Pada sektor tersier kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor “perdagangan 53” yang berfluktuasi pada kisaran 8 hingga 11 persen. Kontribusi
sektor-sektor tersier cenderung terlihat lebih merata dan relatif konstan dari waktu ke waktu.
Sektor “komunikasi 60” dan “lembaga keuangan 61” memiliki kecenderungan meningkat walaupun kontribusinya masih relatif kecil. Keragaan
sektor tersier dalam komposisi permintaan antara sangat tergantung pada penguasaan teknologi yang digunakan dalam proses produksi dan aglomerasi
industri yang terjadi sebagai akibat industrialisasi. Pertumbuhan sektor manufaktur akan memicu pertumbuhan sektor selain manufaktur.
4.2.1.2. Kontribusi Sektoral dalam Output Total
Pada bagian lain Lampiran 13-15 dapat diamati pula kontribusi masing- masing sektor terhadap output total, dimana output total merupakan penjumlahan
total permintaan antara dan total permintaan akhir final demand. Secara keseluruhan sektor
“bangunan 52” memberikan kontribusi terbesar dan cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu dalam kisaran 8 hingga 12
persen, diikuti sektor “perdagangan 53” dengan kontribusi yang relatif konstan
pada kisaran 8 hingga 9 persen. Kontribusi sektor “bangunan 52” yang tinggi
dalam pembentukan output total sangat terkait dengan tingginya nilai investasi yang biasa ditanamkan dalam pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari
pembentukan modal tetap bruto sektor-sektor produksi. Sektor
“pertambangan minyak, gas dan panas bumi 25” merupakan sektor primer yang mempunyai peranan terbesar pada pembentukan output total
bahkan dengan kontribusi lebih dari 10 persen pada era tahun 80-an. Kontribusi sektor ini terus menurun seiring menipisnya cadangan minyak, berbeda dengan
dua sektor pertambangan lainnya; “pertambangan batubara dan biji logam 24”
dan “pertambangan dan penggalian lainnya 26” yang cenderung meningkat seiring eksplorasi temuan sumber-sumber mineral baru. Sektor-sektor primer lain
kontribusinya cenderung terus menurun , kecuali sektor “sayur dan buah 5”,
“kelapa sawit 10” dan “perikanan 23”. Peningkatan kontribusi sektor-sektor ini merupakan indikasi semakin pentingnya agroindustri Firdaus, 1998.
Selain sektor “bangunan 52”, pada sektor sekunder terlihat beberapa
sektor yang me miliki kontribusi relatif besar dan stabil seperti sektor “industri
penggilingan padi 29”, sektor “industri tekstil, pakaian dan kulit 36”, sektor “pengilangan minyak bumi 41” dan sektor “industri mesin dan alat perlengkapan
listrik 48 ”. Sedangkan sektor “industri kimia 40” memiliki kontribusi yang
terus meningkat. Sektor-sektor sekunder yang memiliki output relatif besar merupakan sektor yang memanfaatkan output sektor primer sebagai input pada
proses produksinya. Sektor-sektor tersebut juga merupakan penghasil barang- barang konsumsi akhir yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan akhir
domestik. Strategi industrialisasi yang bertujuan mengurangi impor barang konsumsi substitusi impor menjadi salah satu faktor penyebab tingginya output
sektor-sektor sekunder Kuncoro 2007. Sektor “perdagangan 53” masih mendominasi kontribusi sektor-sektor
tersier diikuti sektor “hotel dan restoran 54” yang relatif stabil. Kontribusi sektor-sektor tersier yang lain relatif merata dengan fluktuasi yang sangat kecil
antar periode pengamatan. Perubahan peringkat pangsa output sektoral sebagaimana terlihat pada Lampiran 58-60 menunjukkan kecenderungan
menurunnya peran sektor primer dan semakin meningkatnya peranan sektor tersier. Sementara peranan sektor sekunder mengalami pasang surut, bahkan
cenderung menurun yang mengindikasikan adanya proses deindustrialisasi. Peranan sektor tersier dalam perekonomian akan semakin meningkat
seiring kemajuan perekonomian suatu negara, namun kekuatan sektor primer menjadi landasan memuluskan proses industrialisasi. Fakta empiris menunjukkan
bahwa tidak ada satu negarapun dapat mencapai fase ekonomi maju developed countries tanpa diawali fase tinggal landas take-off sektor pertanian, dan tidak
ada satu negarapun dapat mencapai kemakmuran ekonomi jika masih didominasi oleh sektor pertanian.
4.2.1.3. Komposisi Permintaan Agregat
Sektor-sektor yang memiliki permintaan antara intermediate demand lebih besar daripada permintaan akhir final demand menunjukkan sektor
tersebut berperan penting dalam transaksi produksi, artinya keluaran output sektor tersebut dominan digunakan oleh sektor lainnya sebagai input dalam proses
produksi lanjutan. Sebaliknya sektor yang memiliki permintaan akhir lebih besar