3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari
permohonan kredit tersebut, 4.
Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit L3 atan BPMK-nya, dan
5. Jika BPMK disetujui nasabah, akad kredit perjanjian kredit
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2.2.2.1. Persyaratan Umum Peminjaman Kredit
Meminjam sejumlah uang kepada orang perorangan maupun kepada suatu lembaga perkreditan dengan besaran yang diperlukan tidaklah
mudah. Dalam memperlancar proses peminjaman dibutuhkan beberapa persyaratan peminjaman. Pada umumnya, bank membagi debiturnya ke
dalam dua golongan besar, yaitu debitur perorangan dan debitur perusahaan Akutansi Perbankan, 2012:
1. Persyaratan Pinjaman bagi Debitur Perorangan
Debitur perorangan terdiri tiap-tiap profesi yang oleh bank dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu wirausahawan,
karyawan, dan professional. Persyaratan yang diminta untuk masing-masing debitur perorangan pada umumnya sama seperti:
a. Fotokopi identitas diri KTP , SIM, atau paspor,
b. Fotokopi akte nikah bagi yang sudah menikah,
c. Fotokopi kartu keluarga,
d. Fotokopi rekekening koranrekening giro atau buku tabungan di
bank manapun antara 6 sd 3 bulan terakhir yang digunakan bank untuk melakukan analisa keuangan calon debiturnya, dan
e. Fotokopi slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan.
2. Persyaratan Pinjaman bagi Debitur Badan UsahaPerusahaan
Debitur yang berbentuk perusahaan meliputi bentuk badan usaha seperti CV, PT, firma, dan lain-lain. Persyaratan umum yang
diminta antara lain: a.
Fotokopi identitas diri dari para pengurus perusahaan direktur komisaris,
b. Fotokopi NPWP Nomor Pokok wajib pajak,
c. Fotokopi SIUP Surat Ijin Usaha Perdagangan ,
d. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris, dan
e. Fotokopi TDP Tanda Daftar Perusahaan.
Selain itu untuk melakukan berbagai analisa keuangan terhadap calon debiturnya dibutuhkan bukti berupa:
f. Fotokopi rekening korangiro atau buku tabungan di bank
manapun selama 6 sd 3 bulan terakhir, dan g.
Data keuangan lainnya, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan pembelian harian, dan data
pembukuan lainnya.
2.2.2.2. Kredit Berdasarkan Jenis Agunan
Agunan biasa disebut sebagai jaminan. Jaminan collateral adalah barang atau sesuatu yang dapat dijadikan jaminan pada saat seseorang akan
melakukan pinjaman dana dalam bentuk kredit ke sebuah perbankan atau leasing. Tujuannya adalah untuk memperkecil resiko yang akan diterima
dikemudian hari future risk, maka guna meng hadging dana yang disalurkan, perbankan, leasing dan sejenisnya harus memperhatikan sekali
berapa flatform pengajuan kredit yang digunakan dengan jumlah jaminan
yang tertera pada proposal. Bila flatform nya seharga dari angka pinjaman, jelas pihak kreditur akan menolaknya Fahmi dan Yovi, 2010.
Berdasarkan jenis jaminannya, kredit dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu kredit dengan jaminan secured loans dan kredit tanpa jaminan
insecured loans. Kredit dengan jaminan adalah kredit yang kepemilikan dananya berasal dari bank dan debitur bertugas untuk menjamin resiko yang
akan timbul kedepan nantinya. Jaminan yang digunakan dapat berupa kebendaan seperti mesin, otomotive motormobil, tanah loan, bangunan
bilding, surat berharga commercial paper, slip gaji bagi seorang karyawan dengan disertai KTP, KK, dan surat lainnya. Sedangkan jaminan
tanpa jaminan sering disebut sebagai blanko adalah kredit yang diberikan kepada debitur tanpa adanya jaminan tapi atas dasar kepercayaan saja karena
debitur dianggap mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut Fahmi dan Yovi, 2010.
2.2.2.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Setelah debitur menentukan jenis kredit yang akan diperoleh, maka pihak bank perlu melakukan analisa debitur itu sendiri untuk menentukan
layak atau tidaknya debitur untuk memperoleh kredit. Menurut Hasibuan 2008, dalam menganalisis kredit harus mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R yang
dilihat dari permohonan kredit tersebut. Adapun asas 5C, yaitu: 1.
Character watak pemohon kredit dapat diperoleh dengan
mengumpukan informasi dari referensi nasabah dan bank-bank lain tentang perilaku, pergaulan, perkataannya.
2.
Capacity kemampuan untuk melihat apakah calon debitur
mampu memimpin perusahaan dengan baik dan benar. 3.
Capital modal dari calon debitur harus dianalisis mengenai besar
dan struktur modal yang terlihat dari neraca lajur perusahaan yang memberikan gambaran dan petunjuk sehat atau tidaknya
perusahaan. 4.
Condition of Economic kondisi ekonomi untuk melihat kondisi
usaha calon debitur, jika baik dan memiliki prospek yang baik maka prospek permohonannya akan disetujui.
5.
Collateral jaminan merupakan syarat utama yang menentukan
disetujui atau ditolaknya permohonan kredit. Sedangkan asas 7P terdiri dari personality, party, purpose,
prospect, payment, profitability, dan protection. a.
Personality kepribadian yaitu menilai sifat dan perilaku calon
debitur yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit dengan informasi melalui keturunan, pekerjaan, pendidikan,
dan pergaulannya.
b.
Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, karakter, dan loyalitas serta akan mendapatkan fasilitas kredit yang
berbeda dari bank.
c.
Purpose tujuan yaitu mengetahui tujuan dan penggunaan kredit
oleh calon debitur apakah untuk konsumtif tidak diterima atau
sebagai modal kerja diterima.
d.
Prospect yaitu prospek perusahaan di masa datang, apakah akan menguntungkan atau merugikan.
e.
Payment merupakan ukuran untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan.
f.
Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam memperoleh laba yang diukur per periode.
g.
Protection bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
Sementara itu, analisi 3R terdiri dari return, repayment, dan risk bearing ability.
1.
Return adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan
calon debitur setelah memperoleh kredit. 2.
Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan
jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.
3.
Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya
kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi resiko, apakah resiko tersebut besar atau kecil.
2.3. Lembaga Perkreditan yang Melayani Kredit Usaha Mikro