasal dari simpanan kelompok. Para murid tidak diwajibkan biaya pendidikan, namun ada kebijakan infak setiap hari sekolah Rp1 000 secara sukarela. Aktivitas PAUD dilakukan di meunasah dengan sumberdaya seadanya, belajar dengan menggunakan alas karpet dan tanpa meja. Sarana bermain hanya memiliki dua ayunan yang dibuat menggunakan kayu dan tali serta dua buah jungkat-jangkit. 3 Pemberdayaan Hukum Tujuan kegiatan pemberdayaan hukum adalah untuk memberikan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi PEKKA, melatih kader PEKKA menjadi kader hukum yang mampu mendampingi akses proses hukum yang adil bagi diri dan keluarganya dalam penyelesaian berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan advokasi reformasi dan proses hukum yang adil gender. Di Desa Dayah Tanoh, kegiatan dilakukan melalui diskusi tentang berbagai persoalan hukum yang sering dialami dan terjadi di sekitar mereka. Kegiatan biasanya dilakukan bersamaan dengan pertemuan rutin kelompok sebulan sekali. Selain itu, beberapa anggota kelompok Jeumpa juga mengikuti kursuskelas yang diadakan di PEKKA Center. Dengan meningkatnya pemahaman dan kapasitas PLdan kader terkait dengan hukum, PEKKA juga berupaya memfasilitasi pelayanan hukum baik bagi anggotanya maupun masyarakat umum lainnya. Pelayanannya meliputi penyadaran hukum, memberikan informasi hukum, membantu memfasilitasi pemecahan persoalan hukum yang ada. Diantara kegiatan tersebut seperti memfasilitasi pengurusan akte kelahiran, KK dan KTP, memfasilitasi masyarakat untuk melakukan proses itsbat nikah dan gugat cerai. Serikat PEKKA bersama PL juga telah membantu memfasilitasi penyelesaian beberapa kasus KDRT yang terjadi di Desa Dayah Tanoh ini. 4 Pendidikan Politik Tujuan pendidikan politik adalah untuk mendorong masyarakat menjadi kritis, paham tentang hak, fungsi, peran dan tanggung jawabnyasebagai warga negara, peduli dengan lingkungan, dan kontrol terhadap kerja para legislatif dan eksekutif. Untuk mencapai pemahaman tersebut, maka dilakukan upaya penyadaran politi kepada masyarakat sekitar melalui pertemuan rutin di kelompok, pelatihan dan dialog langsung dengan pemerintah dan anggota dewan. Kegiatan pendidikan politik yang pernah diikuti oleh anggota kelompok Jeumpa Desa Dayah Tanoh antara lain adalah: 1 pelatihan di tingkat kabupaten untuk para pengurus dan anggota kelompok PEKKA; 2 diskusi rutin untuk memahami politik; 3 kursus politik; 4 dialog dengan berbagai pemerintahan tingkat kecamatan sampai dengan kabupaten; 5 dialog dan hearing dengan anggota dewan di tingkat kabupatenprovinsi. 5 Pengembangan Media Komunitas Pengembangan media komunitas bertujuan untuk mengembangkan sistem pendukung kegiatan pengorganisasian PEKKA dan memperjuangkan hak akses teknologi informasi bagi masyarakat miskin. Untuk itu Seknas PEKKA telah melatih kader-kader pengelola dan pengembang media rakyat termasuk radio komunitas, video komunitas, fotografi dan penulisan, serta mengembangkan penggunaan media komunitas untuk kegiatan pendidikan bagi rakyat, kampanye perubahan sosial, dan advokasi kebijakan. Tabel 8 Produksi video komunitas Kelompok Jeumpa tahun 2008-2011 No. Judul Video Sinopsis 1. Udeep di Lapak Hidup di Lapak Kisah perseteruan para pedagang kaki lima dengan Satpol PP. 2. Kaween Loom Cerita tentang tradisi laki- laki di Bireuen yang „gemar‟ berpoligami. Kawin Lagi.. 3. Dialog Dengan PP Sosialisasi PEKKA dengan PP, di mana Ibu Zahra selaku Kepala PP sangat senang dengan kehadiran PEKKA dan mengharapkan PEKKA dan PP bisa saling bekerja sama. 4. Dialog Dengan Kapolres Sosialisasi PEKKA dan tanya jawab tentang narkoba, KDRT, Qanun 5. Musrenbang Kegiatan Musrenbang di wilayah Bireuen yg berlangsung ricuh karena beberapa peserta yang tidak menyetujui hasil keputusan instansi. 6. Putus Sekolah Profil Sulaiman, Nuarani, dan Neung. Kisah tentang anak-anak putus sekolah karena ketiadaan biaya. Saat ini mereka bekerja sebagai buruh tani. 7. PAUD PEKKA „Cahaya‟ Aktivitas PAUD „Cahaya‟ dengan ragam kegiatannya, seperti Membaca, Menghitung, Menyanyi, dan Bahasa Arab 8. Keaksaraan Fungsional Kisah tentang Bu Nurma, seorang tutor KF yang menggunakan sistem pengenalan bahan-bahan kue dalam proses belajar, agar ibu-ibu lebih cepat mengingat. 9. Kue PEKKA Praktek pembuatan kue kering dan kue basah di Center oleh klp Rahmat Mulia, dengan tutor Ibu Suryani. 10. Kunjungan ke Mahkamah Syariah Dialog dengan Ketua, Wakil, hakim, dan Panitera. Ibu-ibu bertanya tentang Itsbat Nikah, Prodeo, dan Harta Warisan. 11. Dialog Sosial Sosialisasi PEKKA dan dialog dengan SKB, PKBM, dan Sekcam. Dinas Sosial meminta ibu-ibu untuk membuat proposal. Sumber: Seknas PEKKA, Tahun 2012. Di Desa Dayah Tanoh ada dua media yang dikembangkan yaitu video komunitas dan foto komunitas. Pembuatan video komunitas ini dibantu oleh tenaga- tenaga ahli yang telah dilatih oleh serikat PEKKA. Hingga tahun 2011, kelompok Jeumpa telah memproduksi beberapa judul video Tabel 8. Sementara kegiatan foto komunitas dilakukan untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan PEKKA sekaligus penyeberan informasi kepada masyarakat luas berbagai kegiatan dalam program. Penanggungjawab utama kegiatan adalah sekretaris kelompok. Foto-foto yang diambil secara berkala juga dikirimkan ke Seknas PEKKA. 6 Kesehatan Perempuan Program ini bertujuan mendorong kesadaran gerakan hidup sehat dan berkualitas melalui kegiatan penyadaran kritis akan hak dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi, mengembangkan kader-kader kesehatan dari kalangan PEKKA agar dapat mengorganisir akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, dan advokasi kebijakan terkait hak pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan berkualitas bagi masyarakat miskin. Aktivitas kegiatan ini meliputi kesehatan umum, kesehatan reproduksi dan kesehatan khusus manula. Biasanya materi diberikan oleh divisi kesehatan Serikat PEKKA dari propinsi. Pemateri terdiri dari dokter, bidan, dan juga kader posyandu. Selain topik diatas, diskusi juga membahas hak-hak kesehatan masyarakat seperti jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas. Selain di meunasah, kegiatan juga dilakukan di Center PEKKA. 6 KOMUNIKASI PARTISIPATIF PEREMPUAN KEPALA KELUARGA DALAM PEKKA Program PEKKA di Desa Dayah Tanoh dilaksanakan secara partisipatif dengan sasarannya adalah perempuan kepala keluarga. Dalam tesis ini, aktivitas komunikasi partisipatif berupa akses dan cara berkomunikasi. Akses dilihat dari adanya hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan kepala keluarga untuk menghadiri setiap pertemuan dalam program, akses terhadap pelatihan-pelatihan, dan akses terhadap program-program bidang ekonomi seperti simpan pinjam dan dana bantuan langsung masyarakat. Sedangkan cara berkomunikasi dilihat dari bentuk komunikasi yang berlangsung antara perempuan kepala keluarga dengan PL dalam setiap tahapan program baik secara monolog, dialog atau gabungan antara monolog dengan dialog. Berikut ulasan mengenai akses dan cara komunikasi kegiatan PEKKA yakni: 1 tahap penumbuhan ide, 2 tahap perencanaan program, 3 tahap pelaksanaan program dan 4 tahap penilaian terhadap program Levis 1996.

6.1 Tahap Penumbuhan Ide

Penumbuan ide merupakan suatu proses atau kegiatan dalam mensosialisasikan, memperkenalkan, dan memperoleh masukan dan keinginan serta dukungan perempuan kepala keluarga terhadap PEKKA Tabel 9. Tabel 9 Matriks komunikasi partisipatif pada tahap penumbuhan ide Kegiatan Isi pesan Bentuk komunikasi Partisipan yang berperan Akses Cara berkomunikasi 1. Pertemuan sosialisasi program Informasi mengenai maksud, tujuan, sasaran, pendekatan dan penerima manfaat Semua anggota diundang dan hadir Cenderung monolog PL, perwakilan PEKKA Provinsi, Ibu NT dan Am berpendidikan lebih tinggi 2. Kunjungan ke rumah, tempat berkumpul Informasi mengenai maksud, tujuan, sasaran, dan penerima manfaat PL mengunjungi perempuan kepala keluarga Komunikasi interpersonal tatap muka dengan cara berdialog PL dan semua anggota Tahap sosialisasi merupakan kegiatan yang sangat sulit bagi PL karena mereka harus menghadapi dan membujuk perempuan kepala keluarga untuk mau bergabung dan menerima program pemberdayaan ini. PL harus menjelaskan secara detail maksud dan tujuan program dimanapun bertemu dengan sasaran. Karenanya dibutuhkan usaha keras dan kesabaran yang tinggi untuk membuat calon sasaran mengerti dan bersedia mengikuti program, apalagi individu-individu yang dihadapi adalah orang-orang dengan tingkat pendidikan rendah dan sebagian besar lanjut usia sehingga sulit dalam berkomunikasi. “Pada awal masuk program ke desa ini, selain faktor keamanan, kesulitan lain adalah bagaimana saya mendekati dan menjelaskan kepada janda-janda tentang maksud dari program ini. Cara yang saya lakukan pertama adalah buat pertemuan di Meunasah dengan Ibu-ibu janda, saya datangi ke rumah mereka satu-satu untuk saya jelaskan maksud program, bertemu di warung-warung juga saya ajak ngobrol, pelan-pelan lah. Saya harus menjelaskan dengan bahasa saya supaya mereka mengerti, apalagi mereka banyak yang udah tua-tua, banyak gak sekolah jadi agak susah kita ngomong. Tetapi dengan kesabaran dan kerja keras saya, akhirnya mereka mau bergabung dalam program walaupun belum sepenuhnya mengerti tentang program tersebut. Saya pikir nanti kan bisa dijelaskan lagi dalam setiap pertemuan kelompok. Yang penting mereka udah mau dulu bergabung. MD ” Pertemuan pertama kegiatan sosialisasi dilaksanakan di meunasah yang dihadiri oleh perempuan kepala keluarga, PL, perwakilan PEKKA Provinsi, tuha peut dan aparat Desa Dayah Tanoh. Dalam pertemuan tersebut semua perempuan kepala keluarga 25 orang hadir. Pertemuan dimulai dan dibuka oleh kepala desa dengan memperkenalkan tamu-tamu perwakilan dari PEKKA, kemudian dilanjukan dengan penyampaian maksud, tujuan dan manfaat program oleh perwakilan PEKKA. Setelah itu, PL memberikan kesempatan kepada peserta yang hadir untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya mengenai program yang akan dilaksanakan. Dalam pertemuan tersebut belum semua perempuan kepala keluarga mau bertanya atau menyampaikan pendapatnya, hanya beberapa orang saja yang bersedia bertanya. “Pertemuan pertama sekali itu waktu sosialisasi program ya, kita undang semua perempuan kepala keluarga yang ada di desa ini ke meunasah. Waktu itu yang hadir kalau gak salah sekitar 25 orang. Waktu itu hadir perwakilan PEKKA dari provinsi untuk menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat program kepada perempuan-perempuan ini. Ada pak Geuchik juga, ada tuha peut juga. Dalam pertemuan itu, terlihat perempuan kepala keluarga itu masih malu-malu ya, masih takut-takut. Waktu dipersilakan untuk bertanya atau kasih pendapat, mereka malu-malu hanya beberapa orang saja yang berani bertanya, kayak ibu NT, Am yang lain pada diam. MD ”