Sektor “perdagangan 53” adalah sektor tersier yang baru menjadi sektor kunci  pada  tahun  2008,  berbeda
dengan  sektor  “jasa  lainnya  65”  yang  telah menjadi sektor kunci sejak 1975 sampai dengan tahun 2008 sementara “restoran
dan hotel 54” hanya menjadi sektor kunci pada tahun 1971. Sektor tersier lain yang  merupakan  sektor  kunci  adalah  sektor  “angkutan  darat  56”  yaitu  pada
tahun  1980,1985  dan  2000-2008.  Tabel  4.9  berikut  memperlihatkan  20  dua puluh sektor yang pernah menjadi sektor kunci sepanjang periode analisis. Sektor
kunci yang masih bertahan pasca krisis setelah tahun 2000 terlihat tetap menjadi sektor kunci pada periode berikutnya. Sektor-sektor industri yang mengolah hasil
pertanian  tidak  mampu  bertahan  sebagai  sektor  kunci  kecuali  sektor  “industri barang dari karet dan plastik 42”.
Tabel 4.9. Sektor-sektor Kunci Perekonomian Indonesia Sektor
Sektor Kunci key sector 1971
1975 1980
1985 1990
1995 2000
2005 2008
28
√ √
32
√ √
√ √
36
√ √
√
37
√ √
38
√ √
√ √
39
√ √
√ √
√ √
√
40
√ √
√ √
√
41
√ √
√ √
√
42
√ √
√ √
√ √
45
√ √
√ √
√ √
√ √
46
√ √
√
47
√ √
√ √
48
√ √
√ √
√
49
√ √
√ √
51
√ √
√ √
√ √
√ √
√
52
√ √
√ √
√ √
√ √
√
53
√
54
√
56
√ √
√ √
√
65
√ √
√ √
√ √
√ √
Keterangan: tanda  menunjukkan eksistensi sektor kunci pada suatu periode
Dinamika  sektor  kunci  dalam  perekonomian  Indonesia  memperlihatkan bahwa sektor yang mampu bertahan saat krisis ekonomi berhasil mempertahankan
eksistensinya  pasca  krisis  sampai  akhir  periode  analisis.  Beberapa  sektor  yang pernah  menjadi  sektor  kunci  pada  awal  periode  analisis  bahkan  tidak  mampu
mempertahankan  eksistensinya.  Terdapat  beberapa  faktor  yang  dimungkinkan menjadi penyebab tidak mampunya sektor kunci tersebut untuk bertahan.
Sektor  kunci  sebagaimana  dimaksud  dapat  dikelompokkan  menurut karakteristik  faktor  penyebab  ketidakmampuan  bertahannya.  Kelompok  pertama
adalah  sektor  yang  memiliki  keterkaitan  ke  belakang  besar  sepanjang  periode tetapi  memiliki  keterkaitan  ke  depan  yang  kecil  diakhir  periode,  diikuti  derajat
ketergantungan  ekspor  yang  tinggi  diatas  50  persen  dan  cenderung  meningkat. Sektor  tersebut  antara  lain  yaitu  ;  sek
tor  “  industri  minyak  dan  lemak  28”, “industri tekstil, pakaian dan kulit 36”, “industri bambu, kayu dan rotan 37”
dan “industri logam dasar bukan besi 46”.
Kelompok  kedua  adalah  sektor  yang  memiliki  keterkaitan  ke  belakang maupun keterkaitan ke depan yang tinggi sepanjang periode analisis tetapi dengan
daya  sebar  keterkaitan  yang  kecil  spread  index  yang  tinggi  diakhir  periode. Sektor tersebut adalah sektor “industri kertas, barang dari kertas dan karton 38”,
“industri  kimia  40”,  “industri  alat  angkutan  dan  perbaikannya  49”.  Sektor-
sektor  ini  masih  bisa  disebut  sebagai  sektor  kunci  tetapi  memiliki  angka pengganda  yang  cenderung  menurun.  Sektor  “industri  barang  dari  logam  47”
awalnya  merupakan  sektor  kunci  dengan  keterkaitan  ke  belakang  yang  tinggi sepanjang  periode  tetapi  diakhir  periode  memiliki  keterkaitan  ke  depan  yang
rendah. Permintaan akhir yang terus meningkat sejak 1990 terhadap produk sektor ini diduga menjadi penyebabnya.
Sementara  itu  sektor  “restoran  dan  hotel  54”  dengan  keterkaitan  ke belakang  yang  tinggi  disepanjang  periode  hanya  memiliki  keterkaitan  ke  depan
yang  tinggi  pada  tahun  1971.  Hal  ini  karena  sebagian  besar  output  sektor  ini merupakan  permintaan  akhir  swasta  C  yang  terus  meningkat  seiring
pertumbuhan  penduduk.  Hal ini  berbeda  dengan  sektor  “perdagangan  53”
dengan  keterkaitan  ke  depan  yang  tinggi  sepanjang  periode  tetapi  memiliki keterkaitan ke belakang yang rendah, kecuali tahun 2008. Meskipun output sektor
perdagangan  merupakan  yang  terbesar  kedua  dalam  komposisi  output  total sepanjang  periode  analisis,  tetapi  sektor  ini  bukanlah  sektor  kunci  karena
karakteristiknya yang tidak banyak menggunakan output sektor lain sebagi input.
4.3.2. Multiplier Product Matrix
Multiplier  Product  Matrix  MPM  yang  diilustrasikan  secara  grafis memperlihatkan  perubahan  struktural  perekonomian  economic  landscape
Indonesia  sejak  1971  hingga  2008.  Variasi  ukuran  kuantitatif  atas  hubungan antarsektor  dalam  perekonomian  yang  diperoleh  dari  MPM  dapat  disusun
berdasarkan  hirarki  tertentu,  dimana  FL  diurutkan  dari  nilai  terkecil  dan  BL diurutkan dari nilai terbesar sesuai urutan sebagaimana terlihat pada Lampiran 64
dan  65.  Gambar  pada  Lampiran  69  menggambarkan  lanskap  ekonomi  Indonesia tahun 1971-2008  yang disusun berdasarkan  besarnya nilai  MPM dari sudut  yang
paling besar sampai  yang terkecil dari seluruh sel  untuk  masing-masing periode. Urutan  ini  mengindikasikan  urutan  besarnya  pengaruh  total  sektor  tersebut
kedalam perekonomian.
Gambar 4.8. Lanskap Ekonomi Indonesia berdasarkan Hirarki Tahun 1971 Gambar  4.8  menggambarkan  lanskap  ekonomi  Indonesia  tahun  1971  dan
2008  yang  disusun  berdasarkan  hirarki  tahun  1971.  Sel  tertinggi  pada  hirarki tahun  1971
adalah  53;66  dan  terendah  adalah  63;63.  Sektor  “perdagangan 53” memiliki  IFL tertinggi dan sektor  “lain-lain 66” memiliki  IBL tertinggi.
Sektor “pemerintahan umum dan pertahanan 63” pada awal periode penelitian
merupakan  sektor  dengan  indeks  keterkaitan  yang  paling  rendah.  Penggambaran lanskap  untuk  masing-masing  periode  dengan  hirarki  tahun  tertentu  dilakukan
untuk membuat perbandingan antara satu periode dengan periode dasar hirarki. Lampian  70  menyajikan  visualisasi  lanskap  ekonomi  Indonesia  tahun
1971-2008  berdasarkan  hirarki  tahun  1971,  sedangkan  lanskap  ekonomi  yang
didasarkan pada hirarki tahun 2008 disajikan pada Lampiran 71. Perbedaan tinggi grafik  batang  dalam  setiap  sel  untuk  kedua  periode  menunjukkan  adanya
perubahan  keterkaitan  antarsektor  tersebut  dengan  sektor-sektor  lainnya  atau terjadi perubahan struktur dalam perekonomian. Grafik ini memperlihatkan bahwa
telah terjadi perubahan dalam struktur perekonomian Indonesia dari tahun 1971 ke tahun  2008,  dimana  visualisasi  lanskap  ekonomi  tahun  2008  sudah  tidak  mulus
sebagaimana tahun 1971 walaupun tidak mengalami perubahan drastis. Perubahan  struktur  secara  lebih  detil  dapat  dilihat  dari  selisih  besaran
angka  MPM  untuk  setiap  sel.  Sel  yang  memiliki  nilai  selisih  yang  relatif  besar menunjukkan  adanya  perubahan  yang  relatif  besar  dari  interaksi  sektor-sektor
tersebut  dalam  perkonomian.  Perubahan  dari  periode  ke  periode  yang  disajikan pada  Gambar  4.9  menggambarkan  perubahan  peran  sektoral  dalam  proses
transformasi struktural perekonomian Indonesia. Selisih besaran sel MPM periode tertentu  dengan  MPM  periode  sebelumnya  menggambarkan  perubahan  peranan
sektoral.  Perubahan  yang  terjadi  antara  lain  terkait  dengan  sektor-sektor sebagaimana terlihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Perubahan signifikan Peran Sektoral antar Periode Perubahan
1975 1980
1985 1990
1995 2000
2005 2008
Negatif
25, 41, 53, 56,
65, 66 53
24, 45, 49
53 40, 41,
53 4, 40,
48, 56 53
-
Positif
40, 45, 48, 49
25, 38, 40, 41,
45, 48, 49
41, 53, 66
40, 47 62
24, 25, 32, 41,
49, 53 41, 48
25, 39
Perubahan  negatif  yang  relatif  signifikan  hampir  selalu  terjadi  pada  sel MPM  yang  terkait  dengan  sektor  “perdagangan  53”.  Hal  ini  menunjukkan
kecenderungan  penurunan  peran  sektor  perdagangan.  Sementara  itu  perubahan positif  yang  signifikan  terjadi  pada  beberapa  sel  yang  antara  lain  terkait  dengan
sektor pertambangan  minyak,  gas  dan  panas  bumi  25”,  “pengilangan  minyak
bumi  41”,  “industri  alat  dan  perlengkapan  listrik  48”  dan  “industri  alat pengangkutan  49”.  Peningkatan  peran  sektor-sektor  tersebut  juga  terlihat  pada
perkembangan  beberapa  indikator  yang  diturunkan  dari  analisis  model  IO sebelumnya.
Gambar 4.9. Perubahan Peran Sektoral antar Periode 1971-1975
1975-1980
1980-1985 1985-1990
1990-1995 1995-2000
2000-2005 2005-2008
Gambar  4.10  memperlihatkan  akumulasi  perubahan  yang  terjadi  pada lanskap  ekonomi  Indonesia  sejak  tahun  1971  sampai  dengan  tahun  2008.
Akumulasi  perubahan  yang  signifikan  pada  sel-sel  MPM  sepanjang  periode penelitian  yang  diilustrasikan  oleh  gambar  tersebut  antara  lain  terkait  dengan
sektor-sektor sebagaimana terlihat pada Tabel 4.11 dan 4.12. Tabel 4.11. Sel-sel MPM dengan Perubahan Negatif
Baris Kolom
1; 33, 34, 36, 39, 40, 41, 44, 45, 47, 54, 60, 66
9; 66
21; 66
23; 66
28; 66
36; 66
37; 66
42; 66
45; 66
46; 66
51; 66
53; 33, 34, 36, 39, 41, 44, 45, 47, 54, 60, 66
56; 33, 34, 36, 39, 40, 41, 44, 45, 47, 50, 52, 54, 55, 60, 66
65; 66
66; 34, 36, 39, 44, 45, 47, 54, 66
Keterangan: sel MPM baris;kolom menunjukkan interaksi antarsektor
Sel-sel  yang  mengalami  perubahan  negatif  cukup  signifikan  dengan besaran  penurunan  diatas  0,02  meliputi  beberapa  sel  pada  baris  dan  kolom
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.11. Sel-sel yang mengalami perubahan negatif tersebut artinya mengalami penurunan tingkat peranan dalam perekonomian tahun
2008  dibanding  kondisi  tahun  1971.  Penurunan  peranan  antara  lain  terlihat  pada beberapa  sel
yang  terkait  dengan  sektor  ”padi  1”,  ”perdagangan  53”, ”angkutan darat 56” dan ”lain-lain yang tidak jelas batasannya 66”. Sementara
itu, sel-sel  yang mengalami perubahan positif dengan besaran peningkatan diatas 0,02  dapat  dilihat  pada  Tabel  4.12.  Sel-sel  yang  mengalami  perubahan  positif
tersebut  artinya  mengalami  peningkatan  peranan  dalam  perekonomian  dibanding kondisi tahun 1971.
Gambar 4.10. Akumulasi Perubahan Peran Sektoral Tahun 1971-2008 1971-1975
1971-1980
1971-1985 1971-1990
1971-1995 1971-2000
1971-2005 1971-2008