Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap PDB

pertumbuhan, namun pada porsi yang lebih tinggi lagi melebihi tingkat optimal maka akan berdampak lebih rendah bahkan dapat mencapai nol atau negatif. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa negara Jepang, Singapura dan Korea Selatan sudah termasuk dalam negara maju, ini dibuktikan dengan peranan pengeluaran pemerintah yang semakin kecil terhadap perekonomian di negara tersebut. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Achsani dan Siregar 2009 mengenai pengelompokan negara ASEAN+3, sebagai berikut: i. Singapura, Jepang, Korea Selatan dan China, ii. Malaysia, Thailand dan Vietnam, iii Indonesia dan Philipina, iv Myanmar, Kamboja, Laos, v. Brunei. Berdasarkan Gambar 5.3, terlihat bahwa semakin besar PDB per kapita suatu negara, maka derajat pass-through juga semakin berkurang. Indonesia dan Philipina merupakan negara yang memiliki PDB perkapita yang terkecil, tapi memiliki derajat pass-through terbesar. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia dan Thailand, pengaruh dari pengeluaran pemerintah semakin berkurang seiring dengan bertambahnya PDB per kapita. Korea Selatan, Jepang dan Singapura pada kelompok negara maju memiliki pengaruh dari pengeluaran pemerintah yang sangat kecil terhadap PDB, bahkan negatif. Gambar 5.3 Hubungan derajat pass-through dengan PDB per kapita ‐0.60 ‐0.40 ‐0.20 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 ‐ 10,000 20,000 30,000 40,000 Pass ‐through effect PDB per kapita Grafik hubungan derajat pass‐through dengan PDB per kapita Indonesia Malaysia Singapura Thailand Philipina Korea Jepang 5.6 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Konsumsi 5.6.1 Analisis Impulse Response Function Respon konsumsi terhadap guncangan pengeluaran pemerintah yang positif terjadi di Indonesia, Philipina, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. Sedangkan Singapura dan Jepang mengalami respon yang sebaliknya Gambar 5.4. Pada periode pertama, konsumsi di Indonesia merespon kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 2.12, kemudian pada periode selanjutnya terus meningkat hingga mencapai 4.49 dan mencapai kestabilan pada periode ke-17. Indonesia mengalami respon yang paling tinggi jika dibandingkan dengan negara yang lain. Negara Philipina menempati posisi kedua terbesar merespon kenaikan pengeluaran pemerintah terhadap konsumsi. Periode pertama respon konsumsi hanya sebesar 0.07, tetapi pada periode selanjutnya responnya cenderung bertambah besar dan mencapai keseimbangan pada periode ke-20 sebesar 2.88. Negara Thailand dan Korea Selatan mempunyai respon yang relatif sama, keseimbangan terjadi pada periode ke-20 masing-masing sebesar 1.74 dan 1.92. Respon konsumsi akibat guncangan pengeluaran pemerintah di Malaysia pada periode pertama sebesar 2.85, tetapi pada periode selanjutnya responnya cenderung menurun. Keseimbangan baru terbentuk pada periode ke-16 dengan respon sebesar 1.16. Respon konsumsi akibat kenaikan pengeluaran pemerintah yang negatif juga terjadi di Jepang dan Singapura. Pada periode pertama dengan kenaikan pengeluaran pemerintah di Singapura sebesar satu standar deviasi direspon negatif oleh konsumsi sebesar 0.96. Respon ini mencapai kestabilan pada periode ke-18 dengan nilai sebesar -0.51. Hal yang sama juga terjadi di Jepang, kenaikan satu standar deviasi direspon dengan penurunan konsumsi sebesar 1.02 pada periode pertama. Kestabilan terbentuk pada periode ke-17 dengan nilai respon sebesar - 1.38. 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Indonesia 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Malaysia ‐0.030 ‐0.020 ‐0.010 0.000 0.010 0.020 0.030 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Singapura 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Thailand 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Philipina 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Korsel ‐0.030 ‐0.020 ‐0.010 0.000 0.010 0.020 0.030 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Periode Respon C terhadap G di Jepang Gambar 5.4 Respon konsumsi terhadap guncangan G