Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3

Dasar pijakan tersebut antara lain: 1 Kebijakan pembangunan yang tangguh secara fundamental dan konsisten dalam penerapannya. 2 Kinerja makroekonomi yang cukup baik dan stabil antara lain PDB per kapita, tingkat inflasi, cadangan devisa, tingkat utang luar negeri dan kestabilan nilai tukar mampu menarik arus masuk modal yang berkualitas. 3 Kebijakan restrukturisasi dan deregulasi sistem keuangan, khususnya perbankan, mampu mendorong peningkatan tabungan domestik untuk mendukung sektor pembiayaan dan investasi domestik di negara-negara HPAEs. 4 Peningkatan secara cepat kualitas dan produktivitas sumber daya manusia 5 Menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk di HPEAs dibanding dengan negara berkembang lainnya. Berdasarkan data pertumbuhan PDB dalam rentang waktu 1990-2007 Gambar 4.2 menunjukkan bahwa ketujuh negara tersebut rata-rata mengalami tingkat pertumbuhan PDB yang cukup bervariasi. Rata-rata tingkat PDB tertinggi diantara ketujuh Negara ASEAN+3 adalah Singapura kemudian diikuti Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Philipina dan Jepang. Sumber: IFS diolah Gambar 4.2 Tingkat pertumbuhan PDB ‐15 ‐10 ‐5 5 10 15 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Persen Tahun Ind Mal Sgp Thai Phil Kor Jpn Tingkat pertumbuhan PDB sampai dengan tahun 1995 di Negara ASEAN+3 kecuali Jepang mencapai level tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu berada pada tingkat pertumbuhan antara 5 hingga 10. Persentase PDB ini terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah pada tahun 1998, yaitu ketika krisis ekonomi menerpa hampir seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Indonesia mengalami dampak krisis yang terbesar. Tanda-tanda krisis mulai nampak pada bulan Juli 2007 menyusul terjadinya gejolak nilai tukar yang meruntuhkan perekonomian Thailand. Mata uang regional mulai mengalami tekanan depresiatif dan terus bergejolak sebagai pertanda awal terjadinya efek menular contagion effect. Faktor pemicu gejolak tersebut secara besar dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. enam Enam faktor yang memengaruhi dari sisi permintaan Arifin 2008 yaitu: 1 Krisis keuangan dan moneter di Thailand memicu pelarian modal keluar dari kawasan karena menganggap ASEAN memiliki masalah yang sama. 2 Tingginya permintaan terhadap dolar yang berkaitan dengan besarnya kewajiban luar negeri negara-negara kawasan umumnya swasta jatuh tempo. 3 Maraknya spekulasi mata uang regional. 4 Menurunnya kepercayaan investor terhadap prospek dan kemampuan ekonomi negara-negara di kawasan dalam menghadapi gejolak keuangan. 5 Kecenderungan menguatnya nilai dolar terhadap hampir seluruh mata uang dunia sehingga mendorong investor mengalihkan dananya ke mata uang dolar. 6 Maraknya isu-isu non-ekonomis yang memicu sentimen negatif, misalnya terjadinya gejolak politik di beberapa negara kawasan.

4.2 Komposisi PDB

Komposisi PDB dari sisi permintaan terdiri dari konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi dan ekspor neto ekspor dikurangi impor. Pasca krisis ekonomi pada tahun 1998, faktor-faktor pertumbuhan ekonomi secara umum menunjukkan perbaikan, meskipun dengan pola dan level yang berbeda antara Negara ASEAN+3 Gambar 4.3. 4000 8000 12000 16000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Milyar Rp Indonesia C G I X M 1000 2000 3000 4000 5000 6000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Juta Ringgit Malaysia C G I X M 1000 2000 3000 4000 5000 6000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Juta Dolar Singapura Singapura C G I X M ‐ 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Milyar Bath Thailand C G I X M 10 20 30 40 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Milyar Peso Philipina C G I X M 1000 2000 3000 4000 5000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Milyar Won Korea Selatan C G I X M 1000 2000 3000 4000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 Milyar Yen Jepang C G I X M Gambar 4.3 Perkembangan komposisi PDB masing-masing negara