usaha bersifat tidak resmi informal karena tidak mendapat izin usaha, tidak berbadan hukum, tidak membayar pajak, dan tidak memiliki pembukuan
Tambunan, 2009. Hal ini menyebabkan lembaga perkreditan pemerintah kurang diminati oleh segelintir usaha mikro, sehingga hal ini dapat menjadi salah satu
permasalahan mengapa program-program kredit yang dikucurkan pemerintah kurang tercapai. Dengan kondisi seperti ini perlu dikaji lebih jauh lembaga
perkreditan seperti apa yang selama ini dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro, apakah memanfaatkan kredit dari LKM bank atau LKM non-bank.
Penelitian ini menjadi penting, mengingat beberapa permasalahan yang diuraikan diatas yaitu:
1. Bagaimanakah kondisi sosial ekonomi rumah tangga pengusaha dan usaha
mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor? 2.
Lembaga Keuangan apakah yang banyak dimanfaatkan oleh pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor?
3. Bagaimana dampak pengambilan kredit terhadap perkembangan usaha
serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan kredit oleh pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahn tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mempelajari profil sosial ekonomi rumah tangga pengusaha dan usaha
mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor. 2.
Mengkaji Lembaga Keuangan yang dimanfaatkan pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor untuk memperoleh kredit.
3. Menganalisis dampak pengambilan kredit terhadap perkembangan usaha
mikro serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan kredit oleh pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran, Kabupaten Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi setiap instansi, yaitu:
1. Para mahasiswai memperoleh informasi mengenai karakteristik rumah
tangga pengusaha dan usaha mikro serta dapat mengetahui Lembaga Keuangan yang dimanfaatkan oleh pengusaha usaha mikro di Desa
Pabuaran, Kabupaten Bogor. 2.
Pelaku usaha mikro dapat memperoleh informasi mengenai lembaga- lembaga perkreditan yang memberikan pelayanan untuk kelompok usaha
mikro sehingga para pengusaha dapat lebih mudah dalam membangun usaha mikro lebih baik lagi.
3. Pemerintah memperoleh informasi tentang usaha mikro melalui
rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya yang dapat dilakukan agar sasaran kredit kepada usaha mikro dapat mancapai tujuan dan
memberikan informasi mengenai permasalahan yang selama ini dirasakan oleh usaha mikro, khususnya di Desa Pabuaran.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini memiliki batasan-batasan yaitu lokasi yang diamati adalah Desa Pabuaran yang merupakan salah satu daerah yang banyak
terdapat aktifitas ekonomi di Kabupaten Bogor. Responden yang diamati ialah pelaku usaha mikro di Desa Pabuaran yang usahanya bergerak di sektor
perdagangan dan sektor industri pengolahan. Dalam menentukan usaha kedalam usaha mikro, penelitian ini menggunakan kriteria usaha mikro berdasarkan
ketetapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yaitu usaha yang memiliki penjualan paling banyak Rp. 300 juta per tahun dan memiliki kekayaan usaha
paling banyak Rp. 50 juta diluar tanah dan bangunan usaha. Selain itu juga digunakan kriteria berdasarkan jumlah tenaga kerja paling banyak 4 orang.
Dalam mengkaji pemanfaatan kredit oleh pengusaha usaha mikro, maka lembaga keuangan dikelompokkan menjadi Lembaga Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank. Responden yang digunakan dalam kajian ini digunakan keseluruhan responden yang diamati sebanyak 109 yang dari jumlah
tersebut akan diketahui persentasi pengusaha usaha mikro yang memanfaatkan kredit dan tidak. Sedangkan dalam mempelajari profil sosial ekonomi rumah
tangga pengusaha dan usaha mikro serta dalam menganalisis dampak pengambilan kredit terhadap perkembangan usaha mikro hanya menggunakan
responden pengusaha usaha mikro yang mengambil kredit pada tahun 2008 sampai tahun 2011.
BAB II KERANGKA BERFIKIR