Daftar nama sektor hasil agregasi berikut kode sektor dan penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Klasifikasi Sektor dalam Tabel Input Output Indonesia 1971-2008
1 Padi 34 Industri rokok
2 Tanaman kacang-kacangan 35 Industri pemintalan
3 Jagung 36 Industri tekstil, pakaian dan kulit
4 Tanaman umbi-umbian 37 Industri bambu, kayu dan rotan
5 Sayur-sayuran dan buah-buahan 38 Industri kertas, barang dari kertas dan karton
6 Tanaman Bahan Makanan Lainnya 39 Industri pupuk dan pestisida
7 Karet 40 Industri kimia
8 Tebu 41 Pengilangan minyak bumi
9 Kelapa 42 Industri barang karet dan plastik
10 Kelapa sawit 43 Industri barang-barang mineral bukan logam
11 Tembakau 44 Industri semen
12 Kopi 45 Industri dasar besi dan baja
13 Teh 46 Industri logam dasar bukan besi
14 Cengkeh 47 Industri barang dari logam
15 Hasil tanaman serat 48 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik
16 Tanaman perkebunan lainnya 49 Industri alat pengangkutan dan perbaikannya
17 Tanaman lainnya 50 Industri barang lainnya
18 Peternakan 51 Listrik, gas dan air minum
19 Pemotongan hewan 52 Bangunan
20 Unggas dan hasil-hasilnya 53 Perdagangan
21 Kayu 54 Restoran dan hotel
22 Hasil hutan lainnya 55 Angkutan kereta api
23 Perikanan 56 Angkutan darat
24 Penambangan batubara dan bijih logam 57 Angkutan air
25 Penambangan minyak, gas dan panas bumi 58 Angkutan udara
26 Penambangan dan penggalian lainnya 59 Jasa penunjang angkutan
27 Industri pengolahan dan pengawetan makanan 60 Komunikasi
28 Industri minyak dan lemak 61 Lembaga keuangan
29 Industri penggilingan padi 62 Usaha persewaan bangunan dan jasa perusahaan
30 Industri tepung, segala jenis 63 Pemerintahan umum dan pertahanan
31 Industri gula 64 Jasa sosial kemasyarakatan
32 Industri makanan lainnya 65 Jasa lainnya
33 Industri minuman 66 Lain-lain kegiatan yang tak jelas batasannya
Sumber: BPS, 2007.
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tabel transaksi total atas dasar harga produsen yang selanjutnya diolah menggunakan
perangkat lunak software MS Excel dengan tambahan add-ins program untuk perhitungan matriks matrix.xla.
3.2. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan menguraikan keterkaitan antar sektor dalam proses transformasi struktural perekonomian di
Indonesia, antara lain meliputi; analisis keterkaitan dan analisis perubahan struktur perekonomian yang selanjutnya divisualisasikan dengan grafik economic
landscape. Tabel IO digunakan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan sektor meliputi analisis
keterkaitan antar sektor seperti backward and forward linkage analysis, analisis dampak pengganda multiplier efect analysis yang sangat penting dalam
perencanaan sektoral. Model IO juga digunakan untuk menunjukkan sektor mana yang
seharusnya diprioritaskan sehingga sektor ini dapat menarikmendorong sektor- sektor yang lain dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan. Analisis model IO antara lain didasarkan pada dua jenis matriks yang diturunkan dari Tabel IO, yaitu matriks koefisien teknologi dan
matriks pengganda.
Matrix koefisien teknologi berisikan koefisien a
ij
, dimana nilai
j ij
ij
X x
a
......................................................................................... 3.1 dimana :
a
ij
= koefisien teknologi x
ij
= pembelian input i oleh sektor j input antara. X
j
= total input untuk sektor j. Nilai
–nilai koefisien teknologi tersebut dapat disusun dalam sebuah matriks
koefisien teknologi direct requirement matrix atau matrix A.
Tabel 2.1 Tabel Input-Output sebagaimana diilustrasikan pada bab sebelumnya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
X = AX + F ...................................................................................... 3.2 dimana :
X : matriks output, sebuah matriks kolom yang anggotanya adalah X
i
A : matriks koefisien teknologi, matriks bujur sangkar dengan anggota a
ij
F : matriks permintaan akhir, matriks kolom dengan anggota f
i
Selanjutnya persamaan diatas dapat ditransformasikan bentuknya menjadi: X = I-A
-1
F ...................................................................................... 3.3 Jika I-A
-1
= B, maka X = B F
............................................................................................ 3.4
Matrix B merupakan matriks pengganda multiplier atau Leontief Inverse
Matrix yang mencerminkan efek langsung dan tidak langsung dari perubahan permintaan akhir terhadap output sektor
–sektor di dalam perekonomian. Matriks ini digunakan untuk melihat bagaimana output terjadi jika terdapat perubahan di
final demand. Anggota matriks B baris ke-i dan kolom ke-j disebut b
ij
.
3.2.1. Analisis Perubahan Teknis
Uji matriks kebalikan Leontief dan uji regresi dilakukan untuk melihat perubahan teknis atau kekuatan koefisien input output untuk perencanaan
ekonomi. Sebagaimana dikemukakan pada persamaan 3.3 bahwa X = I-A
-1
F maka untuk menguji apakah koefisien teknis input output yang diprediksi dari I-
A
-1
tahun ke-n mempunyai kekuatan peramalan yang baik sampai 5 tahun kedepan n+1, dapat dilakukan dengan mensubstitusikan data permintaan akhir
F tahun n+1 kedalam persamaan tersebut sehingga diperoleh data total output X untuk tahun n+1 hasil peramalan. Data output total hasil peramalan ini
kemudian dibandingkan dengan data output total aktual. Uji regresi selanjutnya dilakukan dengan cara meregresikan koefisien
teknis input output tahun n+1 terhadap koefisien teknis input output tahun ke-n. Persamaan regresi linear sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:
X
ij
= + X
ij
Regresi pada persamaan 3.12 terdiri dari 52 unit analisis banyaknya sektor primer dan sekunder pada masing-masing persamaan yang diuji. Selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis nol, =0 dan =1. Jika hipotesis ini diterima berarti tidak
terjadi perubahan teknis pada sektor-i maka dengan demikian koefisien teknis input output valid bila digunakan untuk peramalan atau dengan kata lain
perubahan teknis konstan.
3.2.2. Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan antar sektor biasa digunakan untuk mengetahui sektor-sektor kunci dalam perekonomian. Dikenal dua jenis keterkaitan, yakni
1 keterkaitan ke belakang yang merupakan keterkaitan dengan bahan mentah dan dihitung menurut kolom, dan 2 keterkaitan ke depan yang merupakan
keterkaitan kepada pengguna barang jadi dan dihitung menurut baris. a. Keterkaitan ke Belakang Backward Linkages
Backward linkages BL menggambarkan hubungan antara suatu sektor dengan input
–input sektornya banyaknya sektor dalam perekonomian adalah n. Semakin besar angka keterkaitan ke belakang suatu sektor berarti semakin
besar kemampuan sektor tersebut, jika dikembangkan atau ditingkatkan permintaan akhirnya, menarik sektor-sektor lain untuk ikut berkembang naik