Analisis Keterkaitan Perkembangan Peran Sektoral dalam Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia

primer yang berpotensi untuk menjadi sektor kunci antara lain ”jagung 3, ”kelapa sawit 10”, ”tanaman perkebunan lain 16”, ”tanaman lain 17” dan ”unggas 20”. Sektor lain yang juga berpotensi untuk menjadi sektor kunci adalah sektor ”industri tepung 30” dan ”usaha persewaan bangunan dan jasa perusahaan 62”. Sektor ”industri alat-alat dan perlengkapan listrik 48” dengan tren BL dan FL yang positif menjadikannya akan terus bertahan sebagai sektor kunci, berbeda dengan sektor ”listrik, gas dan air 51 serta sektor ”industri dasar besi dan baja 45” yang dikhawatirkan tidak dapat bertahan sebagai sektor kunci karena memiliki tren BL dan tren FL negatif. Sektor ”industri alat-alat dan perlengkapan listrik 48” merupakan satu- satunya sektor kunci dalam perekonomian Indonesia yang memiliki Tren positif pada semua indikator sebag aimana dijelaskan sebelumnya. Sektor ”usaha persewaan bangunan dan jasa perusahaan 62” juga memiliki tren positif pada semua indikator tetapi sampai dengan tahun 2008 belum mempunyai keterkaitan ke belakang yang kuat sehingga bukan merupakan sektor kunci. Dari hasil pengamatan tidak mungkin sektor pertanian secara luas 1-23 dapat diharapkan bisa menjadi sektor kunci, sementara sektor industri yang mengolah hasil pertanian juga belum memiliki kinerja yang bagus. Perlu perubahan teknis dalam upaya menciptakan pertumbuhan output dan nilai tambah pada sektor-sektor yang memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi Gollin, et. al. 2002.

4.3. Dinamika Sektor Kunci dalam Proses Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia

Analisis keterkaitan antar sektor dapat mengidentifikasi sektor-sektor mana yang menjadi sektor kunci key sector, yang dalam hal ini adalah sektor- sektor yang mempunyai nilai indeks keterkaitan baik keterkaitan ke belakang BL maupun keterkaitan ke depan FL lebih besar dari 1. Pada sektor primer tidak terdapat sektor yang memiliki nilai IBL sekaligus nilai IFL yang lebih besar dari 1, artinya tidak ada sektor primer yang bisa disebut sebagai sektor kunci. Hal ini berarti tidak ada sektor primer yang menimbulkan penyerapan input dari sektor lain atau sektor itu sendiri serta alokasi output kepada sektor-sektor lainnya dan sektor itu sendiri secara langsung dan tidak langsung akibat peningkatan satu satuan output akhir sektor tersebut. Sektor-sektor sekunder yang dapat dijadikan sebagai sektor kunci selain dilihat dari nilai IBL dan IFL yang lebih besar daripada 1, juga dilihat dari indeks penyebaran keterkaitan spread index nya. Indeks ini melihat bagaimana variasi penyebaran keterkaitan antar sektor, semakin kecil nilai indeks tersebut maka suatu sektor dikatakan memiliki keterkaitan yang lebih merata. Sektor kunci yang baik semestinya memiliki nilai indeks penyebaran keterkaitan yang kecil baik ke belakang backward spread maupun ke depan forward spread. Jika suatu sektor memiliki keterkaitan yang kuat dan merata pada semua sektor dalam perekonomian maka dipastikan bahwa peningkatan output sektor tersebut akan menciptakan peningkatan besar pada output secara keseluruhan.

4.3.1. Dinamika Sektor Kunci

Berdasarkan klasifikasi 66 sektor selama periode analisis terdapat 5 lima sektor yang mengolah hasil pertanian yang bisa disebut sebagai sektor kunci antara lain; sektor “industri minyak dan lemak 28” pada tahun 1971 dan 1975, “industri makanan lainnya 32” pada tahun 1995-2008, “industri tekstil, pakaian dan kulit 36” pada tahun 1971-1980, “industri bambu, kayu dan rotan 37” tahun 1971 dan 1975 dan “industri kertas, barang dari kertas dan karton 38” pada tahun 1975, 1980, 1990 dan 2008. Sektor industri lain yang menjadi sektor k unci adalah “industri pupuk dan pestisida 39” sejak tahun 1980 sampai tahun 2008, “industri kimia 40” pada tahun 1971, 1975 dan 2000-2008, “pengilangan minyak bumi 41” pada tahun 1971-1990 serta “industri barang karet dan plastik 42” pada tahun 1975, 1985, dan 1995-2008. Selain itu juga terdapat beberapa industri berat yang menjadi sektor kunci, yaitu sektor “industri dasar besi dan baja 45” hampir disepanjang periode pengamatan kecuali tahun 1975, “industri logam dasar bukan besi 46” pada tahun 1971, 1990 dan 1995, “industri barang dari logam 47” pada tahun 1971- 1985, “industri mesin, alat dan perlengkapan listrik 48” pada tahun 1971, 1975 dan 2000- 2008 serta sektor “industri alat angkutan dan perbaikannya 49” pada tahun 1971, 1975, 1985 d an 1990. Sektor “listrik, gas dan air 51” dan sektor “bangunan 52” adalah dua sektor yang selalu menjadi sektor kunci di sepanjang periode analisis. Sektor “perdagangan 53” adalah sektor tersier yang baru menjadi sektor kunci pada tahun 2008, berbeda dengan sektor “jasa lainnya 65” yang telah menjadi sektor kunci sejak 1975 sampai dengan tahun 2008 sementara “restoran dan hotel 54” hanya menjadi sektor kunci pada tahun 1971. Sektor tersier lain yang merupakan sektor kunci adalah sektor “angkutan darat 56” yaitu pada tahun 1980,1985 dan 2000-2008. Tabel 4.9 berikut memperlihatkan 20 dua puluh sektor yang pernah menjadi sektor kunci sepanjang periode analisis. Sektor kunci yang masih bertahan pasca krisis setelah tahun 2000 terlihat tetap menjadi sektor kunci pada periode berikutnya. Sektor-sektor industri yang mengolah hasil pertanian tidak mampu bertahan sebagai sektor kunci kecuali sektor “industri barang dari karet dan plastik 42”. Tabel 4.9. Sektor-sektor Kunci Perekonomian Indonesia Sektor Sektor Kunci key sector 1971 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2008 28 √ √ 32 √ √ √ √ 36 √ √ √ 37 √ √ 38 √ √ √ √ 39 √ √ √ √ √ √ √ 40 √ √ √ √ √ 41 √ √ √ √ √ 42 √ √ √ √ √ √ 45 √ √ √ √ √ √ √ √ 46 √ √ √ 47 √ √ √ √ 48 √ √ √ √ √ 49 √ √ √ √ 51 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 52 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 53 √ 54 √ 56 √ √ √ √ √ 65 √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan: tanda  menunjukkan eksistensi sektor kunci pada suatu periode Dinamika sektor kunci dalam perekonomian Indonesia memperlihatkan bahwa sektor yang mampu bertahan saat krisis ekonomi berhasil mempertahankan eksistensinya pasca krisis sampai akhir periode analisis. Beberapa sektor yang pernah menjadi sektor kunci pada awal periode analisis bahkan tidak mampu