Budidaya Paprika HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Budidaya Paprika di Desa Pasir Langu

Budidaya paprika membutuhkan modal yang relatif besar yaitu minimal 25 juta rupiah untuk menanam 1.000 pohon paprika. Sarana produksi paprika cukup mahal, mulai dari bibit, green house, pupuk dan pestisida.

a. Budidaya Paprika

Proses budidaya paprika hidroponik di Desa Pasir Langu, yaitu terdiri dari proses persiapan tanam, persemaian dan pembibitan, penanaman, penyiraman dan pemberian nutrisi, perawatan dan pemeliharaan serta panen dan pasca panen. Budidaya paprika ditunjukkan dalam Gambar 6. Gambar 6. Proses budidaya paprika

1. Persiapan Tanam

Lahan untuk penanaman paprika merupakan lahan datar yang dibuat bedengan-bedengan dengan ditutupi mulsa. Pembuatan bedengan dimaksudkan untuk menghindari pengaruh buruk lantai penanaman. Bedengan yang lebih tinggi akan memudahkan keluarnya kelebihan air sehingga tidak menggenangi lantai. Selain itu, kotoran atau bibit penyakit yang tertular lewat tanah tidak terkumpul atau Persiapan tanam Persemaian dan pembibitan Penanaman Pemberian nutrisi Perawatan pemeliharaan Panen dan pasca panen terbawa ke polybag tetapi mengumpul di selokan antar bedengan. Penutupan bedengan dengan mulsa bertujuan agar lahan bersih dari gulma. Bedengan umumnya dibuat dengan lebar 90-120 cm, tinggi 20-40 cm dengan jarak antar bedengan 80-100 cm, dan panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan. Polybag diletakkan di atas bedengan di dalam green house yang terbuat dari plastik ultraviolet UV untuk menjaga suhu dan kelembaban. Lahan harus bebas dari gulma, hama maupun bibit penyakit lainnya. Sebelum melakukan kegiatan penanaman, petani melakukan sterilisasi green house dengan menggunakan formalin yang dicampur dengan kapur yang bertujuan untuk memberantas gulma yang tumbuh

2. Persemaian dan Pembibitan

Kegiatan persemaian dan pembibitan dilakukan di green house tersendiri. Sebelum penyemaian dilakukan, sekam yang akan digunakan harus disemprot dengan air hangat. Benih direndam dengan air hangat terlebih dahulu. Setelah itu, benih diletakkan dalam media semai berupa tray plastik dengan menggunakan pinset. Setelah semua benih disemai dalam media, tray tersebut kemudian ditutup dengan menggunakan plastik mulsa hitam perak dan disusun dengan menggunakan rak persemaian. Suhu yang baik untuk persemaian adalah antara 25-30 C dan kelembabannya 70-85 persen. Pengontrolan dilakukan setiap saat untuk menjaga kelembaban media semai dengan menyemprotkan air bila media semai tersebut mulai kering. Benih yang disemai mulai berkecambah dalam waktu sembilan hari dan kemudian kecambah tersebut dipindahkan ke dalam polybag untuk disimpan dalam green house pembibitan. Kegiatan pembibitan berlangsung selama 28-30 hari, dimana bibit paprika yang sehat akan memiliki daun sekitar lima helai. Bibit ini siap untuk dipindahkan ke green house penanaman.

3. Penanaman

Bibit paprika yang sudah siap tanam akan ditanam pada polybag besar yang sudah diisi arang sekam. Masing-masing polybag dibasahi air tanpa diberi air nutrisi. Air nutrisi dapat diberikan bila umur tanaman di green house penanaman kurang lebih tiga hari. Pada masing-masing media dibuat lubang tanaman sesuai ukuran bibit. Bibit tanaman dilepaskan dari polybag semai bersama dengan medianya. Bibit tersebut ditanam dalam polybag tanam. Satu polybag tanam berisi satu tanaman dengan jarak antar tanaman 30 X 30 cm atau 25 X 25 cm.

4. Penyiraman dan Pemberian Nutrisi

Penyiraman dan pemberian nutrisi pada budidaya paprika dengan sistem hidroponik merupakan kegiatan yang penting, karena di dalam media tanam arang sekam tidak terdapat media penunjang air dan unsur hara seperti pada media tanah. Nutrisi dilarutkan dalam air pada bak penampungan yang berkapasitas 1.000-3.000 liter, kemudian diberikan secara manual setiap hari yaitu disiramkan ke tanaman menggunakan selang air. Volume dan frekuensi pemberian nutrisi disesuaikan dengan kondisi cuaca dan umur tanaman. Apabila kondisi cuaca normal 22-27 C pemberian nutrisi dilakukan tiga kali sehari, jika cuaca sangat panas 28-35 C pemberian nutrisi mencapai empat kali, sedangkan jika cuaca mendung 18-22 C pemberian nutrisi cukup dua kali sehari.

5. Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan tanaman akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perawatan dan pemeliharan tanaman adalah pengajiran dan pelilitan, pembentukan dan pemilihan batang produksi, pewiwilan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengajiran dilakukan pada usia tanaman mencapai 1-2 minggu setelah tanam. Ajir yang digunakan dari tali rami atau benang kasur yang dililitkan pada batang tanaman dan bagian atasnya diikatkan pada kawat-kawat yang melintang pada bagian atas green house . Pemberian ajir ini harus hati-hati agar tidak merusak tanaman tapi tetap dapat menopang tanaman dengan kuat. Tanaman paprika akan terus tumbuh tinggi mengikuti ajir. Agar tali ajir tetap melekat pada batang tanaman, maka setiap dua hari dilakukan pemutaran atau pelilitan tali pada cabang utama. Tiga minggu setelah penanaman, pada batang utama muncul tiga sampai empat cabang. Batang tersebut tidak dibiarkan tumbuh semuanya tetapi hanya dipilih 2-3 cabang utama yang dipelihara. Cabang yang dipilih adalah cabang yang kuat dan membentuk sudut paling lebar. Cabang yang tidak diinginkan dipotong di titik percabangannya. Hal ini dimaksudkan agar luka pada titik percabangan tersebut seolah-olah terjadi secara alami dan diharapkan akan pulih kembali. Pewiwilan dilakukan terhadap tunas air, cabang yang rusak, bunga yang terkena hama dan penyakit, maupun buah yang kurang bagus. Pewiwilan menghasilkan buah yang terseleksi dan berkualitas baik, karena tanaman tidak harus membagi nutrisinya pada bagian tubuh yang jelek tersebut. Kegiatan pewiwilan dilakukan setiap dua hari sekali. Tanaman paprika merupakan tanaman yang sensitif terhadap hama dan penyakit. Hama dan penyakit akan sangat berpengaruh pada umur tanaman paprika dan kualitas buah yang dihasilkan. Hama yang paling sering menyerang diantaranya hama thrips, kutu daun, ulat penggorok daun, dan virus layu daun. Pengendalian hama dan penyakit terdiri dari pengendalian secara kimia melalui penggunaan pestisida, dan pengendalian secara mekanik dengan membuang dan menjebak hama dengan kertas penjebak berwarna kuning, hijau dan biru.

6. Panen dan Pasca Panen

Setelah 60 hari sejak masa tanam, paprika hijau sudah dapat dipanen. Sedangkan untuk menghasilkan paprika berwarna merah atau kuning dapat dipanen jika tanaman telah berumur 85-90 hari. Paprika yang siap panen ditandai dengan warna buah yang merata dan mengkilap, serta daging buah yang keras dan tebal. Paprika dipanen secara manual, dengan menggunakan tangan atau pisau. Hasil panen biasanya dimasukkan ke dalam plastik bening dengan kapasitas 18-20 kg. Petani yang merupakan anggota Koperasi Mitra Sukamaju akan menjual seluruh hasil panennya kepada koperasi. Proses sortasi, grading , penimbangan, pencatatan dan pengemasan dilakukan oleh koperasi sesuai dengan pesanan dan tujuan penjualan. Sedangkan untuk petani non anggota koperasi, hal tersebut dilakukan sendiri, atau di tempat bandar besar.

b. Sarana Produksi