Keanekaragaman Jenis Fauna Burung

53 teknis maupun swasta yang membangun di daerah pesisir Kelurahan Sawah Luhur Keseluruhan kegiatan tersebut akan berpengaruh baik langsung maupun tidak ke dalam kawasan konservasi, oleh sebab itu, pengelolaan terpadu menjadi hal yang mutlak untuk mencapai keseimbangan antara kegiatan konservasi dan pemanfaatan oleh semua pemangku kepentingan Secara khusus peran dari masing-masing stakeholder yang diilustrasikan pada Gambar 19 akan berpengaruh terhadap upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil analisis stakeholder Kelurahan Sawah Luhur No Stakeholder Peran Stakeholder 1. Pemerintah Kelurahan Sawahluhur  Menjalankan Pemerintahan dalam bentuk pelayanan, pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat.  Menjadi perpanjangan Pemerintah yang lebih tinggi dalam menjalankan program pembangunan Kelurahan Sawahluhur  Koordinasi dalam pelayanan, pembinaan dan pengawasan 2. LSM Padepokan Macan Kikik  Berperan seperti LSM dalam pemenuhan dan kerjasama pembangunan sarana-prasarana atau infrastruktur desa  Koordinasi pengadaan sarana-prasarana atau infrastruktur 3. Kelompok Penghijauan Pesisir  Menerima pendanaan dan impelemntasi upaya- upaya rehabilitasi pesisir sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim  Dapat dilibatkan lebih lanjut dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 4. Pengelola Cagar Alam Pulau Dua  Menjalankan pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua dalam bentuk pelayanan, pembinaan dan pengawasan terhadap kelestarian Cagar Alam Pulau Dua  Menjadi perpanjangan Pemerintah yang lebih tinggi dalam menjalankan program pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua 5. Masyarakat Kelurahan Sawahluhur  Berperan dalam kegiatan pembangunan untuk keluarga pada khususnya dan Kelurahan Sawahluhur pada umumnya  Menjadi peserta dalam upaya mitigasi adaptasi 54

5.1.2 Kelemahan

Hasil analisis tingkat kerentanan dari lima unsur utama Pengurangan Risiko Bencana didapatkan bahwa baik kondisi sumberdaya manusia, sumber daya alam dan arah kebijakan pemerintah Kelurahan Sawah Luhur masih sangat lemah dalam mengantisipasi dampak dari perubahan iklim. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Tingkat kerentanan enam modal utama Pengurangan Risiko Bencana Aset Deskripsi tingkat kerentanan Natural Capital Berdasarkan peta topografi dan hasil simulasi kenaikan muka air laut diketahui bahwa CAPD dan tambak sekitarnya sangat rentan terjadi perubahan bentang alam berupa penggenangan akibat kenaikan muka air laut EconomicFinancial Capital Tingkat pendapatan rata-rata nelayan dan petambak di Kelurahan Sawah Luhur relatif rendah yaitu berkisar Rp 500.000 – Rp 1.200.000 perbulan, dengan perbandingan UMR Kota Serang adalah Rp 1.050.000 Kemampuan menabung sangat rendah dan merupakan salah satu indikasi tingkat kerentanan dimana masyarakat tidak memiliki simpanan uang maupun harta yang bisa diakses ketika bencana terjadi. Human Capital Pendidikan masyarakat pada umumnya adalah lulusan SD dengan pengetahuan tentang kebencanaan yang masih rendah Social Capital Modal sosial berupa semangat gotong royong masih tinggi Political Capital Arah kebijakan pemerintah desa masih belum sepenuhnya mendukung pada pelestarian ekosistem

5.1.3 Peluang

a. Ketersediaan bibit mangrove untuk upaya rehabilitasi pesisir

Potensi lain yang teridentifikasi selama pengamatan lapangan dilakukan adalah kemudahan dalam memperoleh benih atau bibit mangrove untuk kegiatan penanaman di lokasi-lokasi yang terkena abrasi. Potensi benihbibit yang paling melimpah adalah Api-api Avicennia marina dan Bakau kecil Rhizophora stylosa. Sementara untuk jenis Rhizophora mucronata, pohon induk relatif terbatas sehingga perlu dipikirkan pengadaan bibitpropagul jenis ini dari daerah lain.