Sistem Rantai Pasokan Paprika

Tabel 12. Perhitungan nilai tambah untuk bandar No Variabel output, input dan harga Nilai 1. Output kg hari 1.000 2. Input bahan baku kg hari 1.080 3. Tenaga kerja langsung HOK hari 6 4. Faktor konversi 0,92 5. Konversi tenaga kerja HOKkg 0,005 6. Harga produk Rpkg 10.000 7. Upah tenaga kerja RpHari 36.000 Variabel penerimaan dan keuangan 8. Harga input bahan baku Rp 7.000 9. Sumbangan input lainnya Rp 25 10. Nilai produk Rp 9.200 11. a. Nilai Tambah Rp 2.200 b. Rasio nilai tambah 24 12. a. Pendapatan tenaga kerja 180 b. Pangsa tenaga kerja 8,2 13. a. Keuntungan 2020 b. Persentase keuntungan 23 Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa nilai tambah yang didapatkan oleh bandar yaitu 24 persen, hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah dari nilai output yang dihasilkan terdapat nilai tambah 24 rupiah. Sedangkan tingkat keuntungan yaitu 23 persen, hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah dari nilai output yang dihasilkan keuntungan yang diperoleh badar adalah 23 rupiah. Nilai ini jauh lebih besar daripada nilai tambah dan keuntungan yang diperoleh koperasi. Bandar merupakan unit usaha yang orientasinya keuntungan, berbeda dengan koperasi yang orientasinya adalah mensejahterakan anggotanya.

4.4. Sistem Rantai Pasokan Paprika

Analisis rantai pasokan paprika pada sub bab sebelumnya menunjukkan bahwa anggota rantai pasok terutama petani, koperasi dan bandar masih belum menggunakan sistem manajemen yang baik. Sistem pencatatan keuangan dan administrasi dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Perencanaan kolaboratif mengenai kerjasama, penyelarasan informasi antara satu anggota rantai pasok dengan anggota rantai pasok yang lain juga tidak dilaksanakan, karena tidak ada lembaga khusus yang menangani hal tersebut. Sistem transaksi yang dilakukan antar anggota rantai pasok hanya berdasarkan kepercayaan tanpa ada kontrak dan kesepakatan tertulis. Hal ini sering merugikan petani, terutama bandar dan koperasi karena ada beberapa mitra yang tidak membayar paprika yang mereka beli. Berdasarkan hal diatas maka diperlukan sebuah sistem rantai pasokan terintegrasi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Sistem rantai pasokan yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Sistem rantai pasokan paprika Sistem rantai pasokan diatas terdiri dari anggota anggota rantai pasok primer dan anggota rantai pasok sekunder. Anggota rantai pasok primer terdiri dari petani kelompok tani, koperasi dan bandar, retailer, packaging house dan eksportir dan pedagang pasar tradisional. Sedangkan anggota rantai pasok sekunder terdiri dari, pemasok input budidaya paprika, pemerintah, Balitsa, Perbankan, perusahaan swasta, LSM dan perguruan tinggi. Masing- masing anggota rantai pasokan memiliki peran yang berbeda. Pada rantai pasokan ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator yang bertujuan untuk memastikan adanya pembagian keuntungan dan risiko yang adil pada setiap anggota rantai pasokan. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan bimbingan teknis dan pemasaran kepada kelompok tani, serta membangun kemitraan strategis dengan perusahaan swasta, perguruan tinggi dan perbankan. Perguruan tinggi dan Balitsa berperan dalam melakukan penelitian kolaboratif. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh teknik budidaya yang lebih baik, cara pemberantasan hama yang lebih aman bagi lingkungan, dan Pemasok Input - Pestisida - Nutrisi - Benih - Media tanam Petani Kelompok Tani Koperasi Bandar - Retailer - Packaging house - Eksportir - Pasar tradisional Pemerintah Perbankan Balitsa Perguruan Tinggi LSM Perusahaan swasta Konsumen menghasilkan benih paprika unggulan. Kemitraan dengan perbankan diharapkan mampu mempermudah akses permodalan bagi petani dalam jangka panjang. Perusahaan swasta diharapkan dapat membangun kemitraan berupa mitra tani sehingga perusahaan juga bertanggung jawab terhadap kelangsungan budidaya paprika yang dilakukan oleh petani. LSM berperan dalam pendampingan petani dan memberikan pelatihan dalam hal distribusi dan pemasaran. Dengan adanya hubungan kerjasama yang disepakati berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan adanya penerapan etika bisnis yang baik maka sistem rantai pasokan yang terbangun dapat menjadi solusi atas masalah yang dihadapi selama ini. Keberhasilan suatu rantai pasokan tergantung dari sejauh mana pihak-pihak yang terlibat di dalamnya mampu menerapkan kunci sukses key success factor yang mendasari setiap aktifitas di dalam perdagangan. Kunci sukses tersebut merupakan praktek-praktek penting yang pabila dijalankan dengan baik, dapat memperlancar aktivitas bisnis di sepanjang rantai pasokan. Kunci sukses tersebut adalah ;

a. Trust Building