Kelembagaan Desa Gambaran Umum Daerah Penelitian .1 Kondisi Geografis

2 Pengadaan kebutuhan perumahan yang memadai bagi anggota PEKKA yang kehilangan rumah tinggal. 3 Akses pendidikan bagi anak-anak yang berada di tempat pengungsian, yang kehilangan orang tua dan sumbar pembiayaan, dalam berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMA. 4 Penanganan trauma, kesedihan dan rasa kesendirian, dan mengatasi perasaan takut. Berdasarkan analisa kondisi yang telah diuraikan di atas, maka Seknas PEKKA mengajukan usulan program ke JSDF guna mengembangkan strategi yang berkelanjutan dalam pengembangan PEKKA pasca bencana tsunami di Aceh. Persetujuan JSDF untuk mendanai upaya ini kemudian mengharuskan Seknas mengembangkan secara khusus PEKKA di Aceh dengan pendekatan yang khusus pula. Namun, hingga sekarang perkembangan PEKKA di Aceh sudah kembali normal dan tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti terutama hambatan keamanan karena tidak ada lagi konflik di Aceh. Wilayah kerja PEKKA di Aceh sampai akhir Maret 2012 mencapai 140 desa di 31 kecamatan di 9 kabupaten yaitu; Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Timur, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil, yang terbagi dalam 140 desa, 154 kelompok dengan total jumlah anggota sebanyak 3579 jiwa.

5.2.3 Kegiatan- Kegiatan PEKKA Aceh 1

Pemberdayaan Ekonomi Perkembangan simpan pinjam memang sangat terkait dengan kondisi ekonomi yang ada. Perubahan kondisi ekonomi berdampak pada simpanan kelompok. Ada saat simpanan berlangsung lancar, tetapi saat kondisi ekonomi mereka menurun, simpanan tidak selancar biasanya. Pada awalnya, secara umum kegiatan simpanan kelompok berjalan cukup lancar dan cenderung meningkat. Demikian juga perputaran pinjaman di beberapa kelompok menunjukkan tingkat yang menggembirakan. Nilai pinjaman yang berputar relatif lebih besar dari dana yang terkumpul. Artinya, dana simpanan yang ada benar-benar digunakan oleh anggota kelompok. Memang bagi mereka kelompok telah menjadi wadah tempat meminjam, karena sebagai perempuan kepala keluarga sering tidak mudah untuk mendapat pinjaman. Namun, perkembangan kegiatan simpan pinjam di beberapa daerah di Aceh terutama di Pantai Barat Aceh sekarang mulai menurun. Motivasi anggota untuk menyimpan dananya di kelompok belum terbangun, sebagian besar anggota lebih memanfaatkan kelompok sebagai tempat meminjam dan belum memfungsikannya sebagai tempat aman untuk menyimpan dananya pada saat tertentu kemudian mengambilnya pada saat butuh. Padahal mereka umumnya setiap bulan hanya menabung simpanan pokok dan wajib yang tidak bisa diambil selama masih menjadi anggota kelompok. Rendahnya motivasi anggota untuk menabung bertambah parah setelah gelombang lembaga donor berdatangan ke Aceh pasca bencana tsunami. Banyak lembaga donor menawarkan pinjaman atau dana untuk pengembangan usaha tanpa harus menyimpan terlebih dahulu. Berdasarkan Laporan PRIME PEKKA per Juni 2012, kelompok-kelompok PEKKA Aceh telah mampu menggalang dana simpanan Rp430 268 300; dana pinjaman Rp4 864 491 900; dana angsuran Rp2 845 964 425; dan dana sisa Rp2 018 527 475. Dana simpanan telah diputar dengan meminjamkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan anggota. Sementara dana jasa pinjaman Rp209 920 980. 2 Pemberdayaan Hukum untuk Keadilan Kegiatan PEKKA di bidang hukum untuk keadilan masih mengurusi kasus- kasus yang dialami oleh ank-anak dan perempuan, seperti kasus pencabulan dan KDRT di pantai Barat Aceh. PLdan kader PEKKA cukup stress dan tertekan menghadapi berbagai persolan tersebut. Terutama saat diminta polisi untuk mendampingi anak „down sindrome‟ yang menjadi korban pemerkosaan. Di samping mengurusi berbagai kasus hukum, PEKKA juga selalu mensosialisasikan dan memberikan materi tentang hukum kepada anggotanya terutama pada anggota kelompok yang rawan terhadap tindakan hukum. 3 Pendidikan Politik Kursus politik sudah berjalan di 12 desa di Aceh Timur, Aceh Barat Daya dan Nagan Raya. Namun waktu pelaksanaan kursus di tiga wilayah tersebut berbeda- beda. Misalnya di Aceh Timur, menurut kesepakatan kursus dilaksanakan sebulan sekali, namun jika ibu-ibu sedang sibuk kesawah untuk tanam atau panen serta musim kenduri, maka waktu kursus diundur ke bulan berikutnya. Faktor ini menyebabkan peserta kursus belum juga selesai. Sementara di Nagan Raya, kursus politik sempat dihentikan menjelang pemilukada lalu. PLdan kader PEKKA khawatir dengan meningkatnya suhu politik di Aceh. Aspek positif dari membangun kesadaran kritis melalui pendidikan politik di PEKKA adalah munculnya keberanian kader PEKKA untuk mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di tingkat Kabupaten melalui beberapa partai politik. Meskipun belum ada kader PEKKA yang lolos dalam pemilu lalu, namun tawaran dari beberapa partai politik terhadap mereka menunjukkan bahwa PEKKA merupakan kelompok masyarakat yang sudah diperhitungkan. 4 Pendidikan Sepanjang Hayat Kegiatan tambahan penyelenggaraan PEKKA adalah pada bidang pendidikan, seperti penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Hingga saat ini ada beberapa PAUD yang dikelola oleh kader PEKKA. Data tentang jumlah desa dan jumlah peserta kelompok belajar anak dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Jumlah desa dan peserta kelompok belajar anak tahun 2012 No Wilayah Jumlah desa Jumlah peserta orang 1. Aceh Jaya 3 90 2. Pidie 16 306 3. Aceh Timur 8 108 4. Aceh Besar 1 20 5. Aceh Barat Daya 4 185 6. Bireun 3 32 Total 35 741 Sumber: Seknas PEKKA, Juni 2012