Pengeluaran Pemerintah GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

Sumber: IFS diolah Gambar 4.5 Peranan pengeluaran pemerintah terhadap PDB

4.5 Investasi

Secara umum pertumbuhan tingkat investasi riil di ASEAN+3 pada saat setelah krisis mengalami perlambatan. Melambatnya pertumbuhan investasi menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Hal ini tercermin dari rasio pembentukan modal tetap bruto terhadap PDB yang cenderung menurun setelah terjadinya krisis ekonomi Gambar 4.6. Negara Malaysia sempat mengalami peranan investasi terhadap PDB yang tertinggi pada tahun 1995 sampai tahun 1997 sebesar 43. Peranan investasi terhadap PDB yang relatif stabil terjadi di Korea Selatan, dengan peranan rata-rata sebesar 30 setelah krisis ekonomi. Belum kembalinya investasi ke level sebelum krisis meskipun perekonomian sudah membaik mencerminkan efek jangka panjang dari krisis terhadap perekonomian Negara ASEAN+3. Terhadap fakta tersebut, Barro dalam Arifin 2008 mengemukakan bahwa dampak krisis terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi dan investasi dapat berlangsung dalam jangka panjang. Fenomena yang terjadi di negara-negara Asia yang terkena krisis sejalan dengan temuan Barro tersebut. Fenomena di negara-negara tersebut menunjukkan bahwa efek krisis nilai tukar dapat dengan segera terhenti namun dampak dari krisis perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi berlangsung lebih lama. 5 7 9 11 13 15 17 19 21 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Persen Ind Mal Sgp Thai Phil Kor Jpn Sumber: IFS diolah Gambar 4.6 Peranan investasi terhadap PDB

4.6 Inflasi

Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, ekspor-impor, cadangan devisa, utang luar negeri dan kestabilan nilai tukar. Sebelum krisis ekonomi melanda Asia pada tahun 1997, inflasi di negara-negara ASEAN+3 relatif stabil rata-rata dibawah 10 dan cenderung menurun, kecuali Philipina yang tingkat inflasinya pada tahun 1991 sebesar 18.49, terlihat pada Gambar 4.7. Tingkat inflasi pada periode 1990-an hingga tahun 1997 yang dinilai cukup stabil di kawasan ASEAN+3 pada saat itu. Ini menjadi salah satu indikator yang memberikan gambaran kepada dunia, betapa perekonomian ASEAN+3 pada saat itu dalam kondisi yang sangat baik. Kondisi ini dibuktikan dengan kemampuan negara-negara tersebut untuk terus mempertahankan tingkat inflasi pada level satu digit. Kestabilan tersebut, memberikan efek positif antara lain berupa kepastian usaha bagi para investor asing yang akan menanamkan modalnya dikawasan ASEAN+3, sehingga di era 1990-an kawasan Asia dinilai merupakan kawasan yang paling menarik dan sangat menjanjikan. 10 15 20 25 30 35 40 45 50 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Persen Ind Mal Sgp Thai Phil Kor Jpn