Kenaikan Muka Laut dan Pemunduran Garis Pantai

32 Sebagian besar wilayah pesisir Indonesia akan terpengaruh oleh kenaikan muka air laut lihat Gambar 11. Hal ini terutama disebabkan karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang dan beberapa daerah memiliki topografi wilayah pesisir yang landai. Kenaikan muka laut antara lain akan menyebabkan kerusakan ekologis wilayah pesisir, kehilangan lahan, intrusi air laut, dan kerusakan sektor-sektor produktif seperti konstruksi jalan, jembatan, bangunan, dan lahan pertanian. Publikasi Kelompok Kerja Working Group II IPCC tahun 2001 mengungkapkan bahwa kenaikan muka laut hingga 60 sentimeter akan menyebabkan Indonesia kehilangan sekitar 34.000 km2 wilayah dan mengancam kehidupan sekitar 2 juta penduduk. Hal ini menyebabkan isu penaikan muka laut menjadi salah satu isu utama dalam perubahan iklim global karena memiliki dampak ekonomi nasional yang sangat besar. Gambar 11 Perubahan tinggi muka laut tahun 1870- 2000. Sumber : IPCC 2001 Beberapa penelitian telah membuktikan adanya dampak dari naiknya muka laut terhadap pemunduran garis pantai baik kenaikan muka air laut yang bersifat global maupun lokal kejadiannya. Trident Engineering 1979 in Sutrisno 2005 menjelaskan bahwa hasil penelitian di Ocean City Maryland USA menunjukan 33 pada wilayah ini telah terjadi pemunduran garis pantai sebesar 0,58m per tahun pada pengamatan selama 130 tahun yang disebabkan oleh naiknya muka air laut. Akan tetapi pemunduran garis pantai tidaklah sama pada setiap tahunnya. Pada periode tahun 1850 sampai dengan 1965 terjadi pemunduran garis pantai yang ekstrim dibandingkan dengan laju pemunduran yang terjadi pada tahun-tahun lainnya. Ren 1993 in Sutrisno 2005 dalam penelitiannya di Delta Sungai Kuning Cina juga membuktikan adanya pemunduran garis pantai sejaun 20km dan hilangnya lahan pantai seluas 1400km 2 selama 137 tahun 1855-1992 yang disebabkan oleh fenomena kenaikan muka laut.

2.5 Analisis SWOT

Menurut Salusu 1996 analisis SWOT adalah analisis yang mencoba mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasiperusahaan. Analisis tersebut didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Lebih lanjut Salusu 1996 menyatakan bahwa analisis SWOT dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari 2 model matrik yaitu: MATRIK SWOT atau MATRIK TOWS. Dalam penelitian ini digunakan Matriks SWOT dengan mendahulukan menaggulangi permasalahan baik faktor internal yaitu maupun eksternal yaitu ancaman. Rangkuti 2004 menyatakan bahwa matriks SWOT menghasilkan 4 strategi yaitu: 1. Strategi SO Strategi kekuatan-peluang, menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, 2. Strategi WO Strategi kelemahan-peluang, menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, 3. Strategi ST Strategi kekuatan-ancaman, menciptakan strategi dengan memanfaatkan kekuatan untuk menghindari atau memperkecil dampak dari ancaman eksternal, dan 4. Strategi WT strategi kelemahan-ancaman, didasarkan pada kegiatan yang bersifat Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi 34 dan kebijakan Marimin 2004. Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi suatu institusi melalui evaluasi nilai faktor internal dan evaluasi nilai faktor eksternal. Selanjutnya Marimin 2004 menjelaskan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal. 2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal eksternal dan matrik SWOT. 3. Tahap pengambilan keputusan. 35 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian prediksi dampak kenaikan muka lauit ini dilakukan di Cagar Alam Pulau Dua CAPD dan kawasan penyangga di sekitarnya dengan batasan wilayah studi adalah Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang Banten, yaitu desa yang berbatasan langsung dengan CAPD. Pegumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada Agustus 2009 sampai dengan Maret 2010.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :  Citra Ikonos resolusi pixel 3 x3 m, perekaman tahun 2009  Peta topografi wilayah studi skala 1 : 25.000, interval kontur 25 cm. Peta topografi didapatkann melalui pengukuran lapangan secara langsung dengan menggunakan theodolit.  Peta tata guna lahan saat ini  Kuisioner Alat yang digunakan :  Software GIS ER Mapper versi 6.4  Global Positioning System GPS untuk menentukan titik koordinat  Kamera  Binokuler  Meteran gulung  Tali  Recorder  Tongkat skala untuk mengukur tinggi pasang surut

3.3 Metode Analisis

Terdapat tiga hal utama yang menjadi perhatian dalam penelitian ini yaitu: 1. Perubahan ekologi sebagai dampak kenaikan muka laut terhadap CAPD dan tambak sekitarnya