Derajat Pass-Through Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Investasi .1 Analisis

Tabel 5.4 Derajat pass-through G terhadap investasi No Negara Derajat Pass-Through 1 Indonesia 1.60 2 Malaysia 1.51 3 Singapura -1.18 4 Thailand 0.75 5 Philipina 1.55 6 Korea Selatan Selatan 0.83 7 Jepang -0.06 Sumber: diolah

5.7.4 Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Investasi

Berdasarkan IRF, pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap investasi sama seperti pengaruhnya terhadap PDB dan konsumsi. Semua negara merespon positif guncangan pengeluaran pemerintah kecuali Singapura dan Jepang. Respon positif terbesar terjadi di Philipina dan diikuti Indonesia. Negara Malaysia, Thailand dan Korea Selatan merespon positif tetapi tidak terlalu besar. Derajat pass-through terkecil juga terjadi di Jepang dan Singapura. Ini juga mengindikasikan semakin kecilnya peranan pemerintah di kedua negara tersebut, terlihat pada Gambar 5.9. Berdasarkan FEVD, faktor utama yang memengaruhi investasi adalah PDB, kecuali di Indonesia dan Philipina. Di Indonesia dan Philipina peranan pemerintah lebih dominan. Ini mengindikasikan peranan pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong perekonomian. Gambar 5.9 Hubungan derajat pass-through dengan investasi per kapita ‐1.50 ‐1.00 ‐0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 ‐ 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 Pass ‐through effect Investasi per kapita Grafik hubungan derajat pass‐through dengan investasi per kapita Indonesia Malaysia Singapura Thailand Philipina Korea Jepang 5.8 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap IHK 5.8.1 Analisis Impulse Response Function Berdasarkan Gambar 5.10 terlihat bahwa kenaikan satu standar deviasi pada pengeluaran pemerintah direspon berbeda oleh IHK di masing-masing negara. Korea Selatan dan Malaysia merespon positif guncangan dari pengeluaran pemerintah tetapi negara lainnya merespon negatif. Korea Selatan merupakan negara yang terbesar merespon guncangan pengeluaran pemerintah, pada periode awal memberikan respon sebesar 1.63 dan cenderung naik mencapai kestabilan pada periode ke-25 dengan respon sebesar 5.16. Malaysia pada dua periode awal merespon negatif, tapi pada periode selanjutnya terus naik dan menjadi positif. Kestabilan terjadi pada periode ke-19 dengan respon sebesar 1.18. Negara Jepang, Indonesia, Thailand, Philipina dan Singapura merespon kenaikan pengeluaran pemerintah dengan penurunan pada IHK. Penurunan terbesar terjadi di Singapura dengan nilai sebesar 5.19 pada tingkat kestabilannya. Penurunan IHK di Jepang relatif kecil dengan nilai respon sebesar - 1.14 pada periode ke-17. Negara Indonesia dan Thailand mempunyai respon IHK yang relatif sama terhadap kenaikan pengeluaran pemerintah, kestabilan terbentuk dengan nilai masing-masing -1.76 dan -2.24. Pada periode kedua di Philipina, IHK mengalami penurunan terbesar akibat guncangan pengeluaran pemerintah. Respon IHK pada periode ini sebesar -6.94 dan cenderung naik sehingga mencapai kestabilan pada tingkat -5.16.

5.8.2 Forecasting Error Variance Decomposition FEVD

Variabilitas IHK di Indonesia seperti yang terlihat pada Gambar 5.11, pada awal periode kontribusi dari masing-masing variabel hampir sama. Penyumbang kontribusi terbesar yaitu pengeluaran pemerintah sebesar 32.25, diikuti oleh IHK sendiri sebesar 29.76, PDB sebesar 23.20 dan investasi sebesar 14.68. Pada periode selanjutnya peranan pemerintah dan PDB mengalami penurunan sementara itu investasi dan IHK mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada periode ke-15 peranan terbesar diberikan oleh IHK itu sendiri sebesar 52.45, diikuti oleh investasi sebesar 23.00. Peranan PDB menjadi 9.57 dan pengeluaran pemerintah menjadi 6.49.