Kontribusi Sektoral dalam Output Total
Kontribusi sektor “perdagangan 53” merupakan yang terbesar disektor
tersier namun peranannya perlahan-lahan terus menurun dari 17,65 persen pada tahun 1971 hingga menjadi 10,27 persen pada tahun 2008. Hal ini diperlihatkan
oleh Lampiran 27. Sektor-sektor tersier lain terlihat berfluktuasi pada kisaran angka dibawah 4 persen. S
ektor “jasa sosial kemasyarakatan 64” memperlihatkan tren positif seiring peningkatan kebutuhan masyarakat akan jasa
sosial kemasyarakatan dan mengindikasikan pergeseran pola konsumsi akibat adanya peningkatan pendapatan.
49,09
21,19 19,25
17,39 23,21
26,98 37,35
44,90 37,03
32,42 25,14
28,89 24,64
26,88 31,40
33,69 35,22
36,75 41,45
35,85 33,52
39,76 40,61
43,45 37,42
40,14 36,37
10 20
30 40
50
1971 1975
1980 1985
1990 1995
2000 2005
2008
primer sekunder
tersier
Gambar 4.1. Struktur PDB Struktur PDB menurut lapangan usaha memperlihatkan terjadinya
transformasi struktural yang ditandai oleh kecenderungan menurunnya peranan sektor primer diiringi peningkatan peran sektor skunder Gambar 4.1. Berbeda
dengan struktur PDB menurut lapangan usaha yang memperlihatkan terjadinya transformasi struktural, perubahan pangsa tenaga kerja tidak berjalan seiring
Gambar 4.2.
64,4 61,3
57,2 56,8
56,6 48,1
45,3 45,5
45,4
13 14,9
16,9 16,7
16,8 27,4
28,3 30,5
30,6 30,4
37 37,8
37,8 37,8
8,2 10,4
12,3 12,6
20 40
60
1971 1975
1980 1985
1990 1995
2000 2005
2008
primer sekunder
tersier
Gambar 4.2. Pangsa Tenaga Kerja menurut Sektor
Pada tahun 1971 tenaga kerja sektor primer sebesar 64,4 persen dan sektor sekunder 8,2 persen. Tahun 2008 tenaga kerja di sektor primer menjadi 45,4
persen sedangkan sektor sekunder 16,8 persen. Tenaga kerja sektor tersier meningkat dari 27,4 persen pada tahun 1971 menjadi 37,8 persen tahun 2008.
Pergeseran peran sektor primer oleh sektor sekunder tidak mampu menyerap kelebihan tenaga kerja dari sektor primer sehingga berdampak pada meningkatnya
pengangguran Hayashi, 2005.