Tidak semua kriteria pemilihan mitra digunakan sebagai pertimbangan untuk menjalin kerjasama. Sebagian besar hanya memenuhi
satu atau dua kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan mitra belum menguntungkan semua pihak, seperti beberapa kasus
penipuan yang dihadapi koperasi atau tunggakan pembayaran yang dihadapi para bandar. Menurut ketua Koperasi Mitra Sukamaju hal ini
tetap dijalankan karena jika terlalu ketat dalam pemilihan mitra maka semakin susah untuk menjalin kerjasama karena sedikit yang memenuhi
kriteria tersebut. Kriteria yang dipakai dalam pemilihan petani adalah petani yang
mampu memproduksi paprika sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan sanggup memasok secara kontinu. Sedangkan untuk pemilihan agen dan
ritel, kriteria yang dipakai adalah memiliki reputasi yang baik.
3. Kesepakatan Kontraktual
Sampai saat ini belum ada kesepakatan kontraktual tertulis yang dibuat di dalam rantai pasokan paprika di Desa Pasir Langu. Kesepakatan
yang terjadi biasanya berupa kesepakatan jual beli yang didasarkan atas dasar kepercayaan. Sebenarnya kesepakatan kontraktual tertulis pernah
diterapkan oleh beberapa perusahaan seperti Saung Mirwan, PT. Momenta dan PT. Alamanda. Kesepakatan yang diatur mengenai kualitas produksi,
volume produksi, harga, waktu pengiriman, dan produk yang ditolak. Tetapi pada kenyataannya, kesepakatan kontraktual tersebut tidak berjalan
sebagaimana mestinya, hanya bagian-bagian tertentu saja yang dipatuhi seperti harga dan kualitas produk. Menurut kepala Saung Mirwan cabang
Lembang, hal ini terjadi karena dalam budidaya pertanian banyak hal-hal yang di luar prediksi. Jika perusahaan terlalu mengekang dengan kontrak
yang dibuat, maka produsen dapat lari ke perusahaan lain, mengingat produsen paprika masih sedikit sedangkan permintaannya cukup tinggi.
Sebenarnya kesepakatan kontraktual dibuat untuk melindungi semua pihak dalam anggota rantai pasokan. Adanya kesepakatan
kontraktual yang dibuat antar anggota rantai pasok menandakan bahwa terdapat keterbatasan pada masing-masing anggota rantai tersebut. Tujuan
dibuatnya kesepakatan tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama agar kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan saling menutupi
keterbatasan masing-masing. Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat untuk tujuan kerjasama jangka panjang. Dengan terbangunnya kerjasama
atau kemitraan, diharapkan semua anggota rantai pasokan dapat mengoptimalisasikan penggunaan sumberdayanya untuk mencapai
keuntungan yang maksimal dan meminimumkan risiko yang mungkin terjadi.
4. Sistem Transaksi
Sistem transaksi yang diterapkan pada rantai pasokan paprika beragam, tergantung pada pelaku transaksi tersebut. Sistem cash and carry
digunakan petani yang menjual hasil panennya kepada bandar paprika, yaitu bandar akan membayar langsung paprika sesuai dengan harga yang
telah ditetapkan. Sedangkan petani yang menjual hasil panennya kepada koperasi, maka pembayaran dilakukan setiap sepuluh hari sekali, dengan
harga rata-rata yang telah ditetapkan oleh koperasi. Transaksi pembayaran antara koperasi dan bandar dengan
packaging house pemasok supermarket, hotel dan restauran dilakukan
setelah satu kali kirim, tetapi untuk pelanggan baru biasanya dilakukan pembayaran langsung saat barang dikirim. Pengiriman dilakukan sesuai
pesanan, yang biasanya dilakukan tiga kali dalam seminggu. Lain halnya dengan transaksi yang terjadi antara koperasi dan bandar dengan eksportir.
Pihak eksportir biasanya akan membayar setiap akhir bulan, pada minggu keempat.
Pemesanan paprika biasanya dilakukan dengan telepon bagi pelanggan yang sudah lama bekerja sama. Sedangkan pembeli baru,
biasanya pembeli mendatangi koperasi atau bandar untuk memesan dan langsung membayar saat itu juga. Untuk eksportir, biasanya perusahaan
yang bersangkutan menempatkan satu orang yang bertugas mengurus pemesanan dan pengawasan kualitas barang yang dikirim.
5. Dukungan Kebijakan Pemerintah