Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengusaha Usaha Mikro di Desa

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KREDIT DAN

DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI DESA PABUARAN Kondisi suatu usaha selalu mengalami peningkatan maupun penurunan pada usaha yang dijalanjakan. Hal ini juga terjadi pada usaha mikro di Kelurahan Pabuaran. Kredit merupakan salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat untuk mengatasi permasalahan keuangan yang dihadapi baik itu untuk kebutuhan hidup maupun dalam membangun atau mengembangkan suatu usaha. Dalam bab ini akan dijelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan kredit oleh pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran dan bagaimana dampak yang diberikan oleh kredit terhadap perkembangan usaha mikro. Dalam menganalisis hal tersebut digunakan analisis regresi linier berganda dengan metode persamaan simultan dengan proxy perkembangan usaha yaitu perkembangan omset usaha yang telah dirumuskan pada bab metode penelitian. Responden yang dianalisis merupakan pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran yang mengambil kredit pada tahun 2008 sampai tahun 2011 dengan jumlah responden sebanyak 30 pengusaha yang telah dijabarkan karakteritiknya pada bab V.

7.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengusaha Usaha Mikro di Desa

Pabuaran Mengambil Kredit Besar kredit adalah jumlah keseluruhan kredit atau pinjaman yang diterima oleh pengusaha mikro dari berbagai macam lembaga perkreditan mulai dari tahun 2008 sampai tahun 2011 yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Hasil pendugaan besar kredit yang diterima oleh pengusaha mikro ditunjukkan pada Tabel 7.1. Tabel 7.1. Hasil Pendugaan Besar Kredit Variable Parameter Estimate t-Value Pr |t| R-Square Intersep -3.075E7 -1.11 0.2800 0.31518 Omset usaha sebelum kredit1 -0.18152 -1.76 0.0909 Aset usaha sebelum kredit 1 -0.27340 -0.16 0.8765 Pengalaman usaha 1687799 1.90 0.0692 F-Hitung Pendidikan 4395861 1.75 0.0922 2.21 Kepemilikan agunan 31679690 1.80 0.0842 Keterangan: signifikan pada taraf nyata α=10 persen Dari hasil pendugaan besar kredit yang ditunjukkan pada Tabel 7.1 memperlihatkan tanda parameter pengalaman usaha, pendidikan, dan kepemilikan agunan sesuai dengan yang diharapkan, namun tanda parameter omset usaha dan asset usaha sebelum menerima kredit kurang sesuai. Nilai R 2 sebesar 0,31518 mengartikan bahwa 31,15 persen keragaman besar kredit yang diterima oleh pengusaha mikro di Desa Pabuaran dapat dijelaskan oleh masing-masing variabel bebas dalam model, sedangkan 68,84 persen lainnya dijelaskan oleh variabel bebas diluar model. Dari variabel-variabel tersebut yang memengaruhi pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran dalam mengambil kredit adalah omset usaha sebelum menerima kredit, pengalaman usaha, pendidikan pengusaha, dan kepemilikan agunan. Omset usaha sebelum menerima kredit berhubungan negatif terhadap besar kredit yang diterima oleh pengusaha mikro di Desa Pabuaran dengan nilai t- hitung -1,76 dan signifikan pada taraf nyata 10 persen. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar omset usaha mikro sebelum menerima kredit, maka akan berpengaruh terhadap semakin kecilnya besar kredit yang diambil oleh pengusaha mikro. Hal ini memang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan, namun pada kondisi di lapangan sesuai karena pada saat pengusaha usaha mikro memperoleh omset usaha yang lebih besar, maka keinginan untuk mengambil kredit semakin kecil. Sedangkan pengusaha usaha mikro yang memiliki omset yang lebih kecil, maka ia akan berkeinginan lebih besar untuk mengambil kredit yang salah satunya untuk mempertahankan usaha mikro nya. Hal ini sesuai dengan kondisi di Desa Pabuaran dimana beberapa pengusaha usaha mikro yang memiliki kondisi usaha lebih baik memilih untuk tidak mengambil kredit tetapi beberapa pengusaha yang mengambil kredit menggunakan pinjamannya untuk mempertahankan usahanya karena sebagian besar usaha mikro di Desa Pabuaran merupakan sumber pendapatan utama mereka. Selain omset usaha saat ini, variabel pendidikan formal, pengalaman usaha dan kepemilikan agunan juga berpengaruh secara nyata dan memiliki hubungan positif terhadap besar kredit yang diterima pengusaha mikro di Desa Pabuaran. hak ini menunjukkan bahwa semakin semakin tinggi pendidikan formal pengusaha, semakin lama usaha berjalan, dan pengusaha memiliki agunan maka akan berpengaruh terhadap semakin besarnya kredit yang diterima. Hal ini sesuai dimana saat pengusaha mikro memiliki pendidikan lebih tinggi-tamat SLTA keatas, maka pengetahuan mengenai manfaat kredit bagi usaha semakin besar sehingga minat mengambil kredit untuk usaha semakin besar. Begitu pula dengan semakin lama usaha maka semakin besar kredit yang bisa diterima karena hal ini berkaitan dengan prinsip kepercayaan debitur terhadap usaha yang dijalankan, sehingga tingkat kepercayaan debitur lebih besar untuk memberikan kredit yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena pemberi pinjaman dapat lebih mudah melihat prospek perkembangan usahanya sehingga pemberi pinjaman memiliki kepercayaan yang lebih tinggi untuk memberikan jumlah kredit yang lebih besar. Begitu juga dengan kepemilikan agunan dimana semakin bernilai barang yang digunakan sebagai jaminan maka berpengaruh terhadap semakin besar kredit yang diterima dan sebaliknya. Hal ini berkaitan dimana jaminan juga merupakan salah satu prinsip dalam mempertimbangkan pemberian kredit karena jaminan berfungsi untuk melindungi bank dari resiko kerugian. Tabel 7.2. Proporsi Pengusaha Usaha Mikro di Desa Pabuaran yang Menggunakan Jaminana dalam Mengambil Kredit No Jenis Jaminan Rata-rata Besar Kredit yang Diambil Rp Proporsi Pengusaha Usaha Mikro persen 1 Sertifikat tanahrumah 39,333,333 30,00 2 BPKB mobilmotor 17,071,429 23,33 3 Slip gajidokumen lain 90,000,000 6,67 4 Keterangan usaha 20,473,500 10,00 5 Tidak Menggunakan Jaminan 5,557,778 30,00 Jumlah Pengusaha 25,498,017 30 100,00 Hal ini sesuai dengan kondisi di Desa Pabuaran yang ditunjukkan pada Tabel 7.2 dimana pengusaha usaha mikro yang meminjam kredit dengan menggunakan jaminan dapat meminjam kredit lebih besar sedangkan pengusaha mikro yang tidak menggunkana jaminan rata-rata hanya dapat meminjam sekitar Rp. 5.557.778. Jenis jaminan yang digunakan berbeda-beda seperti jaminan berupa sertifikat tanahrumah, BPKB motormobil, slip gajidokumen lain, dan keterangan usaha. Melalui jaminan tersebut, pengusaha dapat memperoleh besaran kredit yang berbeda-beda pula, seperti jenis jaminan berupa sertifikat tanarumah dan slip gaji memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memperoleh pinjamankredit yang lebih besar. Rata-rata besar kredit yang diterima oleh pengusaha dengan menggunakan sertifikat tanahrumah sebesar Rp. 39.333.333 dan yang menggunakan slip gajidokumen lain memperoleh rata-rata kredit sebesar Rp. 90.000.000. Hasil pendugaan asset usaha sebelum menerima kredit justru menunjukkan hubungan negatif dan tidak signifikan secara statistik terhadap besar kredit yang diterima oleh pengusaha mikro. Hubungan negatif memberikan arti bahwa apabila pengusaha mikro di Desa Pabuaran telah memiliki asset usaha yang cukup maka hasrat untuk mengambil kredit akan lebih kecil, dan sebaliknya. Sedangkan tidak signifikannya secara nyata sesuai dengan keadaan di Desa Pabuaran, dimana usaha mikro merupakan unit usaha yang masih berukuran sangat kecil sekali sehingga kebutuhan akan asset usaha juga belum banyak diperlukan.

7.2. Dampak Pengambilan Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Mikro