7
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Mangrove
2.1.1 Definisi Ekosistem Mangrove
Secara umum kata mangrove mempunyai dua arti, pertama mangrove sebagai komunitas, yaitu komunitas tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap
kadar garamsalinitas pasang surut air laut; dan kedua mangrove sebagai individu spesies Macnae 1968 in Supriharyono 2000. Macnae menggunakan
istilah “mangal” apabila berkaitan dengan komunitas atau hutan dan istilah “mangrove” untuk individu tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering
disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau, namun menurut Giesen 2006, penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena
bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan mangrove yaitu jenis Rhizophora spp. Berdasarkan dua pendapat tersebut mengenai definisi dasar
mangrove, sehingga definisi ekosistem mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut
air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asinpayau Santoso 2004.
IUCN 1994 menyebutkan bahwa komposisi spesies dan karakteristik ekosistem mangrove tergantung pada faktor iklim, bentuk lahan pesisir, jarak
antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar dan jenis substart. Ekosistem mangrove banyak ditemukan di pesisisr dengan kondisi teluk yang dangkal,
estuari, delta dan daerah pantai yang terlindung dengan kondisi gelombang dan arus tidak terlalu deras. Karakteristik habitat ekosistem mangrove pada umumnya
yaitu :
Tumbuh pada daerah intertidal dengan jenis substrat berlumpur, berlempung dan berpasir.
Tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang
pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove.
8
Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat yaitu dari aliran sungai sehingga pada umumnya digenangi oleh air bersalinitas payau 0,5-17 ppt.
Terlindung dari gelombang dan arus pasang surut yang kuat.
Ekosistem Mangrove Bagian dari Ekosistem Lahan Basah
Definisi ekosistem lahan basah sendiri memiliki banyak definisi yang bisa dibuat oleh pakar di bidang lahan basah untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan, bisa juga oleh para pembuat kebijakan untuk tujuan pengelolaan. Hampir setiap negara maju bahkan memiliki definisi sendiri mengenai lahan
basah menyesuaikan sistim hukum dan kebiasaan pengelolaan yang berkembang di negara masing-masing.
Istilah lahan basah resmi yang digunakan di Indonesia tercantum dalam Keppres mengenai ratifikasi Konvensi Ramsar. Definisi tersebut adalah:
“Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir; tawar, payau, atau asin;
termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu surut.” Lahan basah ”dapat pula mencakup daerah riparian, wilayah
pesisir di sekitar lahan basah, dan pulau-pulau atau laut yang kedalamannya lebih dari enam meter pada surut terendah tetapi terletak di tengah lahan basah
Keppres No 48 Tahun 1991. Menurut definisi Konvensi Ramsar, salah satu bagian dari tipe ekosistem
lahan basah adalah lahan basah pesisir dan laut yang terdiri dari dua belas jenis atau tipe ekosistem. Keduabelas jenis tersebut dapat ditemukan di Indonesia
antara lain dataran lumpur, gumuk pasir, rawa air asin, mangrove, padang lamun, laguna dan terumbu karang. Beberapa produk kebijakan dan kajian ilmiah
mengenai lahan basah pesisir memberi batasan yang lebih luas yaitu mencakup semua jenis lahan basah yang terletak dipesisir, termasuk rawa gambut pesisir
NWC 2004. Sebagai salah satu tipe ekosistem lahan basah pesisir, ekosistem mangrove
memiliki keunikan tersendiri yaitu ditumbuhi vegetasi mangrove yang keberadaannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan memiliki kemampuan
beradaptasi dari penggennagan air payau salinitas 0,5 ppt hingga 17 ppt hingga air laut atau salinitas 17ppt Nybakken 1992 .
9
Kaitan Mangrove dengan Ekosistem Lahan Basah Pesisir lainnya
Tipe ekosistem lahan basah yang pada umumnya dijumpai di daerah pesisir adalah ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Namun tidak selalu
ketiga-tiganya dijumpai dalam satu wilayah, namun demikian apabila ketiga- tiganya dijumpai pada suatu wilayah, maka hubungan saling menguntungkan
antara ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut Kaswadji 2001.
a. Sifat Fisik Air
Ekosistem mangrove sebagai ekosistem yang berada pada daerah peralihan antara daratan dan lautan menerima air dari daratan melalui aliran sungan dan
pasokan air laut melalui proses pasang surut. Air dari sungai akan disaring oleh sistem perakaran mangrove, lalu menuju ekosistem padang lamun. Daun-daun
pada tumbuhan lamun dapat memperlambat aliran air dan menyaring endapan yang diangkutnya sehingga kondisi perairan pada ekosistem lamun air cenderung
lebih tenang dan bersih sehingga air yang akan mengalir ke ekosistem terumbu karang relatif lebih jernih dibanding kedua ekosistem sebelumnya sehingga tidak
menganggu kehidupan terumbu karang. Sebaliknya, ekosistem terumbu karang sebagai pelindung bagi ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove dari
hempasan gelombang dan arus yang datang dari laut lepas.
b.
Migrasi Fauna
Migrasi fauna dapat disebabkan oleh meningkatnya predator pada suatu ekosistem sehingga mencari tempat untuk berlindung, mencari tempat untuk
reproduksi dan persaingan dalam memperbutkan makanan maupun ruang. Ketika ekosistem mangrove dalam keadaan rusak atau terganggu oleh aktivitas manusia
maupun oleh pengaruh alam, maka fauna yang hidupnya di sekitar mangrove akan beralih ke ekositem lamun maupun terumbu karang untuk memperoleh
perlindungan. Apabila dalam ekosistem lamun, terjadi persaingan yang ketat dalam
memperbutkan makanan, maka fauna-fauna disekitarnya akan bermigrasi ke darerah mangrove untuk memperoleh makanan. Ketika terjadi kekeruhan di
ekosistem lamun oleh pengaruh sedimentasi, maka fauna-fauna yang hidup disekitarnya khususnya ikan akan menghindari daerah tersebut dan menempati
ekosistem terumbu karang yang tidak kecerahan lebih baik.