4.2.1.1. Kontribusi Sektoral dalam Permintaan Antara
Data input output menunjukkan komposisi penawaran dan permintaan sektoral. Komposisi penawaran dari data input output meliputi kontribusi masing-
masing sektor terhadap permintaan antara intermediate demand dan output total. Pada Lampiran 10-12
terlihat bahwa secara keseluruhan sektor “padi 1” merupakan sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap total permintaan
antara pada periode 1971 sampai dengan tahun 1990. Kontribusi sektor ini terus menurun dari kisaran 16 persen pada tahun 1971 menjadi 3 persen pada tahun
2008. Peranann nya digeser oleh sektor “perdagangan 53” sejak 1995 sampai
tahun 2008. Menurunnya kontribusi sektor ini dimungkinkan oleh meningkatnya transaksi produksi sektor-sektor lainnya seiring dengan perkembangan ekonomi.
Margin perdagangan yang relatif besar mengakibatkan peranan sektor perdagangan mampu mengambil alih peranan, mengingat sektor ini adalah sektor
yang menghubungkan konsumen dengan produsen. Sektor “pertambangan
minyak, gas dan panas bumi 25 ” merupakan sektor primer dengan kontribusi
terbesar kedua setelah “padi 1” dengan tren yang positif. Meningkatnya
kontribusi sektor ini dalam komposisi permintaan antara sejalan dengan peningkatan upaya pengolahan lanjutan produk turunan dari hasil pertambangan
minyak, gas dan panas bumi. S
ektor “industri kimia 40” dan “pengilangan minyak bumi 41” merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar diantara sektor-sektor
sekunder dengan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu. Sebagian besar kontribusi sektor-sektor sekunder agak berfluktuasi bahkan cenderung menurun
diakhir periode pengamatan terutama setelah tahun 2000 , kecuali sektor “industri
mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 48”. Peran sektor sekunder pada fase
industrialisasi terindikasi semakin meningkat jika dilihat dari kontribusi beberapa sektor terhadap permintaan antara, namun proses deindustrialisasi yang terjadi
sejak tahun 2002 mengakibatkan penurunan peran sektor-sektor tersebut. Sektor manufaktur telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi selama tahap
industrialisasi berdasarkan analisis dengan pendekatan Kaldorian. Proses deindustrialisasi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2002 cenderung menuju
kearah yang negatif Dewi 2010.
Pada sektor tersier kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor “perdagangan 53” yang berfluktuasi pada kisaran 8 hingga 11 persen. Kontribusi
sektor-sektor tersier cenderung terlihat lebih merata dan relatif konstan dari waktu ke waktu.
Sektor “komunikasi 60” dan “lembaga keuangan 61” memiliki kecenderungan meningkat walaupun kontribusinya masih relatif kecil. Keragaan
sektor tersier dalam komposisi permintaan antara sangat tergantung pada penguasaan teknologi yang digunakan dalam proses produksi dan aglomerasi
industri yang terjadi sebagai akibat industrialisasi. Pertumbuhan sektor manufaktur akan memicu pertumbuhan sektor selain manufaktur.
4.2.1.2. Kontribusi Sektoral dalam Output Total
Pada bagian lain Lampiran 13-15 dapat diamati pula kontribusi masing- masing sektor terhadap output total, dimana output total merupakan penjumlahan
total permintaan antara dan total permintaan akhir final demand. Secara keseluruhan sektor
“bangunan 52” memberikan kontribusi terbesar dan cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu dalam kisaran 8 hingga 12
persen, diikuti sektor “perdagangan 53” dengan kontribusi yang relatif konstan
pada kisaran 8 hingga 9 persen. Kontribusi sektor “bangunan 52” yang tinggi
dalam pembentukan output total sangat terkait dengan tingginya nilai investasi yang biasa ditanamkan dalam pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari
pembentukan modal tetap bruto sektor-sektor produksi. Sektor
“pertambangan minyak, gas dan panas bumi 25” merupakan sektor primer yang mempunyai peranan terbesar pada pembentukan output total
bahkan dengan kontribusi lebih dari 10 persen pada era tahun 80-an. Kontribusi sektor ini terus menurun seiring menipisnya cadangan minyak, berbeda dengan
dua sektor pertambangan lainnya; “pertambangan batubara dan biji logam 24”
dan “pertambangan dan penggalian lainnya 26” yang cenderung meningkat seiring eksplorasi temuan sumber-sumber mineral baru. Sektor-sektor primer lain
kontribusinya cenderung terus menurun , kecuali sektor “sayur dan buah 5”,
“kelapa sawit 10” dan “perikanan 23”. Peningkatan kontribusi sektor-sektor ini merupakan indikasi semakin pentingnya agroindustri Firdaus, 1998.
Selain sektor “bangunan 52”, pada sektor sekunder terlihat beberapa
sektor yang me miliki kontribusi relatif besar dan stabil seperti sektor “industri