Definisi Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove

9 Kaitan Mangrove dengan Ekosistem Lahan Basah Pesisir lainnya Tipe ekosistem lahan basah yang pada umumnya dijumpai di daerah pesisir adalah ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Namun tidak selalu ketiga-tiganya dijumpai dalam satu wilayah, namun demikian apabila ketiga- tiganya dijumpai pada suatu wilayah, maka hubungan saling menguntungkan antara ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut Kaswadji 2001.

a. Sifat Fisik Air

Ekosistem mangrove sebagai ekosistem yang berada pada daerah peralihan antara daratan dan lautan menerima air dari daratan melalui aliran sungan dan pasokan air laut melalui proses pasang surut. Air dari sungai akan disaring oleh sistem perakaran mangrove, lalu menuju ekosistem padang lamun. Daun-daun pada tumbuhan lamun dapat memperlambat aliran air dan menyaring endapan yang diangkutnya sehingga kondisi perairan pada ekosistem lamun air cenderung lebih tenang dan bersih sehingga air yang akan mengalir ke ekosistem terumbu karang relatif lebih jernih dibanding kedua ekosistem sebelumnya sehingga tidak menganggu kehidupan terumbu karang. Sebaliknya, ekosistem terumbu karang sebagai pelindung bagi ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove dari hempasan gelombang dan arus yang datang dari laut lepas. b. Migrasi Fauna Migrasi fauna dapat disebabkan oleh meningkatnya predator pada suatu ekosistem sehingga mencari tempat untuk berlindung, mencari tempat untuk reproduksi dan persaingan dalam memperbutkan makanan maupun ruang. Ketika ekosistem mangrove dalam keadaan rusak atau terganggu oleh aktivitas manusia maupun oleh pengaruh alam, maka fauna yang hidupnya di sekitar mangrove akan beralih ke ekositem lamun maupun terumbu karang untuk memperoleh perlindungan. Apabila dalam ekosistem lamun, terjadi persaingan yang ketat dalam memperbutkan makanan, maka fauna-fauna disekitarnya akan bermigrasi ke darerah mangrove untuk memperoleh makanan. Ketika terjadi kekeruhan di ekosistem lamun oleh pengaruh sedimentasi, maka fauna-fauna yang hidup disekitarnya khususnya ikan akan menghindari daerah tersebut dan menempati ekosistem terumbu karang yang tidak kecerahan lebih baik. 10

c. Dampak Akibat Kegiatan Manusia

Penebangan hutan mangrove untuk pemukiman, pebukaan lahan pertanian dan pertambakan dapat mengakibatkan abrasi sehingga mengeruhkan perairan. Pengaruhnya ini akan berdampak pada ekosistem lamun dan terumbu karang yang ada disekitarnya, proses fotosintesis akan yang berjalan akan terhambat. Selain pemanfaatan mangrove yang merusak lingkungan, pemanfaatan lamun dengan cara yang sama akan menyebabkan sedimentasi, mengingat bahwa lamun mempunyai rhizoma yang saling melintang, berfungsi untuk mengikat sedimen di dasar. Pengambilan terumbu karang sebagai bahan bangunan akan mengancam ekosistem mangrove. Mengingat bahwa secara ekologis terumbu karang berfungsi untuk menahan gelombang dan arus yang kuat, sehingga tanpa keberadaan terumbu karang, akan mengancam ekosistem mangrove dari ombak dan arus yang kuat. Ikan di daerah terumbu karang yang memakan suatu spesies ikan di sekitar daerah lamun lama kelamaan akan habis apabila terus menerus dieksploitasi secara besar-besaran oleh manusia sehingga akan terjadi ketidak seimbangan dalam rantai makanan dan ekosistem Lawrence 1998.

2.1.2 Daya Adaptasi Ekosistem Mangrove Terhadap Lingkungan

Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan. Bengen 2001, menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk : 1. Adaptasi terhadap kadar kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas : 1 bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora misalnya : Avecennia spp, Xylocarpus sp, dan Sonneratia spp. untuk mengambil oksigen dari udara; dan 2 bertipe penyanggatongkat yang mempunyai lentisel misalnya Rhyzophora spp. 2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi : a. Memiliki sel-sel khusus di daun yang berfungsi untuk menyimpan garam. b. Berdaun kuat, tebal dan mengandung banyak air guna mengatur keseimbangan garam. c. Daun memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan. 11 3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut, dengan cara mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen.

2.1.3 Manfaat Ekonomis dan Ekologis Ekosistem Mangrove

Menurut Giesen 2006 dan Santoso 2004, hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut. 1. Habitat satwa langka Ekosistem mangrove merupakan habitat jenis-jenis satwa seperti burung, mamalia, reptil, dan serangga. Lebih dari 100 jenis burung hidup di ekosistem mangrove. Pada umumnya burung migran memanfaatkan dataran lumpur mud flat yang berbatasan dengan hutan bakau sebagai tempat mencari makan feeding ground. 2. Pelindung terhadap bencana alam Vegetasi mangrove dapat berfungsi sebagai pelindung garis pantai dari abrasi melaui kemampuan akar mangrove untuk memerangkap sedimen maupun fungsi fisik pohon dan akar mangrove dalam meredam gelombang dari laut. 3. Pengendapan lumpur Bentuk akar mangrove yang melebar dan rapat antar tiap cabang akar satu sama lain, secara fisik dapat membantu proses pengendapan lumpur sehingga dapat mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air karena bahan-bahan tersebut dapat terikat pada partikel lumpur. 4. Penambah unsur hara Sifat fisik ekosistem mangrove cenderung memperlambat aliran air sehingga memungkinkan terjadinya proses pengendapan padatan tersuspensi yang mengandung bahan organik.