Manfaat Warisan dan Keberadaan

70

5.4 Strategi Pengelolaan Ekosistem Pesisir

Metode perencanaan secara ekologis atau dikenal dengan ecological planning methode merupakan suatu bentuk perencanaan yang memanfaatkan informasi biofisik dan sosiokultur untuk melihat suatu peluang dan membantu pembuatan keputusan mengenai penatagunaan lahan. Selain aspek biofisik dan sosiokultur juga akan dimasukkan aspek tingkat kerentanan ekosistem maupun sosial masyarakat terhadap prediksi dampak perubahan iklim juga mempertimbangkan potensi ancaman bahaya hazard sampingan yang mungkin akan muncul akibat penggenangan daratan akibat kenaikan muka air laut. Hasil analisis stakeholder akan digunakan untuk menentukan aktor yang akan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan ekosistem pesisir serta peran dalam kegiatan sebagaiaman. Dari hasil analisis tabel di atas, beberap aktor yang memegang peran penting dalam pengelolaan yaitu Pemerintah Kelurahan Sawahluhur, Kelompok Penghijauan Pesisir, Pengelola CAPD, Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur, Nelayan, Petambak. Tabel 14 Analisis stakholder dan potensi keterlibatan dalam kegiatan No Stakeholder Peran Kuat Lemah Langsung Tidak Langsung 1. Pemerintah Kelurahan Sawahluhur  -  - 2. LSM Padepokan Macan Kikik -  -  3. Kelompok Penghijauan Pesisir  -  - 4. Pengelola CAPD  -  - 5. Masyarakat Kelurahan Sawahluhur  -  - 6. Nelayan  -  - 7. Petambak  -  - Model pengelolaan ekosistem pesisir yang dikembangkan menggunakan pendekatan ekologi dan sosial atau dikenal dengan ecological planning method, merupakan suatu bentuk perencanaan yang memanfaatkan informasi biofisik dan sosiokultur untuk melihat suatu peluang dan membantu pembuatan keputusan mengenai pengelolaan kawasan, untuk membantu memahami kekompleksan informasi biofisik dan sosial yang dikaji dalam penelitian ini, maka digunakan alat analisis SWOT seperti berikut. 71 Tabel 15 Hasil analisis SWOT terhadap kenaikan muka laut Hasil pengkajian informasi biofisik dan sosial ekonomi tersebut diatas dapat diketahui bahwa kawasan pertambakan CAPD seluas 515 ha memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada kawasan konservasi CAPD. Kerusakan kawasan CAPD bisa berdampak langsung pada kondisi sosial ekonomi Serang dan disekitarnya dan memiliki dampak tidak langsung pada kondisi ekologi secara global. Saat ini CAPD menghadapi ancaman yang sangat nyata berupa hilangnya lahan akibat kenaikan muka laut, oleh sebab itu fokus strategi pengelolaan ekosistem pertambakan CAPD dilakukan dengan menjadikan CAPD sebagai prioritas, sedang strategi dan komponen lain sebagai pendukung. Strategi yang dikembangkan harus ditekankan pada upaya menurunkan tingkat ancaman dan mengurangi kelemahan. Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas diperoleh indikasi strategi pengelolaan ekosistem pesisir Kelurahan Sawah Luhur sebagai berikut: 1. Menurunkan tingkat ancaman: Fokus strategi adalah upaya-upaya mengurangi kejadian abrasi dengan mempertahankan garis pantai saat ini. Terdapat dua pilihan yang bisa dilakukan yaitu dengan hard engineering rekayasa fisik berupa pemasangan tanggul laut dan soft engineering rekayasa biologi dengan penanaman mangrove. Pilihan soft engineering sebaiknya dilakukan sehingga diperoleh biaya investasi dan perawatan yang lebih murah. Disamping itu, ekosistem STRENGHTS Modal sumberdaya alam :  Keberadaan CAPD  Ketersediaan bibit mangrove  Keanekaragaman jenis burung yang tinggi WEAKNES  Modal Finansial : masuk dalam kategori desa miskin  Modal Sumberdaya Manusia: kapasitas adaptasi terhadap kenaikan muka air laut masih sangat rendah  Modal Politik : belum ada kebijakan lokal untuk mengantisipasi kenaikan mukalaut OPPORTUNITIES  Kebijakan nasional pengurangan emisi  Kolaborasi dengan Dinas Kehutanan dan Pengelola Cagar Alam  Kondisi tambak yang memungkinkan untuk penanaman  Modal sosial berupa semangat gotong royong masyarakat yang masih kuat THREATS  Abrasi  Pengambilan Kayu Bakar  Banjir Rob  Kenaikan Muka Laut