Pemilihan Produk Unggulan HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemilihan Produk Unggulan

Berdasarkan opini pakar, sayuran yang dipilih dalam penelitian ini adalah paprika, brokoli, kubis bunga, lettuce, pakcoy, kentang, kolkubis, wortel. Alasannya kedelapan sayuran tersebut tersedia cukup banyak di Jawa Barat, memiliki potensi pengembangan pasar yang baik dan memberikan marjin keuntungan yang tinggi. Sedangkan untuk kriteria pemilihan yaitu: ketersediaan bibit, ketersediaan sarana produksi, kualitas produk, kontinuitas produk, ketersediaan produk, potensi pasar domestik dan mancanegara, marjin keuntungan, risiko, kemitraan. Hasil perhitungan dengan MPE diperoleh rata-rata skor sayuran unggulan yang dapat dilihat dalam Tabel 4. Perhitungan MPE secara rinci dapat dilihat dalam Lampiran 2. Tabel 4. Skor rata-rata MPE sayuran unggulan dataran tinggi Peringkat Jenis sayuran Skor 1 Paprika Capsicum annuum 12.234,33 2 Lettuce Lactuca sativa L. 9.967,33 3 Brokoli Brasica oleraceae cv. Brocolli 8.272,00 4 Kentang Solanum tuberosum 5.582.33 5 Pakcoy Brasica rapa cv. Pakchoy 4.947,00 6 Kolkubis Brasica oleraceae 4.413,30 7 Wortel Daucus Carota 4.395,33 8 Kubis bunga Brasica oleraceae cv. Cauliflower 4.327,00 sayuran terpilih sebagai objek penelitian Tiga urutan teratas sayuran unggulan dataran tinggi hasil perhitungan MPE adalah paprika, lettuce dan brokoli. Paprika Capsicum annuum memilika keunggulan dari segi budidaya, pemasaran dan keuntungan. Dari segi budidaya, bibit dan sarana produksi paprika mudah diperoleh, dan kualitas produk yang dihasilkan baik. Dari segi pemasaran, potensi pasar domestik dan ekspor paprika sangat bagus dan memberikan marjin keuntungan yang tinggi. Tetapi kualitas produk paprika yang tersedia susah untuk dikontrol karena paprika merupakan salah satu sayuran yang memerlukan perawatan khusus. Sayuran unggulan pada urutan kedua adalah lettuce Lactuca sativa L. Sayuran tersebut dipilih karena memberikan marjin keuntungan yang besar dan potensi pasar domestik maupun mancanegara yang menjanjikan. Tetapi kualitas dan ketersediaan lettuce masih menjadi masalah dalam pemenuhan permintaan pasar, terutama pasar mancanegara. Hal ini terjadi karena belum banyak petani yang mampu membudidayakan lettuce dengan baik. Sayuran unggulan pada urutan ketiga yaitu brokoli Brasica oleraceae cv. Brocolli. Sayuran ini tidak terlalu menonjol di salah satu kriteria tetapi baik di semua kriteria. Brokoli sudah banyak dibudidayakan oleh petani-petani dataran tinggi, keuntungan yang didapatkan pun cukup tinggi dan ketersediaannya di pasar sangat baik. Masing-masing sayuran memiliki daerah tanam, atau sentra produksi yang berbeda. Sentra produksi paprika berada di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Budidaya paprika di Pasir Langu telah dimulai sejak tahun 1994, dan pada saat ini luas Green house untuk budidaya paprika mencapai 24 Ha. Lettuce banyak dibudidayakan oleh petani di Garut, Jawa Barat. Lettuce merupakan salah satu sayuran eksklusif sehingga tidak semua petani mampu membudidayakannya dengan baik. Petani di daerah Garut membudidayakan lettuce atas binaan Saung Mirwan. Saung Mirwan memberikan sarana produksi, penyuluhan dan bimbingan budidaya, kemudian membeli hasil panen dari petani. Selain petani di Garut, lettuce jarang ditemui ditanam oleh petani lain dalam jumlah besar. Sedangkan brokoli banyak tumbuh di dataran tinggi Jawa Barat, baik di Lembang, Bogor maupun Garut. Salah satu sentra produksi brokoli berada di Bogor yaitu di daerah Cipanas. Penelitian ini memilih paprika sebagai komoditas yang dijadikan objek penelitian. Paprika adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan sedikit pedas dari suku terong-terongan Solanaceae. Buahnya berwarna hijau, kuning, merah, atau ungu sering digunakan sebagai campuran salad. Paprika berasal dari Amerika Selatan yang saat ini sudah tersebar luas dan dibudidayakan di hampir semua daerah tropika dan subtropika.

4.2. Analisis Kondisi Rantai Pasokan Paprika