Profil Sosial Ekonomi Rumah Tangga Pengusaha Usaha Mikro

5.2. Profil Sosial Ekonomi Rumah Tangga Pengusaha Usaha Mikro

Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga pengusaha mikro adalah kriteria rumah tangga yang dimiliki oleh pengusaha mikro. Dalam penelitian ini, karakteristik rumah tangga pengusaha usaha mikro dapat dipelajari dengan melihat karakteristik rata-rata jumlah tanggungan dan anggota keluarga, sumber pendapatan rumah tangga, pendapatan per kapita, dan kondisi tempat tinggal pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran. Hasil penelitian ditunjukkan pada Tabel 5.2. Secara keseluruhan, pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran memiliki jumlah anggota keluarga rata-rata sebanyak 4 orang, sedangkan rata-rata jumlah tanggungan kepala kelurga rata-rata sebanyak 3 orang. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga usaha mikro relatif kecil sehingga sumber daya manusia SDM dari keluarga untuk membantu didalam usaha sangat kurang. Akan tetapi, hal ini bukan menjadi masalah bagi pengusaha usaha mikro, karena ukuran unit usaha mikro yang sangat kecil membuat pengusaha belum terlalu membutuhkan banyak SDM. Selain itu, proporsi jumah anggota keluarga pengusaha usaha mikro yang mengambil kredit dengan yang tidak mengambil kredit sama sehingga ada kemungkinan kredit yang diambil oleh pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran bukan semata-mata untuk menambah SDM. Kondisi sumber pendapatan rumah tangga pengusaha usaha mikro dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu sumber pendapatan rumah tangga hanya dari hasil usaha mikro, hasil usaha mikro dan upah, dan hasil usaha mikro dan usaha lain. Sumber pendapatan hasil usaha mikro yaitu sumber pendapatan yang hanya diperoleh dari hasil pendapatan usaha mikro, sedangkan hasil usaha lain adalah hasil pendapatan yang diperoleh selain usaha mikro yang diamati pada penelitian ini. Pendapatan dari upah yaitu hasil pendapatan rutin yang diterima oleh kepala rumah tangga dari suatu pekerjaan bukan usaha sendiri. Tabel 5.2. Karakteristik Rumah Tangga Pengusaha Usaha Mikro di Desa Pabuaran Berdasarkan Pemanfaatan Kredit No Karakteristik Satuan Mengambil Kredit Tidak Mengambil Kredit Total Pengusaha 1 Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga orang 4 4 4 2 Rata-rata Jumlah Tanggungan Keluarga orang 3 3 3 3 Sumber Pendapatan Rumah Tangga a Hasil Usaha Mikro Orang persen 16 53,33 46 66,67 62 62,63 b Hasil Usaha Mikro dan Upah 9 30,00 10 14,49 19 19,19 c Hasil Usaha Mikro dan Usaha Lain 5 16,67 13 18,84 18 18,18 4 Pendapatan per kapitahari a ≤ Rp. 10.000 b Rp. 10.000 Orang persen 9 30,00 21 70,00 26 37,68 43 62,32 35 35,35 64 64,65 5 Status Rumah Tinggal a Rumah Sendiri Orang persen 22 73,33 34 42,98 56 56,57 b Rumah SewaKontrak 8 26,67 35 50,72 43 43,43 6 Rata-rata Luas Rumah Tinggal m 2 175 98 115 7 Kondisi Bangunan Rumah Tinggal a Permanen Orang persen 30 100,00 68 98,55 98 98,99 b Tidak Permanen 0,00 1 1,45 1 1,01 Responden orang 30 69 99 Keterangan: tanda kurung menunjukkan angka dalam persen Dari Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran banyak menggantungkan hidupnya kepada usaha mikro yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pengusaha yang memperoleh sumber pendapatan utama hanya dari hasil usaha mikro dengan proporsi sebesar 62,63 persen. Sedangkan pengusaha usaha mikro yang memperoleh sumber pendapatan selain dari hasil usaha mikro sebesar 37,37 persen, dimana 19,19 persen pengusaha memperoleh tambahan pendapatan dari upah dan 18,18 persen pengusaha memperoleh tambahan dari hasil usaha lain. Hal ini menunjukkan bahwa usaha mikro mampu membantu pengusaha dalam kelangsungan hidupnya. Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu Negara yang didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut Sugiartha, 2012. Bank Dunia mengukur kemiskinan dengan tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan US 1 per hari per kapita. Batas garis kemiskinan Bank Dunia adalah pendapatan per kapita per hari US 1 Supadi, 2006. Jika besar pendapatan US 1 dinyatakan dalam rupiah dianggap sebesar Rp. 10.000 per hari perkapita. Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa sebagian besar pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran memperoleh pendapatan perkapita lebih dari Rp. 10.000 per hari, dengan proporsi sebesar 64,65 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran dapat digolongkan kedalam kelompok bukan rumah tangga miskin. Sedangkan pengusaha yang tegolong dalam kelompok rumah tangga miskin atau pengusaha yang memperoleh pendapatan perkapita rata-rata paling besar Rp.10.000 per hari hanya sebesar 35,35 persen. Kondisi pendapatan perkapita pengusaha usaha mikro yang rata-rata lebih besar dari Rp. 10.000 perhari juga sama terlihat pada proporsi pengusaha yang mengambil dan tidak mengambil kredit. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan kondisi pendapatan perkapita rumah tangga pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran baik yang mengambil kredit maupun yang tidak mengambil kredit. Kondisi tempat tinggal pengusaha usaha mikro dilihat dari status kepemilikan rumah, rata-rata luas rumah, dan kondisi bangunan rumah. Pengusaha usaha mikro di Desa Pabuaran memiliki perbedaan kondisi tempat tinggal antara pengusaha yang mengambil kredit dengan pengusaha yang tidak mengambil kredit. Pengusaha usaha mikro yang mengambil kredit memiliki kondisi tempat tingga yang lebih baik, yaitu 73,33 persen pengusaha tela memiliki rumah sendiri dengan rata-rata luas rumah sebesar 175 m2 dan memiliki kondisi bangunan yang permanen. Sedangkan pengusaha usaha mikro yang tidak mengambil kredit memiliki kondisi tempat tinggal dengan status rumah mayoritas masih sewakontrak sebesar 50,72 persen dengan rata-rata luas rumah 98 m2 dan kondisi bangunan permanen. Kondisi ini mnunjukkan bahwa pengusaha usaha mikro yang memiliki kondisi rumah tangga yang lebih baik memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh kemudahan meminjam kredit.

5.3. Profil Sosial Ekonomi Usaha Mikro