4.1.1 Visi dan Misi BMI
BMI memiliki sebuah visi, “Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dan dikagumi di pasar rasional.” Misi BMI adalah
“Menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada
semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.”
4.1.2 Struktur Organisasi BMI
Pada BMI, perusahaan dipimpin oleh seorang presiden direktur yang membawahi lima direktur, yakni Compliance and Corporate Planning
Director, Corporate Banking Director, Retail Banking Director, Treasury and International Banking Director, dan Finance and Operations Director.
Struktur perusahaan BMI juga dilengkapi dengan Dewan Pengawas Syariah DPS yang bertugas mengawasi operasional dan produk perbankan agar sesuai
dengan ketentuan syariah. Kedudukan DPS setingkat dengan Dewan Komisaris agar pendapat yang dikeluarkan oleh DPS untuk BMI lebih efektif. Berikut
struktur organisasi BMI.
Board of Comissioners
President Director
Shariah Supervisiory
Complience Corporate
Planning Director
Finance Operation
Director Treasury
International banking
Director Retail Banking
Director Corporate
Banking Director
Financin g Support
Division Complience
Division Corporate
Secretary Division
Corporate Planning
Division Remedial
Division Product
Dev. Division
Retail Product Development
Division
Chanel Management
Division Sales
Management Support
Division
Finance Accounting
Division IT
Management Division
General Admin
Network Division
Treasury Division
Funding Policy
Service Division
Internal Banking
Financing Institution
Division
Gambar 7. Struktur organisasi BMI secara umum BMI 2012
4.1.3 Perkembangan Pembiayaan Anggota Koperasi BMI Cabang Bogor Tahun 2009
–2011
Pembiayaan anggota koperasi merupakan salah satu jenis produk penyaluran pembiayaan BMI yang ditujukan kepada Kopkar yang kekurangan
dana untuk membantu memenuhi kebutuhan anggota dengan cara meminjamkan sejumlah dana. Produk pembiayaan ini sudah ada sejak tahun
2000 –an dan terus berkembang hingga saat ini. Berbagai perbaikan terhadap
kebijakan produk, prosedur pembiayaan, dan plafond pembiayaan terus dilakukan dari tahun ke tahun.
Jika dilihat dari aspek kebijakan produk dan prosedur pembiayaan anggota koperasi dari tahun 2009 hingga 2011, BMI terus melakukan
pembenahan khususnya terkait dengan hal –hal yang detail. Misalnya,
meningkatkan aspek analisis pembiayaan terutama dalam hal trade checking yang dilakukan secara lebih mendalam. Apalagi, sejak tahun 2011 sudah
direncanakan untuk menambahkan syarat bagi Kopkar yang anggotanya ingin mengajukan plafond pembiayaan hingga Rp 100.000.000 maka Kopkar yang
menaungi harus sudah berbadan hukum syariah. Hal itu dilakukan untuk menjaga tingkat NPF agar tetap rendah meski plafond yang ditawarkan relatif
besar. Terkait dengan aspek peningkatan plafond pembiayaan, pihak BMI
sengaja menawarkan jumlah pinjaman yang dilipatgandakan hinga 100 dari tahun 2009 hingga 2011. Secara umum, banyak Kopkar yang sangat tertarik
dengan penawaran BMI tersebut. Berikut tabel pembiayaan anggota koperasi tahun 2009
–2011.
Tabel 4. Total pembiayaan anggota koperasi
Keterangan 2009
2010 2011
Total Pembiayaan Rp 26.772.434.442 41.585.454.665 40.117.371.536
Peningkatan -
55,33 -3,53
Sumber: Laporan proofsheet pembiayaan anggota koperasi BMI Cabang Bogor, diolah BMI 2012
Pada tahun 2009, pembiayaan anggota koperasi tercatat mencapai Rp 26.772.434.442, sedangkan nasabah yang telah melunasi pinjaman pada
sebanyak sembilan Kopkar dengan total Rp 2.501.000. Total pembiayaan Rp 26.772.434.442 dapat dicapai ketika plafond pembiayaan maksimum yang
dapat diajukan oleh nasabah adalah Rp 25 juta. Dengan maksimum plafond pembiayaan yang masih relatif kecil tersebut, BMI dapat mencapai angka
pembiayaan anggota koperasi tanpa jaminan fix asset hingga Rp 26 miliar saja sudah tergolong bagus. Hal itu mengingat jumlah account manager yang
bekerja di BMI Cabang Bogor saat itu hanya sekitar lima orang saja. Pembiayaan anggota koperasi mengalami pertumbuhan sebesar 55,33
dari tahun 2009 ke tahun 2010, yakni dari Rp 26.772.434.442 menjadi Rp 41.585.454.665. Peningkatan total penyaluran pembiayaan ini disebabkan oleh
kebijakan baru BMI yang meningkatkan plafond pembiayaan maksimum untuk masing
–masing anggota Kopkar menjadi Rp 50 juta. Pembiayaan baru yang masuk masing
–masing berasal dari empat Kopkarnasabah lama yang sebelumnya memiliki pinjaman anggota koperasi tapi belum lunas dan tiga
Kopkar baru yang sebelumnya tidak memiliki pinjaman anggota koperasi di BMI. Pada tahun 2010 ini juga tercatat ada enam pembiayaan dengan total Rp
2.056.475.000 yang sudah lunas. Pada tahun 2011, terjadi penurunan total penyaluran pembiayaan anggota
koperasi dari tahun 2010. Total pembiayaan pada tahun 2011 mencapai Rp 40.117.371.536. Penurunan pertumbuhan pembiayaan anggota koperasi dari
tahun 2010 ke tahun 2011 adalah sebesar 3,53. Meski di tahun 2011 tejadi penurunan jumlah pembiayaan, namun hal itu tidak terjadi secara signifikan
karena tiga pembiayaan sudah lunas dengan total Rp 1.154.000.000 di tahun 2011. Pembiayaan anggota koperasi tidak mengalami pertumbuhan seperti
periode 2009 –2010 karena memang pada tahun 2011 sedang dilakukan
evaluasi dan perumusan kembali prosedur dan kebijakan baru pembiayaan anggota koperasi agar ke depan menjadi lebih baik.
4.1.4 Perkembangan NPF Pembiayaan Anggota Koperasi BMI Cabang Bogor