dibandingkan dengan negara lainnya. Pengaruh terhadap IHK dan suku bunga menjadi negatif. Kebijakan fiskal khususnya pengeluaran pemerintah di Indonesia
masih sangat diperlukan.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dilakukan mengenai dampak pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian di Negara-negara ASEAN+3,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1
Dampak pengeluaran pemerintah terhadap variabel makroekonomi sama di Negara-negara ASEAN+3, kecuali Singapura dan Jepang. Kenaikan
pengeluaran pemerintah direspon positif oleh PDB, konsumsi dan investasi, sementara itu di Singapura dan Jepang kenaikan pengeluaran pemerintah
direspon negatif. Respon positif terbesar terjadi di Indonesia dan Philipina, sedangkan di Thailand, Malaysia dan Korea mempunyai respon yang relatif
sama. 2
Guncangan pengeluaran pemerintah terhadap variabel moneter IHK dan suku bunga memberikan pengaruh yang berbeda-beda di masing-masing
negara. Respon IHK yang positif terjadi di Korea, sebaliknya yang negatif terjadi Singapura, Thailand dan Philipina. Pengaruh yang sangat kecil dan
tidak signifikan terjadi di Malaysia, Indonesia dan Jepang. Kenaikan suku bunga akibat pengeluaran pemerintah terjadi di Philipina, Malaysia,
Thailand dan Korea, sementara itu di negara lainnya terjadi penurunan suku bunga.
3 Berdasarkan hasil variance decomposition, variabel PDB lebih dominan
menjelaskan variabilitas pada PDB, konsumsi dan investasi. Variabilitas pada IHK dan suku bunga dipengaruhi oleh faktor internal itu sendiri.
6.2. Saran
1 Penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kebijakan fiskal khususnya
pengeluaran pemerintah masih sangat dominan mempengaruhi perekonomian di negara berkembang. Perlu peran aktif dari Pemerintah
terhadap perbaikan kebijakan fiskal dimasa yang akan datang.
2 Level perekonomian di kawasan ASEAN+3 masih belum seragam, ini
terlihat dari respon variabel makroekonomi terhadap guncangan pengeluaran pemerintah yang berbeda antara negara maju dengan negara
berkembang. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pembentukan Asian Currency Unit ACU dari sisi fiskal.
3 Disarankan untuk menggunakan variabel moneter lainnya seperti jumlah
uang beredar, sehingga dapat melihat guncangan dari variabel tersebut terhadap variabel makro lainnya.