Multiplier Product Matrix Dinamika Sektor Kunci dalam Proses Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia
Sumber: CSESSCE-SSEES Economics Working Paper No.97, 2008
Gambar 4.13 Struktur GDP India Tahun 1980-2004 Perekonomian China lebih didominasi peran sektor industri dengan pangsa
hampir 50 persen dari total GDP. Sektor jasa menggeser peran sektor pertanian sejak 1986 dan terus meningkat perananannya mengejar peran sektor industri.
Sektor pertanian China memiliki pangsa sebesar 11 persen Gambar 4.14.
Sumber: CSESSCE-SSEES Economics Working Paper No.97, 2008
Gambar 4.14 Struktur GDP China Tahun 1980-2004
Perekonomian Indonesia sebagaimana terlihat pada Gambar 4.15 sampai dengan tahun 2008 didominasi sektor industri dengan pangsa sebesar 47,8 persen.
Sektor pertanian memiliki pangsa sebesar 15,8 persen. Pergeseran struktur yang terjadi pada perekonomian Indonesia berbeda dengan negara-negara BRIC
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Jika negara-negara BRIC memperlihatkan kecenderungan sektor jasa yang menggeser sektor industri, di Indonesia
pergeseran yang terjadi justru sektor industri menggeser peran sektor jasa sejak tahun 2000. Sebelumnya sektor jasa memiliki pangsa yang selalu lebih tinggi
daripada sektor industri kecuali tahun 1975-1980, suatu era dimana produksi minyak booming sektor industri secara luas mencakup pertambangan.
Indonesia
10 20
30 40
50 60
70
1971 1975
1980 1985
1990 1995
2000 2005
2008
Agriculture Industry
Services
Gambar 4.15 Struktur PDB Indonesia Tahun 1971-2008 Pola perubahan struktural di Indonesia dilatarbelakangi perubahan
kebijakan yang pada dasarnya didorong oleh fluktuasi pendapatan dari minyak bumi, menjelang liberalisasi ekonomi pada akhir tahun delapan puluhan.
Indonesia mampu merubah dirinya dari ekonomi berbasis sumberdaya ke salah satu bentuk manufaktur sebagai andalan produksi dan pendapatan ekspor. Transisi
berjalan seperti didampingi pergeseran dari kebijakan rezim. Kekuatan sisi permintaan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan nilai tambah Jacob 2003.
Gambar 4.16 memperlihatkan pergeseran pangsa tenaga kerja beberapa negara BRIC yang sejalan dengan pergeseran struktur GDP.
Gambar 4.16 Pangsa Tenaga Kerja Brazil, India dan China
Braz il
15 30
45 60
75
1959 1970
1980 1990
2000
India
15 30
45 60
75
1978 1989
1993 2004
2007
China
15 30
45 60
75
1978 1989
1997 2005
2007 Agriculture
Industry Services
Pergeseran struktur GDP negara-negara BRIC diawali pergeseran peran sektor pertanian oleh sektor industri yang selanjutya diikuti peningkatan peran
sektor jasa. Pergeseran struktur yang terjadi di Indonesia diawali pada kondisi dimana sektor jasa telah mendominasi perekonomian, selanjutnya terjadi
peningkatan peran sektor industri menggeser sektor pertanian dan akhirnya mendominasi perekonomian. Hal lain yang membedakan adalah; pergeseran
struktur PDB negara-negara BRIC diikuti perubahan pangsa tenaga kerja yang sejalan, tetapi untuk kasus Indonesia tidak demikian halnya.
Pangsa tenaga kerja yang dirinci menurut struktur PDB memperlihatkan pola pergeseran yang tidak seiring. Hal ini terlihat pada Gambar 4.17 dan diduga
menjadi penyebab tingginya angka pengangguran. Sektor pertanian terlihat masih mendominasi pangsa tenaga kerja, sementara sektor industri memiliki pangsa
terkecil. Sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 2008 bahkan tidak pernah terjadi pergeseran dominasi pangsa tenaga kerja. Perkembangan struktur tenaga kerja di
Indonesia menunjukkan pola yang tidak biasa unusual pattern dan bertentangan dengan teori perkembangan tenaga kerja. Tinjauan tentang tingkat produktifitas
tenaga kerja memberikan justifikasi kesimpulan atas apa yang terjadi bahwa sebenarnya tenaga kerja yang bergeser dari sektor pertanian tidak beralih ke sektor
yang produktifitasnya lebih tinggi. Dalam hal ini patut dipertanyakan apakah Indonesia benar-benar membuat langkah menuju ekonomi modern seperti
terminologi Kuznet?
Indonesia
10 20
30 40
50 60
70
1971 1975
1980 1985
1990 1995
2000 2005
2008
Agriculture Industry
Services
Gambar 4.17 Pangsa Tenaga Kerja Indonesia Tahun 1971-2008
Tingkat produktifitas yang dicapai oleh sektor primer di negara berkembang biasanya tidak lebih tinggi dan mungkin memang lebih rendah dari
yang dicapai oleh sektor lain, terutama diakibatkan kurangnya kemajuan teknologi dan surplus tenaga kerja. Perbedaan besar dalam struktur sektoral antara negara
maju dan negara berkembang adalah adanya hambatan atas difusi teknologi Abramovitz 1994. Kasus Indonesia mengungkap dua temuan penting; pertama,
sejak awal pangsa tenaga kerja sektor jasa sangat signifikan dan lebih tinggi dari pangsa tenaga kerja sektor industri; kedua, pertumbuhan pangsa tenaga kerja
sektor jasa tidak didahului oleh pertumbuhan lapangan kerja sektor industri tetapi lebih bertepatan atau bahkan diikuti oleh sektor industri Marks 2007. Horlings
1995 menemukan bahwa Belanda tidak mengikuti model sektoral, bukan transfer tenaga kerja sektor pertanian ke industri dan selanjutnya ke jasa yang
membuat struktur ekonomi Belanda menjadi lebih maju bahkan tanpa pertumbuhan industri yang signifikan. Skenario yang sama juga terjadi pada
beberapa negara bekas koloninya. Dalam kasus Belanda keterkaitan antara sektor pertanian dan jasa menjadi sesuatu yang penting.
Produktifitas tenaga kerja di sektor jasa ternyata, seperti yang diharapkan lebih tinggi daripada sektor pertanian. Produktifitas tenaga kerja sektor industri
secara signifikan lebih tinggi daripada sektor jasa. Mulder diacu dalam Marks 2007 menemukan hasil yang berbeda pada sektor jasa di Brazil, Meksiko dan
Amerika Serikat. Produktifitas tenaga kerja sektor jasa di tiga negara tersebut pada awalnya memang tertinggi dibanding sektor industri dan pertanian. Dalam
perjalanan waktu terjadi konvergensi tingkat produktifitas pada keseluruhan sektor sebagai akibat melambatnya pertumbuhan produktifitas sektor jasa. Di
Indonesia konvergensi dalam produktifitas seperti ini belum ditemukan. Laporan ILO tentang Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia Tahun 2010
menyebutkan bahwa daya serap tenaga kerja sektor industri manufaktur padat karya semakin melemah dan beralih ke sektor jasa dengan kualitas lapangan kerja
yang rendah
1
.
1
Kompas, Selasa 19 April 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan