Nilai Manfaat 1. Nilai Manfaat Langsung

64 Tabel 9 Biaya Produksi dan Pendapatan Kotor Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap di CAPD dan Tambak sekitarnya Pendapatan Kotor Panen kghapanen Frekuensi panen pertahun kali HargaRp Pendapatan kotor Rp tahunhektar Budidaya bandeng 270 2,6 11.000 7.722.000 Kepiting bakau Scylla cerata 1 168 30.000 5.040.000 Udang windu Penaeus monodon, 0,5 168 55.000 4.620.000 Udang jari Acetes indicus udang putih 2 168 21.500 7.224.000 Pendapatan Kotor budidaya bandeng perikanan tangkap 24.606.000 Biaya Produksi budidaya bandeng Biaya Rp ha siklus Biaya Rp ha tahun variable costs Upah kerja : [Gross income-modal]3 2,6 Pekerja mendapat upah 13 dari keuntungan yang didapat [7.722.000-4.594.500]3 = 1.042.500 400.961 1.042.500 Agro input benih ikan, pupuk, pakan 1.246.500 3.246.500 Perlengkapan 46.000 96.000 fixed costs Sewa tambak 384.615 1.000.000 PBB 20.000 52.000 Pondok 76.923 200.000 Total Biaya Produksi Budidaya Bandeng biaya operasional tangkapan alami 3.997.538 11.265.000 Pendapatan bersih per tahun Rpha 13.341.000

c. Nilai Tegakan Kayu Mangrove

Perkiraan nilai tegakan mangrove diperoleh dari transfer nilai dari pemanfaatan tegakan kayu sebagai kayu bakar. Tidak digunakannya sebagai bahan bangunan karena pasti membutuhkan volume yang besar sehingga tidak bisa dilakukan mengingat ketatnya penjaagaan Cagar Alam jika untuk pemanfaatan dalam skala besar. Walaupun demikian tetap saja pencurian kayu baik hanya berupa kayu kering maupun penebangan ranting vegetasi yang masih hidup sering dilakukan di dalam kawasan terutama oleh ibu-ibu dengan alasan untuk dijadikan kayu bakar. Polisi jagawana sulit untuk melarang dengan kasar karena alasan rasa iba, namun hal tersebut dapat disiasati bahwa tidak boleh menebang namun bisa mengambil dahan-dahan kayu pohon yang sudah mati dan kering. 65 Kepadatan rata-rata mangrove di dalam kawasan CAPD dihitung dengan menggunakan transek dengan ukuran 20x20m, sehingga didapatkan jumlah mangrove adalah 430 individu per hektar. Penampang melintang rata-rata dari mangrove yang ada di semua transek pengamatan adalah 231,12cm2 dengan ketinggian rata-rata dari pohon adalah 881,73cm. Volume kayu dihitung dengan cara mengalikan luas penampang melintang rata-rata dengan tinggi rata-rata, dikalikan kepadatan pohon per hektar. Didapatkan nilai volume kayu 87, 63m 3 untuk setiap hektar mangrove. Hasil interpretasi citra didapatkan bahwa luas mangrove di Cagar Alam Pulau Dua 28,6 hektar, sehingga total potensi volume kayu yang dapat diusahakan adalah sebanyak 2.506 m 3 . Untuk mendapatkan kekonsistenan dalam penghitungan digunakan satuan waktu selama satu tahun. Jika diasumsikan kayu mangrove baru dapat dipanen setelah sepuluh tahun, maka nilai total volume kayu per hektar dibagi sepuluh tahun. Harga kayu bakar rata-rata di Kelurahan Sawah Luhur adalah Rp.25.000m 3 . Mangrove digunakan untuk tujuan subsisten dan tidak dijual secara komersial sehingga upah bayangan untuk mengumpulkan kayu bakau tidak termasuk dalam penghitungan. Total Nilai Ekonomi Manfaat Langsung Direct Use Value Valuasi ekonomi produk perikanan budidaya dan tangkapan alami bandeng mencakup baik variabel dan biaya tetap sebagaimana disajikan pada Tabel 8. Biaya variabel dalam penelitian ini mencakup biaya tenaga agro input yaitu bibit, pakan, pupuk, pestisida, biaya peralatan, yang meliputi pemeliharaan dan pembaruan peralatan. Sedangkan biaya tetap fixed cost mencakup sewa tambak, Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang dibayarkan setiap tahunnya kepada pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pajak dan biaya penyusutan lahan Menkveld and Firmenich 2009. Penghitungan total Nilai Pendapatan Bersih Net Present Value NPV dari manfaat ekosistem mangrove di CAPD dan tambak sekitarnya dari semua produk akuakultur dan tangkapan alami rata-rata tahunan serta potensi tegakan kayu disajikan pada Tabel 10. Volume kayu = Luas penampang melintang rata-rata x tinggi rata-rata x kepadatan pohon per hektar 66 Tabel 10 Total Nilai Ekonomi Manfaat Langsung Mangrove di CAPD dan Tambak Unit Nilai Pendapatan Bersih NPV Rphatahun Budidaya bandeng Perikanan tangkap 13.341.000 Tegakan kayu 2.190.694 Total 15.531.694

3. Nilai Manfaat Tidak Langsung In Direct Use Value

a. Pelindung Pantai dari Abrasi

Penilaian nilai manfaat tidak langsung dari fungsi mangrove dalam meredam abrasi pantai dihitung melalui pendekatan replacement cost dengan mengkuantifikasi biaya yang harus dikeluarkan jika harus menggunakan pendekatan hard enginering seperti tembok laut sea wall ataupun pemecah obak break water. Penanggulangan abrasi pantai tentu sangat tergantung dari karakteristik hidrooseanografi dari gelombang maupun arus menyusur pantai itu sendiri, bisa jadi tidak hanya cukup dengan keberadaan mangrove saja untuk menanggulangi abrasi, kemungkinan harus menggunakan dua pendekatan hard enginering dengan keberadaan mangrove juga dapat dilakukan. Akar mangrove yang mencuat dan berada di atas permukaan substart dapat mengikat atau menjebak sedimen sediment trap sehingga menambah luasan daratan. Morfologi perakaran, dan batang mangrove yang kokoh dapat meredam hempasan gelombang dan gerusan air laut. Menurut Aprilwati 2001 untuk membangun breakwater berukuran 1x10mx 2m dengan penyusutan 7.16 pertahun adalah Rp. 4.462.013, 81. Sehingga jika membangun pelindung pantai di Kelurahan Sawah Luhur sepanjang 3,5km guna menghadapi abrasi dengan umur ketahanan selama 10 tahun diperlukan biaya sebesar Rp. 1.216.912.857, sedangkan untuk panjang pantai 1000m 1km dibutuhkan biaya Rp 405.637.619

b. Penyerap Karbon

Estimasi cadangan karbon pada vegetasi mangrove di CAPD digunakan referensi digunakan acuan penelitian Donate 2011 pada berbagai ekosistem mangrove di Indo Pasifik. Donate 2011 menghitung stok karbon pada ekosistem mangrove above dan below ground pohon, understorey, serasah, nekromasa didapatkan nilai 1023 Mg karbon C per hektar. Hasil interpretasi citra